Kasus Remaja Bunuh Anak, Literasi Internet Sangat Mendesak

Pelaku terbuai iklan jual-beli organ di dunia maya

Makassar, IDN Times - Dosen psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) Basti Tetteng menyebut kasus dua remaja yang menculik dan membunuh seorang anak baru-baru ini harus jadi perhatian serius. Sebab kasus seperti itu disebut fenomena baru.

"Ini kasus langka, ada pelaku penculikan disertai pembunuhan dengan bermaksud mengambil dan mau menjual organ tubuh korban," kata Basti dalam keterangannya kepada IDN Times, Kamis (12/1/2023).

M Fadli Sadewa, bocah berusia 11 tahun, dilaporkan hilang setelah dijemput orang tak dikenal di Jalan Batua Raya, Panakkukang, Kota Makassar, pada Minggu (8/1/2023). Dua hari berselang, mayatnya ditemukan di sekitar Waduk Nipa-nipa, Moncongloe, Kabupaten Maros.

Belakangan polisi menangkap dua remaja, AD dan AF, sebagai pelaku penculikan dan pembunuhan Dewa. Kepada polisi, pelaku mengaku nekat membunuh tergiur iklan jual-beli organ tubuh yang dia dapatkan di internet.

Baca Juga: Wali Kota Makassar Percepat Pemasangan CCTV di Lingkungan Warga

1. Literasi internet sangat mendesak

Kasus Remaja Bunuh Anak, Literasi Internet Sangat MendesakRekaman CCTV saat Dewa, korban penculikan dan pembunuhan, dijemput di depan sebuah minimarket di Makassar, Minggu petang (8/1/2023). (Dok. IDN Times/Istimewa)

Menurut Basti, kasus pembunuhan itu perlu jadi perhatian bagi semua orang. Terutama bagi orang tua yang masih punya kontrol t

erhadap anak. Yang paling penting adalah menanamkan literasi internet secara positif.

"Literasi internet sudah sangat mendesak dilakukan secara intensif dan massif bagi remaja. Khususnya berkaitan soal konten ancaman pidana bagi penjual ilegal organ tubuh maupun ancaman pidana bagi kejahatan lainnya," katanya.

Basti melanjutkan, kasus pembunuhan itu terjadi, antara lain karena kurangnya pengawasan orang tua terhadap penggunaan internet pada remaja maupun anak. Tidak ada filter atau pembatasan terhadap konten yang bisa mereka serap.

"Tentu hal ini sangat memprihatinkan dan patut menjadi perhatian kita semua. Ini kan pelaku tergiur dengan harga organ tubuh  yang relatif tinggi di internet, lalu mereka tega membunuh anak," ungkapnya.

2. Remaja galau perlu pembinaan mental psikologis

Kasus Remaja Bunuh Anak, Literasi Internet Sangat MendesakAf (17), salah satu tersangka penculikan dan pembunuhan anak umur 11 tahun saat diperiksa tim P2TP2A Makassar di Polrestabes Makassar. (Dahrul Amri/IDN Times Sulsel)

Basti melanjutkan, literasi digital juga perlu dibarengi pembinaan mental. Terutama bagi remaja yang mengalami masalah psikologis, seperti stres, galau, atau gelisah.

"(Mungkin) karena faktor ketiadaan atau kemiskinan. Karena kan kebanyakan pelaku kejahatan seperti penjualan organ tubuh secara ilegal dilakukan oleh mereka yang tidak mampu secara ekonomi," kata Basti.

3. Pelaku terjebak konten internet negatif

Kasus Remaja Bunuh Anak, Literasi Internet Sangat MendesakKapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto (kiri). (Dok. Polrestabes Makassar)

Sebelumnya Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto mengatakan penculikan dan pembunuhan bocah Dewa dipicu konsumsi konten internet negatif. Kaporestabes menegaskan bahwa dua pelaku tidak punya serta tidak terlibat jaringan penjualan organ tubuh manusia.

Menurut Budhi, kejadian itu juga dipicu latar belakang ekonomi. Dua pelaku yang masih remaja disebut ingin membuktikan kepada orang tuanya bisa mencari uang. "Makanya dilakukan perbuatan tersebut. Perkara ini bukan jaringan penjualan organ tubuh, melainkan karena mengkonsumsi konten internet negatif, sehingga dipraktikkan," ucap Budhi pada konferensi pers, Selasa (10/1/2023).

Indikasi dua pelaku tidak terkait jaringan penjualan organ tubuh adalah mereka tidak tahu mayat korban diapakan. Mereka juga tidak tahu siapa yang bisa membeli, meski korbannya sudah tewas.

"Makanya sempat kebingungan ketika korban sudah meninggal, mau diapai ini. Makanya dibuang," kata Kapolrestabes.

Baca Juga: 7 Fakta Kasus Penculikan dan Pembunuhan Anak di Makassar

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya