Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Abrasi Parah di Galesong Takalar, 19 Rumah Terancam Hilang

Ilustrasi. Warga memanfaatkan karung pasir untuk menahan air laut di Pantai Galesong Takalar, Selasa (7/1). Humas Pemprov Sulsel

Makassar, IDN Times - Ancaman abrasi di Pantai Galesong, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar kian mengkhawatirkan. Bahkan, abrasi telah menyentuh rumah-rumah masyarakat yang bermukim di pesisir pantai.

Menurut data dari pemerintah setempat, setidaknya ada 19 rumah yang terancam hilang akibat abrasi. Selain itu, abrasi juga mengancam daerah tepi pantai tahun ini sepanjang 74 kilometer. 

Abrasi terjadi diduga sebagai dampak dari penyedotan pasir laut untuk reklamasi di sekitar Pantai Losari. Untuk mengatasi abrasi, selama ini masyarakat setempat hanya mengandalkan karung berisi pasir untuk menahan gelombang ombak.

1. Gubernur janji akan atasi masalah abrasi di Pantai Galesong

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. (IDN Times/Asrhawi Muin)

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah berkunjung ke lokasi abrasi di Galesong pada Selasa (7/1). Gubernur berjanji akan segera menuntaskan masalah abrasi. Saat ini, kata dia, yang diperlukan adalah kerja sama dengan pemerintah daerah maupun pusat.

"Sebentar lagi saya tinggal tunggu datanya semua kerusakan rumah yang diambil ombak. Kita punya anggaran tanggap darurat. Saya akan serahkan ke Pak Bupati nanti beliau yang mendata semua. Jadi masyarakat tidak usah risau kehilangan rumah," kata Nurdin.

2. Bronjong akan jadi solusi sementara

www.123rf.com

Meski belum ada solusi tepat, namun pemerintah memberikan solusi sementara yakni dengan memanfaatkan bronjong atau anyaman kawat baja yang dilapisi dengan seng berbentuk kotak.

Bronjong ini nantinya akan digunakan untuk menahan air laut agar tidak terus-menerus mengikis daratan. Caranya yaitu mengisinya dengan batu lalu dipasang pada tebing-tebing dan tepian pantai.

"Tadi tokoh-tokoh masyarakat di sini minta bronjong. Ada bronjong kita bisa adakan. Nanti pemda yang isinya," katanya.

3. Stok bronjong masih sangat terbatas

Dok. IDN Times

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Supardji mengatakan, pihaknya justru tidak bisa memberikan bronjong sesuai kebutuhan lantaran stok sangat terbatas. BBWSPJ sendiri mendapatkan tugas untuk menyediakan bronjong. 

"Kami tidak bisa memberi sesuai kebutuhan, karena stok kami sangat terbatas. Kami mengusul ke pusat belum ada jawaban," kata Supardji.

Berdasarkan pantauan yang dilakukan di lapangan, Supardji menjelaskan abrasi yang terjadi diakibatkan angin barat dengan gelombang yang cukup tinggi. Maka dari itu, penanganan darurat harus segera dilakukan. 

"Secara total kami menganggarkan Rp14 miliar untuk mengatasi abrasi di Sulsel. Itu masuk program TA 2020 yang sedang tender. Namun belum bisa mengatasi seluruhnya, karena keuangan terbatas," kata Supardji.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
Asrhawi Muin
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us