Sulsel Genjot Lagi Imunisasi Rutin di Masa Pandemik

Imunisasi rutin sempat terkesan terabaikan selama pandemik

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan kembali menggencarkan imunisasi rutin di masa pandemik COVID-19. Pasalnya, selama ini imunisasi rutin sempat terabaikan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Kesehatan Sulsel, Bachtiar Baso, usai menghadiri pertemuan media briefing terkait imunisasi rutin termasuk BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada masa pandemik COVID-19 yang berlangsung di Hotel Swiss Bell Makassar, Kamis (7/10/2021).

"Sekarang kan kita gencar dengan imunisasi vaksinasi tapi imunisasi yang kita maksud di pertemuan ini adalah lebih pada imunisasi rutin yang dulu sering kita lakukan sebelum pandemik. Jadi sekarang karena pandemik ini, kelihatannya imunisasi ini cenderung terabaikan," kata Bachtiar kepada wartawan.

Baca Juga: Gas Terus! Vaksinasi COVID-19 di RI Tembus 2 Juta Dosis Sehari

1. Masyarakat sempat takut mengakses layanan kesehatan

Sulsel Genjot Lagi Imunisasi Rutin di Masa PandemikIlustrasi Puskesmas di tengah pandemik COVID-19. IDN Times/Asrhawi Muin

Bachtiar menjelaskan imunisasi rutin menjadi terabaikan karena masyarakat maupun pemerintah cenderung lebih fokus pada COVID-19. Masyarakat enggan mendatangi pusat layanan kesehatan meskipun untuk memenuhi imunisasi rutin bagi anak.

"Pelayanan di Puskesmas kan orang takut datang. Jadi masyarakat juga takut bawa anaknya ke sarana kesehatan karena persoalan COVID-19 itu," katanya.

Dinkes pun memanfaatkan melandainya kasus COVID-19 untuk menggencarkan kembali imunisasi rutin. Apalagi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) kini berada di level 2. 

"Kita aktifkan kembali. Jadi mereka juga sudah berani kembali datang, kami juga sudah harus lebih terbuka untuk kembali mengaktifkan program imunisasi rutin," kata Bachtiar.

2. Imunisasi penting mencegah stunting

Sulsel Genjot Lagi Imunisasi Rutin di Masa PandemikImunisasi bayi di tengah pandemik COVID-19 (ANTARA FOTO/Fauzan)

Bachtiar menekankan pentingnya imunisasi bagi anak-anak umur 0-2 tahun sebab mereka adalah generasi penerus bangsa. Jika imunisasinya terabaikan, maka akan berbahaya bagi pertumbuhan anak. 

Stunting adalah ancaman bagi anak-anak jika imunisasi rutin mereka tidak lengkap. Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan tinggi badan anak seusianya. Stunting juga sering disebut sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak akibat tidak cukupnya gizi.

"Tapi kalau dua tahun ke depan, 0-2 tahun aman, imunisasinya aman, gizinya aman, kondisinya aman, jauh dari stunting," kata Bachtiar.

3. Stunting masih memprihatinkan di Sulsel

Sulsel Genjot Lagi Imunisasi Rutin di Masa PandemikUpaya pencegahan stunting. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Di Sulsel, stunting masih menjadi masalah yang harus ditangani. Bachtiar menyebutkan angka stunting di wilayahnya itu masih berada pada angka 30,6 persen. 

"Masih memprihatinkan. Masih rendah karena ada kan kita level hijau, kuning, merah, hitam. Kita masih main di level merah sehingga kondisi ini yang melawan stunting salah satunya imunisasi," kata Bachtiar.

Dia menyebutkan ada banyak faktor penyebab stunting pada anak. Di antaranya adalah ketidakpahaman orang tua pada pentingnya pola makan anak. Terkadang orang tua hanya memberikan makanan untuk anak supaya kenyang padahal makanan bergizi sangat penting.

"Itu yang harus kita lakukan pemahaman kepada masyarakat. Jangan karbohidrat semua. Nasi banyak, sayur kurang padahal porsinya nasi tidak terlalu banyak sayuran yang banyak, telur yang harus ada supaya seimbang," kata Bactiar.

Baca Juga: Tes PCR Penumpang Pesawat di Sulsel Bisa Diganti Antigen

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya