Dua Bendungan Kelar, Produksi Pangan Sulsel Bisa Naik Dua Kali Lipat

Menguatkan posisi Sulsel sebagai lumbung pangan nasional

Makassar, IDN Times - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki dua bendungan baru yang telah diresmikan oleh Presiden RI Joko 'Jokowi' Widodo. Dua bendungan itu adalah Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo dan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa.

Bendungan ini siap mengairi ribuan hektar lahan pertanian. Sejak awal, dua bendungan ini diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian untuk menjaga ketahanan pangan, mengingat Sulsel adalah salah satu lumbung pangan nasional. 

Menurut Pakar Hidrologi dan Irigasi Universitas Hasanuddin, Prof Agnes Rampisela, hadirnya dua bendungan itu akan semakin menguatkan posisi Sulsel sebagai lumbung pangan nasional. Bukan itu saja, produktivitas pertanian juga secara otomatis akan meningkatkan pendapatan petani.

"Produksi petani akan meningkat dari tahun sebelumnya. Bayangkan, langsung dua kali lipat penghasilannya," kata Agnes saat diwawancarai IDN Times via telepon, Jumat (26/11/2021).

1. Dua bendungan untuk swasembada pangan

Dua Bendungan Kelar, Produksi Pangan Sulsel Bisa Naik Dua Kali LipatPresiden Jokowi Meresmikan Bendungan Karalloe, Gowa, Sulawesi Selatan pada Selasa (23/11/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Bendungan Karalloe yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto, akan mengairi 7.000 hektar lahan pertanian yang ada di Kabupaten Jeneponto. Bendungan yang memiliki daya tampung seluas 40,50 m3 ini diharapkan bisa membantu petani setempat untuk menanam padi dan palawija.

Petani yang sebelumnya hanya bisa panen padi dan palawija sekali dalam setahun, nanti sudah bisa dua kali dalam setahun. Produksi yang meningkat diharapkan juga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Di Kabupaten Wajo, Bendungan Paselloreng juga dirancang sedemikian besar untuk mendukung swasembada pangan nasional. Bendungan dengan kapasitas tampung mencapai 138 juta m3 ini mampu mengairi sawah seluas 8.500 hektar.

Dengan suplai air yang demikian besar, Bendungan Paselloreng diharapkan akan meningkatkan frekuensi tanam hingga tiga kali lipat.

2. Sulsel tetap butuh peningkatan produksi pangan

Dua Bendungan Kelar, Produksi Pangan Sulsel Bisa Naik Dua Kali LipatPresiden jokowi resmikan Bendungan Paselloreng dan Bendung Gilireng di Kabupaten Bajo pada Kamis (9/9/2021). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Agnes menyebut produksi pangan di Sulsel, khususnya padi, saat ini sebenarnya sudah surplus 2 ton. Tapi surplus saja tidak cukup. Status Sulsel sebagai salah satu lumbung pangan nasional tetap membutuhkan peningkatan produksi pangan.

"Memang sekarang kita surplus. Tapi kan jumlah penduduk bertambah. Kalau tidak ada penambahan hasil produksi lagi, irigasi, jumlah produksi padi, berarti kan surplus kita itu lama-lama menurun," kata Agnes.

Produksi pangan sebesar 2 juta ton, kata Agnes, memang surplus untuk penduduk Sulsel yang mencapai sekitar 9 juta jiwa. Jika jumlah penduduk meningkat sementara produksi pangan tetap 2 juta ton dan tidak ada peningkatan, maka itu bukan lagi surplus.

"Saya sangat dukung program Pak Jokowi yang buat bendungan. Itu sangat menyentuh rakyat sekaligus ketahanan pangan kita. Ini proyek yang sangat bagus. Masyarakat langsung dua kali lipat dan itu ketahanan pangan Sulsel akan bertambah," katanya.

Baca Juga: Profil Bendungan Paselloreng di Wajo yang Diresmikan Jokowi

3. Produksi padi meningkat 9,93 persen

Dua Bendungan Kelar, Produksi Pangan Sulsel Bisa Naik Dua Kali LipatIlustrasi petani menanam padi di area persawahan. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel pada 1 November 2021, produksi padi meningkat dari tahun 2020 lalu. Produksi padi di Sulsel sepanjang Januari hingga September 2021 diperkirakan sekitar 4,15 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sekitar 0,36 juta ton GKG (9,39 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 3,80 juta ton GKG. 

Sementara itu, potensi produksi sepanjang Oktober hingga Desember 2021 sebesar 1 juta ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada 2021 diperkirakan mencapai 5,15 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 444,41 ribu ton GKG (9,44 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 4.71 juta ton GKG.

Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan September sebesar 1,06 juta ton dan April sebesar 0,92 juta ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Juni, yaitu sebesar 0,1 juta ton GKG. 

Tiga kabupaten/kota dengan total potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada 2021 adalah Kabupaten Bone, Kabupaten Wajo, dan Kabupaten Pinrang. Sementara itu, tiga kabupaten/ kota dengan potensi produksi padi terendah adalah Kota Parepare, Kabupaten Kepulauan Selayar, dan Kota Makassar.

Baca Juga: Jokowi Resmikan Bendungan Karalloe Senilai Rp1,2 Triliun

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya