Tenaga Honorer Kesehatan di Daerah Rentan Butuh Perhatian Serius
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Tenaga honorer kesehatan yang mengabdikan diri di daerah rentan seperti pulau-pulau kecil sangat membutuhkan perhatian serius pemerintah. Tak terkecuali di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan.
Beberapa waktu lalu, seorang bidan bernama Dewi Yanti viral di media sosial lantaran perjuangannya mengantar pasien dari sebuah pulau dengan menumpangi perahu cepat menuju rumah sakit. Dia rela menerjang ombak di tengah cuaca buruk karena badai. Wilayah Kabupaten Pangkep memang memiliki banyak pulau kecil.
Dewi Yanti merupakan bidan di Puskesmas Tupabbiring di Pulau Balang Lompo, Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia bertugas sebagai honorer tenaga kesehatan di Puskesmas Liukang Tubbaring sejak 2011. Selama 13 tahun mengabdi, Dewi mengaku belum diberi kesempatan terangkat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca Juga: Viral Aksi Heroik Bidan di Sulsel Terjang Ombak dan Badai Antar Pasien
1. Belum ada insentif untuk tenaga honorer kesehatan di daerah rentan
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep, Herlina, mengakui bahwa hingga saat ini belum ada perhatian khusus untuk tenaga honorer kesehatan seperti Dewi Yanti. Herlina mengaku pihaknya juga tidak tinggal diam hanya saja memang belum ada titik terang.
Persoalan anggaran menjadi alasan Dewi Yanti dan tenaga honorer kesehatan lainnya belum bisa bernapas lega. Anggaran pemerintah daerah dinilai tidak cukup untuk insentif tenaga honorer kesehatan itu.
"Belum ada, saya pernah mengajukan ke pemda agar ada insentif khusus untuk nakes daerah kepulauan terutama daerah yang jauh seperti di pendidikan, rupanya pemda terkendala pada kemampuan keuangan daerah dan guru daerah terpencil rupanya mendapatkan insentif melalui APBN," kata Herlina kepada IDN Times, Sabtu (11/5/2024).
2. Dinkes akan bahas bersama pemda
Herlina mengaku pihaknya juga ingin memperjuangkan tenaga honorer kesehatan ini ke pemerintah pusat. Namun sepertinya belum ada kabar baik mengenai hal itu. Meski begitu, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep akan terus memperjuangkan baik kepada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
"Di Kemenkes sepertinya tidak ada karena tidak ada tawaran dari sana. Tapi kami akan bahas kembali dengan pemda semoga akan mendapatkan perhatian khusus," kata Herlina.
3. Berharap perhatian pemerintah
Sebelumnya, Dewi juga berharap pemerintah dapat memberi perhatian atas pengabdian dirinya bersama tenaga kesehatan lain di wilayah-wilayah yang rentan. Apalagi, tidak banyak tenaga kesehatan yang bersedia menjalani pelayanan kesehatan dengan tantangan yang sedemikan besarnya. Ditambah, Dewi dan rekan-rekannya harus melayani sekitar 2 ribu keluarga di Pulau Balang Lompo.
"Untuk kami yang honorer 13 tahun sudah mengabdi ini bisa diperhatikan sama pemerintah," kata Dewi.
Baca Juga: Nakes Jalan Kaki Menuju Lokasi Banjir dan Longsor di Latimojong Luwu