Pangan Rawan Terdampak Suhu Panas, Bagaimana Sulsel Mengantisipasinya?

Sulsel termasuk daerah pertanian yang bergantung pada air

Intinya Sih...

  • Cuaca panas di Sulawesi Selatan akibat musim kemarau dan berlangsung hingga Oktober 2024, berdampak pada sektor pertanian.
  • Pemerintah setempat mengantisipasi dampak cuaca panas dengan memaksimalkan bantuan perpompaan untuk petani agar bisa tetap menanam menggunakan sumber daya air yang tersedia.
  • Produksi padi dan beras tahun ini masih sesuai target, namun cuaca panas berpotensi menurunkan produktivitas pertanian meskipun ketersediaan pangan masih cukup.

Makassar, IDN Times - Cuaca panas yang kian meningkat melanda Indonesia belakangan ini, termasuk di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan kondisi ini merupakan dampak dari puncak musim kemarau dan akan berlangsung sampai bulan Oktober 2024.

Fenomena cuaca panas ini bisa berdampak merugikan bagi beberapa sektor salah satunya adalah pertanian. Produksi pangan termasuk yang paling rawan terdampak saat terjadi kekeringan akibat cuaca panas.

Kondisi ini pun perlu diantisipasi lebih awal oleh pemerintah setempat agar bisa mengurangi dampak yang ditimbulkan. Berkaca dari pengalaman El Nino tahun lalu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menyiapkan strategi untuk menghadapi dampak cuaca panas tahun ini.

1. Hanya 56 persen sawah irigasi di Sulsel

Pangan Rawan Terdampak Suhu Panas, Bagaimana Sulsel Mengantisipasinya?Ilustrasi pertanian (IDN Times/Ayu Afria)

Kepala Dinas Pertanian Tahanan Pangan Hortikultura dan Perkebunan Sulsel (TPH-Bun), Imran Jausi, mengatakan bantuan perpompaan yang selama ini diserahkan ke masyarakat benar-benar termanfaatkan dengan baik. Dengan perpompaan, petani tetap bisa menanam dengan cara memanfaatkan sumber-sumber daya air yang masih tersedia.

"Air bawah tanah kita masih maksimalkan. Air-air permukaan yang selama ini hanya mengalir sampai ke laut saja itu kita bisa manfaatkan untuk pertanaman karena dari hujan kan sulit kita harapkan sekarang ini kecuali ada upaya rekayasa cuaca turun hujan," kata Imran, Jumat (27/9/2024).

Permpompaan harus dimaksimalkan selama dua bulan terakhir ini yakni September dan Oktober. Maka ketika nanti sudah masuk musim hujan saat November, para petani sudah bisa maksimal memanfaatkan lahannya yang ada. 

"Apalagi dengan data yang ada, 44 persen, itu sawah kita sawah tadah hujan. Hanya 56 persen yang sawah irigasi. Kalau kita lihat di Jawa itu sudah 70 persen sawah irigasi. Ini tantangan ke depan kita ini bagaimana pengelolaan air yang bagus," kata Imran, Jumat (27/9/2024).

2. Memanfaatkan bantuan pompanisasi

Pangan Rawan Terdampak Suhu Panas, Bagaimana Sulsel Mengantisipasinya?Tinggal sumur pompa dalam yang mahal sumber utama pengairan petani. IDN Times/ Riyanto.

Imran memastikan bahwa bantuan-bantuan dari Kementerian Pertanian berupa pompanisasi sekitar 4.000 unit itu sudah harus terpasang dan sudah harus termanfaatkan. Apalagi, pompanisasi ini tidak hanya untuk kebutuhan mencari air bahkan juga bagi sawah-sawah terendam air yang selalu bagus irigasinya.

Kemudian, pemerintah juga sudah mulai persiapan untuk sumur dalam. Imran mengatakan sumur dalam itu sudah tahap dikerjakan bulan September ini. Ada 100 titik untuk sumur dalam yang sedang dipersiapkan. 

Imran juga mengaku mendengar kabar bahwa Kementrian Pertanian akan kembali menyerahkan bantuan tambahan pompaniasi. Meski begitu, belum ada angka resmi tapi pihaknya tetap mempersiapkan titik lokasinya dan kelompok tani mana yang kemungkinan membutuhkan. 

"Kita juga sudah mulai memetakan kembali mudah-mudahan ada lagi kegiatan untuk sumur dalam. Kita sudah punya titik lokasi. Sudah banyak langkah-langkah persiapan yang kita persiapkan baik di sisa musim kemarau ini maupun persiapan musim tanam di Oktober-Maret," kata Imran.

3. Produksi padi dan beras masih sesuai target

Pangan Rawan Terdampak Suhu Panas, Bagaimana Sulsel Mengantisipasinya?Ilustrasi stok beras di Bulog. (Dok. IDN Times/istimewa)

Produksi padi dan beras tahun ini, kata Imran, masih sesuai dengan target. Target tersebut yaitu bagaimana menutup defisit tahun 2023 yang agak menurun. 

Tahun ini, produksi padi dan beras diharapkan bisa tertutupi karena sudah berjalannya program optimalisasi lahan rawa. Dia menyebut sudah ada beberapa kabupaten yang bisa memanfaatkan lahan rawa untuk pertanaman.

"Ada juga yang memang masih tahap proses penyelesaian sampai penyelesaian konstruksinya. Artinya, kekurangan yang kita alami tahun kemarin itu dibandingkan tahun 2023 yang lalu. Itu bisa ditutup dari optimalisasi lahan rawa," kata Imran.

4. Ketersediaan pangan masih cukup

Pangan Rawan Terdampak Suhu Panas, Bagaimana Sulsel Mengantisipasinya?Ilustrasi stok beras di Gudang Bulog.(IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Muhammad Arsyad, cuaca memang cukup berpotensi menurunkan produktivitas pertanian. Namun dia memastikan ketersediaan pangan hingga saat ini masih cukup. 

"Saat ini terpantau cukup aman, cukup tersedia untuk komoditi beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabe besar, cabe rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula pasir, dan minyak goreng," katanya.

Dia menyebut 11 komoditi pangan pokok strategis yang telah dianalisa masih menunjukkan adanya surplus untuk beberapa komoditi jika dibandingkan dengan kebutuhan yang ada. Terutama, untuk komoditi jagung, komoditi beras, daging sapi, telur ayam, dan gula pasir. 

Hanya saja, untuk ketersediaan komoditi cabe rawit memang agak sedikit terbatas namun dari sisi neraca masih menunjukkan tingkat yang positif. Kondisi ketersediaan ini, kata Arjsad juga sedikit memberi pengaruh kepada beberapa komoditi pangan dan harga. 

"Jadi kalau kita pada kondisi di minggu ketiga September, menunjukkan bahwa ada lima komoditi yang mengalami kenaikan tipis, seperti beras premium, minyak goreng, telur ayam ras, dan daging sapi murni, dan ada 16 komoditi lainnya yang mengalami penurunan," katanya.

Baca Juga: Sejumlah Lokasi Alami Kekeringan, Makassar Berstatus Siaga Darurat

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya