Epidemiolog: Isoman di Rumah Perburuk Kasus Penularan COVID di Sulsel

Epidemiolog minta Pemprov Sulsel mengawasi pasien isoman

Makassar, IDN Times - Isolasi mandiri di rumah menjadi alternatif saat seseorang positif COVID-19 tanpa gejala. Apalagi di saat kasus infeksi virus Corona terus meningkat hingga membuat okupansi rumah sakit kian penuh. 

Tapi, tak ada yang bisa menjamin keamanan pasien saat isolasi di rumah. Epidemiolog Universitas Hasanuddin, Prof Ridwan Amiruddin mengatakan justru isolasi mandiri seperti inilah yang bisa memperburuk penularan COVID-19. 

"Sejak awal, saya sudah mengatakan tingkat kebocoran isolasi mandiri itu 40 - 50 persen memperburuk kondisi pertambahan kasus," kata Ridwan saat dihubungi IDN Times via telepon, Jumat (30/7/2021).

1. Isolasi mandiri di rumah picu penularan

Epidemiolog: Isoman di Rumah Perburuk Kasus Penularan COVID di SulselIlustrasi penanganan pasien virus corona. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Ridwan menjelaskan tiga faktor yang mengakibatkan penularan saat isolasi mandiri di rumah. Jika ketiga faktor ini terakumulasi semua maka jelas itu akan memperburuk keadaan sekaligus meningkatkan angka kematian.

Pertama, warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dan menjalani isolasi mandiri tidak disiplin. Kedua, kondisi rumah tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri. Ketiga, anggota keluarga yang menangani juga tidak menerapkan protokol kesehatan ketat.

Ridwan pun menyinggung soal tingginya angka kematian akhir-akhir ini. Hari ini saja, tercatat ada 29 kasus kematian pasien COVID-19 di Sulsel. Angka itu belum termasuk penambahan kasus kematian di hari-hari sebelumnya.

"Kalau kita melihat luasnya cakupan wilayah, kemudian kecepatan pertumbuhan kasus, maka ini tentu mengalami peningkatan sampai 2 -3 pekan ke depan," kata Ridwan.

2. Berkontribusi pada peningkatan kasus

Epidemiolog: Isoman di Rumah Perburuk Kasus Penularan COVID di SulselIlustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Kasus COVID-19 di Sulsel juga terus bertambah. Menurut data Kementerian Kesehatan per hari ini, tercatat 1.082 kasus baru, 347 orang sembuh, dan 29 kasus kematian. Kasus Sulsel bahkan sempat beberapa melambung dan tercatat tertinggi selama pandemik.

Ridwan memandang ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan COVID-19 di Sulsel, termasuk soal isolasi mandiri di rumah. Dia menyebut, tingginya angka isolasi mandiri di rumah kemungkinan besar mengalami perburukan terlebih jika warga tak bisa mendapatkan akses ke layanan kesehatan secara cepat.

Faktor lainnya, tak sedikit warga yang baru bisa mendapatkan akses ke layanan rumah sakit saat kondisinya sudah dalam keadaan kritis. Kondisi ini diperparah dengan persebaran kasus yang memang mengalami perluasan. 

Dia menyebutkan, hampir semua kabupaten/kota di Sulsel saat ini melaporkan adanya penambahan kasus. Sebanyak 70 - 80 persen kabupaten/kota se-Sulsel juga telah masuk dalam zona oranye.

"Itu menggambarkan bahwa tingginya kasus pada masing-masing wilayah itu berkontribusi terhadap munculnya kasus baru. Kemudian meningkatnya jumlah kasus masuk rumah sakit dan meningkatnya angka kematian," kata Ridwan.

3. Pemerintah harus bisa mengawasi isolasi mandiri

Epidemiolog: Isoman di Rumah Perburuk Kasus Penularan COVID di SulselSituasi lokasi isolasi mandiri di Asrama Haji Sudiang di Makassar,Selasa (27/7/2021). IDN Times/Asrhawi Muin

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan maupun pemerintah kabupaten/kota, kata Ridwan, seharusnya bisa mengontrol dan mengawasi perkembangan kesehatan warga yang isolasi mandiri di rumah. Hal itu karena varian yang ada sekarang, baik COVID-19 Delta maupun Delta plus, mampu membuat orang yang terpapar mengalami perburukan yang sangat cepat.

"Satu minggu terpaparnya bisa misalnya hari ini baik kemudian bisa terjadi perburukan yang sangat cepat. Itu yang menjadi tantangan sekarang dalam menghadapi COVID-19," kata Ridwan.

Saat ini, Pemprov Sulsel bekerja sama dengan Kementerian Agama menyediakan layanan isolasi mandiri di Asrama Haji Sudiang. Ada juga relawan yang terdiri dari para dokter menyediakan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BPPK) Makassar dan Pemkot Makassar yang sedang menyiapkan KM Umsini.

Layanan isolasi mandiri itu dihadirkan karena tidak semua warga bisa menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Pemerintah pun diharapkan benar-benar memaksimalkan lokasi isolasi terpusat itu supaya bisa dimanfaatkan masyarakat.

"Ada baiknya pemerintah kota maupun provinsi mempercepat pelaksaanaan isolasi terkontrol, terpusat yang memudahkan warga untuk mendapatkan layanan kesehatan. Terkontrol status kesehatannya dari waktu ke waktu sehingga angka kematian dapat ditekan," katanya.

Baca Juga: Ini Fasilitas Kapal Isolasi Apung di Makassar, Pasien OTG Bisa Mancing

4. Layanan telemedicine bantu warga yang menjalani isolasi mandiri

Epidemiolog: Isoman di Rumah Perburuk Kasus Penularan COVID di Sulselilustrasi warga yang isolasi mandiri (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Untuk mencegah perburukan pada warga yang isolasi mandiri di rumah, Pemprov Sulsel pun menghadirkan layanan telemedicine bernama Hallo Dokter. Warga yang merasakan kurang sehat bisa menghubungi layanan ini.

Menurut Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, layanan ini sangat penting membantu warga yang isolasi mandiri di rumah. Sebab kondisi saat ini kadang tidak memung untuk memeriksakan diri ke rumah sakit.

"Hallo Dokter ini sangat penting. Makanya saya sudah stand by kan 24 jam. Tidak lain ketika warga kena kemudian sesak sedikit, telepon, insyaallah kita langsung jemput ataupun langsung rujuk," kata Sudirman di Kantor Gubernur.

Layanan ini tak hanya diperuntukkan bagi warga yang sedang isolasi. Warga yang baru merasakan gejala COVID-19 juga bisa menghubungi melalui call center dan website. 

"Itu salah satu langkah karena saya tahu kalau semua COVID-19 mau ditampung di rumah sakit tidak mungkin, rumah sakit akan penuh. Tapi tentu yang gejala ringan, fase sesak atau sedang, berat itu pasti ada fase-fase di mana dia harus konsultasi dan ada yang takut pergi ke rumah sakit," katanya.

Baca Juga: Daftar Tempat Isolasi Mandiri Pasien COVID-19 di Makassar, Gratis!

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya