Digadang Jadi Solusi Cegah Banjir, Apa Kabar Bendungan Jenelata Gowa?

"Butuh anggaran cukup besar itu senilai Rp 1,7 triliun."

Makassar, IDN Times - Cuaca ekstrem yang sempat melanda wilayah Sulawesi Selatan baru-baru ini memicu terjadinya banjir yang akhirnya menggenangi 6 kabupaten/kota. Bahkan banjir tersebut mengakibatkan 2 orang meninggal dunia.

Awal Januari 2019 lalu, banjir juga sempat merendam sebagian wilayah Kabupaten Gowa dan Kota Makassar. Banjir tersebut terjadi akibat meluapnya Sungai Jeneberang setelah pintu air Bendungan Bilibili dibuka karena melewati batas elevasi normal.

Tak lama setelahnya, pemerintah pun segera berencana membangun bendungan baru yakni Bendungan Jenelata di Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa.

Meskipun tujuan utama pembangunannya untuk menjaga ketahanan pangan karena diperkirakan akan mengairi 22 ribu hektare sawah, tetapi pembangunan bendungan ini juga dinilai sebagai salah satu upaya untuk mencegah banjir.

1. Proyek pembangunan Bendungan Jenelata di Gowa akan dimulai tahun ini

Digadang Jadi Solusi Cegah Banjir, Apa Kabar Bendungan Jenelata Gowa?Kondisi Sungai Jeneberang di Kabupaten Gowa pada awal 2019 lalu. IDN Times / Aan Pranata

Dalam upaya mengatasi masalah banjir di wilayah Gowa, Makassar dan sekitarnya, pemerintah berencana mempercepat pembangunan Bendungan Jenelata. Rencananya, bendungan ini akan mulai dibangun setelah proses tender pada triwulan kedua nanti. 

Kepala Satker Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Alexander Nandar, mengatakan pihaknya telah melakukan konsultasi bersama dengan konsultan untuk membahas mengenai dokumen tender.

"Kami harapkan tender dilaksanakan pada triwulan kedua tahun ini," kata Nandar kepada IDN Times di Makassar, Kamis (16/1).

2. Diklaim mampu mereduksi dampak banjir di DAS Jeneberang

Digadang Jadi Solusi Cegah Banjir, Apa Kabar Bendungan Jenelata Gowa?Aliran air Sungai Jeneberang pada awal 2019. IDN Times / Aan Pranata

Diklaim bisa mengurangi dampak banjir, Bendungan Jenelata akan difungsikan juga agar mampu menampung debit air dalam jumlah besar. Bendungan ini nantinya akan mempunyai volume tampungan maksimal 246 juta meter kubik.

Menurut data BBWSPJ, jika bendungan ini rampung maka potensi banjir Sungai Jenelata yang sebelumnya 1.800 meter kubik, akan turun hingga 750 meter kubik (m3) di sekitar DAS Jeneberang.

"Manfaat utama Bendungan Jenelata memang untuk pengendalian banjir, tetapi bukan berarti banjir tidak ada sama sekali. Ini hanya mereduksi atau mengurangi banjir," kata Nandar.

Bendungan Jenelata diperkirakan memiliki luas lahan kurang lebih 1.702,81 hektare yang terdiri dari kebutuhan luas lahan untuk konstruksi kurang lebih 70,83 hektare, dan luas lahan untuk quarry/akses 199,80 hektare.

Selanjutnya, luas untuk fasilitas umum 2,23 hektare, kebutuhan lahan untuk genangan 1.220,60 hektare dan kebutuhan lahan untuk greenbelt 209,35 hektare.

Baca Juga: Usai Banjir di Gowa, Pembangunan Bendungan Jenelata Dipercepat

3. Gubernur mendukung percepatan pembangunan Bendungan Jenelata

Digadang Jadi Solusi Cegah Banjir, Apa Kabar Bendungan Jenelata Gowa?Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. (IDN Times/Asrhawi Muin)

Sebelumnya, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyatakan Bendungan Jenelata akan menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengendalikan banjir di DAS Jeneberang.

Nurdin menyebut, DAS Jeneberang telah berstatus kritis karena masifnya alih fungsi lahan di kawasan tersebut. Hal ini dinilainya berpotensi mengancam keselamatan warga karena sungai sewaktu-waktu bisa meluap jika cuaca ekstrem.

"Makanya Jenelata ini akan kita bangun cepat. Butuh anggaran cukup besar itu senilai Rp 1,7 triliun. Kalau Jenelata selesai baru kita punya rasa aman bagi kita yang berada di kota," ujar Nurdin.

Baca Juga: Sempat Mangkrak, Bendungan Pamukkulu di Sulsel Mulai Dikerjakan 2020

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya