Skenario New Normal di Sekolah, Masuk Bergilir dan Belajar 4 Jam

Sekolah dituntut disiplin jika harus terapkan new normal

Makassar, IDN Times -

Pemerintah Kota Makassar tengah mempersiapkan skenario new normal atau normal baru di lingkungan sekolah. Jika diberlakukan, maka proses belajar mengajar di sekolah wajib menrapkan protokol kesehatan sesuai Peraturan Wali Kota Nomor 31 Tahun 2020.

Tapi belum dipastikan kapan sekolah di Makassar kembali dibuka, sebab keputusannya tergantung pemerintah pusat.

"Kalau soal sekolah itu keputusan pemerintah pusat. Kita tentu tidak mungkin buka sekolah di Makassar. Jadi berdasarkan kebijakan nasional," ujar Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Abdul Rahman Bando saat dihubungi IDN Times, Jumat (29/5).

Baca Juga: Makassar Tunggu Kebijakan Pemerintah Pusat soal New Normal di Sekolah 

1. Bangku diberi jarak atau para siswa masuk kelas secara bergilir

Skenario New Normal di Sekolah, Masuk Bergilir dan Belajar 4 Jam(Ilustrasi aktivitas di sekolah) IDN Times/Feny Maulia Agustin

Meski begitu, Dinas Pendidikan mulai menyiapkan skenario untuk menerapkan new normal di sekolah. Rahman mengatakan, pihaknya terus berkonsolidasi dengan sekolah-sekolah untuk memastikan kesiapan menerapkan protokol kesehatan sesuai perwali.

"Bukan hanya Dinas Pendidikan saja yang harus siap, tapi kesiapan daripada anak-anak sekolah itu dan kesiapan sekolah. Kita sudah ada Perwali Nomor 31 Tahun 2020, itu yang mau kita pedomani, antara lain misalnya sekolah disiapkan tempat cuci tangan lengkap dengan sabun atau hand sanitizer," ucapnya.

Menurut hasil rapat koordinasi Dinas Pendidikan, sekolah wajib menyediakan tempat cuci tangan dengan menggunakan sabun di setiap depan kelas dan menyediakan hand sanitizer di dalam kelas. Setiap sekolah juga wajib menyediakan thermal scanner dan wajib melakukan pembersihan lantai, pegangan tangga, dan fasilitas sekolah lainnya.

Bangku para siswa juga akan diatur berjarak untuk menghindari kontak langsung. Namun hal ini disesuaikan dengan kondisi ruangan kelas yang ada, apakah muat jika diatur berjarak atau tidak. Selain itu, siswa akan masuk sekolah secara bergantian dan proses belajar mengajar hanya diadakan selama 4,5 jam yakni dari pukul 08.00 hingga 12.30. 

"Nanti dilihat kalau misalnya jaraknya sudah memungkinkan sesuai dengan standar protokol kesehatan, bisa masuk semua. Tapi kalau tidak bisa dengan jarak yang sesuai protokol kesehatan maka pasti dibuat shift," katanya.

2. New normal di sekolah harus dilakukan secara disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan

Skenario New Normal di Sekolah, Masuk Bergilir dan Belajar 4 Jam(Guru memasang pembatas di meja siswa di sekolah di Korsel) Kantor berita Yonhap

Menurut praktisi pendidikan Amran Hapsan, rencana pembukaan kembali sekolah untuk proses belajar mengajar boleh-boleh saja. Asalkan dalam pelaksanaannya tetap mengikuti standar protokol kesehatan yang ada dan instruksi dari pemerintah setempat.

"Selain itu, sekolah juga harus siap memfasilitasi semua komponen yang terlibat. Menyediakan hand sanitizer, kemudian pemeriksaan kesehatan secara rutin, membatasi pergerakan di lingkungan sekolah yang tidak terlalu penting. Saya kira kalau ini dilakukan secara disiplin, Insya Allah kita bisa lewati dengan baik," katanya.

Dia mengatkan, jika pemerintah ingin menjalankan new normal di sekolah maka harus dibarengi dengan kedisiplinan semua komponen pendidikan, di mana baik pemerintah maupun pihak sekolah harus saling beerkoordinasi. Selain itu, dibutuhkan pula peran orang tua. 

"Orang tua mesti cek kondisi anaknya sebelum berangkat ke sekolah. Kalau misalnya panas, flu, lebih baik langsung diperiksakan ke dokter. Begitu pun dengan guru di sekolah," kata Amran.

Dia mengatakan, meskipun jadwal belajar di sekolah diundur, tetap tidak ada jaminan bahwa virus corona akan hilang. Dengan demikian, hal terpenting saat ini adalah mencari solusi yang tepat termasuk soal teknis pemebelajarannya nanti.

"Teknis pembelajarannya harus dikonsep secara matang supaya sistem pembelajarannya tetap sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Meskipun sekarang kondisinya kurang bagus, tapi kita harus berjuang untuk hadapi kenyataan," kata Amran lagi.

3. Orangtua siswa tidak setuju jika sekolah kembali dibuka

Skenario New Normal di Sekolah, Masuk Bergilir dan Belajar 4 JamIlustrasi sekolah di Indonesia (T Amir Hamzah Indra Pura)

Di sisi lain, rencana untuk mengembalikan aktivitas belajar mengajar di sekolah rupanya ditanggapi negatif oleh sejumlah orangtua siswa. Sebagian orang tua tidak ingin jika anaknya bersekolah sementara di luar sana penyebaran COVID-19 masih terjadi. 

Salah satu orangtua siswa di Makassar, Herlina, mengaku keberatan jika sekolah juga akan menerapkan new normal. Dia merasa enggan jika anaknya yang masih duduk di bangku SD harus berangkat ke sekolah di tengah kondisi pandemik COVID-19 yang belum surut.

"Saya tidak mau kasih pergi sekolah anak saya kalau kondisi masih begini. Belum tentu juga sekolah menerapkan protokol kesehatan," kata Lina.

Senada dengan itu, Rahmawati yang memiliki anak di bangku SMA juga tidak setuju jika sekolah kembali dibuka di situasi di mana kasus penyebaran COVID-19 masih terus terjadi. Menurutnya semua akan sia-sia jika sekolah kembali dibuka.

"Masa kita social distancing di rumah selama dua bulan, anak-anak belajar di rumah dua bulan untuk hindari corona tapi harus kembali lagi bersekolah. Kan percuma juga kita tinggal di rumah lalu akhirnya keluar lagi meskipun corona belum reda," kata Rahmawati.

Baca Juga: Kata Warga Makassar Tentang New Normal: Saya Tidak Mengerti Maksudnya!

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya