Kunjungi Shelter Warga, Menteri PPPA Kampanyekan Dare to Speak Up
Intinya Sih...
- Menteri PPPA RI Bintang Puspayoga kunjungi shelter warga di Makassar, program perlindungan sosial fokus pada kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
- Kampanye Dare to Speak Up mendorong korban kekerasan untuk berani bicara dan melapor agar dapat mencegah kejadian berulang.
- Kementerian PPA aktifkan layanan call center 129 dan WhatsApp 081111129129 untuk melaporkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di 34 provinsi se-Indonesia.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati atau dikenal sebagai Bintang Puspayoga mengunjungi shelter warga Pattingalloang, Barukang III, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Rabu (27/03/2024).
Shelter warga merupakan program yang diinisiasi Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Makassar. Program ini merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial di lorong-lorong yang juga berfokus pada kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Menurut Bintang, program shelter warga ini selaras dengan kampanye Kementerian PPA yaitu Dare to Speak Up atau berani bicara. Cara ini diyakini mampu mendorong korban untuk berani melapor.
"Kita di kementerian ini kan sudah dari 2021, kita sudah mengkampanyekan dare to speak up, harus berani bicara," kata Bintang dalam kunjungannya.
1. Kasus akan berulang jika korban tidak bicara
Bintang mengamini bahwa salah satu pemicu tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak karena korban yang tidak berani bicara. Karena itu, pemerintah terus mendorong agar korban bisa lebih berani bicara dan melapor.
Berani bicara, kata Bintang, merupakan suatu bentuk untuk mencegah kejadian berulang. Dalam hal ini, masyarakat juga harus diedukasi bahwa kekerasan seperti KDRT bukan aib dalam rumah tangga.
"Kalau kita tidak berani bicara ya kasus berulang akan terus terjadi. Bukan berarti stigma ketika istri melaporkan suaminya mengalami KDRT dia tidak hormat kepada suami," kata Bintang.
2. Masyarakat juga bisa melapor ke call center KemenPPA
Di samping kampanye Dare to Speak Up, Kementerian PPA juga mengaktifkan layanan call center. Melalui layanan ini, masyarakat bisa melaporkan apabila terjadi kasus kekerasan, khususnya terhadap perempuan dan anak.
"Bisa dipakai oleh masyarakat untuk melapor. Jika mendengar, mengalami kekerasan itu bisa ditelfon melalui call center 129 atau WhatsApp 081111129129," kata Bintang.
Layanan tersebut telah terintegrasi di 34 provinsi se-Indonesia. Bintang berharap semua kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dilaporkan. Terlebih lagi, negara telah mempunyai UU Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual.
"Kita harapkan sudah tidak ada lagi kekerasan yang tidak dilaporkan," kata Bintang.
3. Menteri PPA apresiasi shelter warga Makassar
Bintang pun mengapresiasi shelter warga ini. Menurutnya, shelter warga merupakan semangat gotong royong untuk memberikan pendampingan kepada perempuan, anak dan lansia.
Melalui gerakan gotong royong ini, Puspa berharap menjadi inspirasi terhadap pemenuhan dan perlindungan hak anak. Shelter warga, kata Bintang, juga bisa menjadi rujukan kepercayaan masyarakat.
Pasalnya, shelter warga tidak hanya mendampingi isu kekerasan saja. Ketika ada kebutuhan lain seperti warga butuh akta kelahiran, maka mereka bisa mengadakan ke shelter.
"Jadinya apa? Shelter ini betul betul dipercaya oleh masyarakat dalam hal kebutuhan masyarakat itu sendiri," kata Bintang.
Baca Juga: DP3A Makassar Gaungkan Kampanye Speak Up Cegah Kekerasan Seksual