Ketua Komisi VIII DPR Sentil Rendahnya Mitigasi Bencana di Sulsel

Ashabul Kahfi sebut ini bencana terbesar di Sulsel

Intinya Sih...

  • Ashabul Kahfi menyebut banjir dan tanah longsor di 7 daerah di Sulawesi Selatan sebagai bencana terbesar karena melanda lebih dari satu daerah sekaligus.
  • Bencana ini menelan banyak korban jiwa, dengan 17 orang meninggal dan kerusakan infrastruktur yang besar, termasuk hanyutnya rumah dan hewan.
  • Ashabul Kahfi menyoroti kurangnya sistem mitigasi bencana dan perlunya sosialisasi kepada masyarakat mengenai mitigasi untuk meminimalisir kerusakan dan korban.

Makassar, IDN Times - Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi, menyampaikan keprihatinannya atas musibah banjir dan tanah longsor di 7 daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia bahkan menyebut banjir dan longsor kali ini adalah yang terbesar karena melanda lebih dari satu daerah sekaligus.

Pernyataan itu disampaikan Ashabul Kahfi saat Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2024 yang dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto. Rapat itu berlangsung di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (6/5/2024). 

"Banjir kali ini mungkin yang terbesar karena melanda 7 kabupaten," kata Ashabul.

1. Mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan

Ketua Komisi VIII DPR Sentil Rendahnya Mitigasi Bencana di Sulselbanjir di Kabupaten Luwu (dok.bnpb.go.id/BNPB)

Ashabul menyebut bencana ini sebagai yang terbesar karena menelan banyak korban jiwa. Sejauh ini tercatat ada 17 korban meninggal yaitu 14 orang di Luwu, 2 orang di Sidrap dan yang terbaru dilaporkan 1 orang di Wajo. Belum lagi kerusakan infrastruktur, rumah warga dan sebagainya.

"Perlu ditekankan bahwa peristiwa bencana ini adalah yang terbesar karena tingkat kerusakan besar. Rumah hanyut, hewan hanyut juga," kata Ashabul. 

2. Sentil soal mitigasi kebencanaan

Ketua Komisi VIII DPR Sentil Rendahnya Mitigasi Bencana di SulselRapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2024 yang dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (6/5/2024). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Atas keprihatinannya itu, dia menyentil soal mitigasi bencana. Dia mempertanyakan sistem mitigasi bencana selama ini yang masih kurang.

"Saya mencermati peristiwa bencana ini berulang. Tapi apakah kita kurang mitigasi atau seperti apa sehingga bencana sekarang berulang terus," kata Ashabul.

Dia pun menyarankan perlunya sosialisasi kepada masyarakat mengenai mitigasi bencana. Bencana memang sulit diprediksi tapi setidaknya mitigasi bisa meminimalisir kerusakan dan korban.

"Di beberapa kabupaten infrastrukturnya masih sangat kurang," katanya.

Baca Juga: Tim SAR Temukan Jasad Anak Korban Banjir di Luwu Sulsel

3. Sulsel punya potensi bencana

Ketua Komisi VIII DPR Sentil Rendahnya Mitigasi Bencana di SulselKepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto, usai rapat koordinasi kebencanaan di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Senin (6/5/2024). (IDN Times)

Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto, sependapat dengan Ashabul Kahfi mengenai mitigasi bencana. Hal ini mengingat risiko bencana di Sulsel juga tergolong tinggi.

Suharyanto memaparkan ada 733 bencana di Indonesia selama 2024. Urutan terbesar memang Pulau Jawa. Tapi di luar Jawa, Sulawesi Selatan termasuk tinggi.

"Maka dari itu, kita harus lebih meningkatkan mitigasi dan kesiapannya," kata Suharyanto.

Adapun 7 kabupaten yang dimaksud yaitu Luwu, Sidrap, Luwu Utara, Wajo, Enrekang, Sinjai, dan Pinrang. Namun dampak terparah ada di Luwu, Sidrap dan Luwu Utara. 

Baca Juga: Nakes Jalan Kaki Menuju Lokasi Banjir dan Longsor di Latimojong Luwu

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya