Pencairan Insentif Nakes Sulsel Tunggu Hasil Verifikasi APIP
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan belum membayarkan sebagian insentif bagi tenaga kesehatan yang bertugas untuk penanganan COVID-19. Pemprov masih menunggu hasil verifikasi Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP).
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Sulsel, Muhammad Rasyid, mengatakan verifikasi APIP sangat penting untuk mencegah adanya kesalahan dalam pembayaran.
"Masih dalam proses. Harus diverifikasi dulu oleh APIP," kata Rasyid, Minggu, 18 Juli 2021.
Baca Juga: Staf Sri Mulyani Beberkan Kendala Pencairan Insentif Nakes di Daerah
1. Pemprov siapkan Rp79 miliar untuk penanganan COVID-19
Rasyid menjelaskan, pihaknya sudah membayarkan anggaran Rp79 miliar lebih, untuk penanganan COVID-19. Khusus untuk insentif nakes, BPKAD akan membayarkannya jika telah diverifikasi.
"Kita tunggu dulu hasilnya, setelah semua clear, akan langsung dibayarkan. Jadi, bukan tidak mau dibayar. Tapi ada prosesnya. Kita tunggu saja," katanya.
2. Insentif yang diajukan mencapai Rp8 miliar
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Ichsan Mustari, menjelaskan, pembayaran insentif nakes yang sudah diajukan pihak rumah sakit untuk tahun ini mencapai Rp8 miliar lebih. Pembayaran itu antara lain, RSUD Sayang Rakyat, RSKD Dadi, RSUD Haji, dan RSUD Labuang Baji.
"Untuk tahun 2021, menunggu hasil verifikasi dari tim verifikator fasilitas pelayanan kesehatan yang bersangkutan, dan verifikator Dinas Kesehatan, untuk kami ajukan ke Inspektorat Daerah untuk direview, dan ke BKAD untuk proses selanjutnya," kata Ichsan.
3. Hasil review insentif nakes rampung hari ini
Kepala Inspektorat Sulsel, Sulkaf S Latif, mengungkapkan, hasil review insentif nakes sudah bisa dirampungkan hari ini, Senin, 19 Juli 2021. Hanya tinggal RSUD Labuang Baji saja yang belum belum lengkap.
"Tinggal Labuang Baji yang belum lengkap data pendukungnya. Insyaallah besok bisa rampung hasil review-nya," kata Sulkaf.
Baca Juga: Epidemiolog: Lonjakan Kasus COVID-19 di Sulsel Imbas Varian Delta