Disdik Tak Yakin Siswa di Gowa Bunuh Diri karena Stres

Sekolah mendiang tidak menerapkan belajar daring

Makassar, IDN Times - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Jufri menyampaikan keprihatinannya terhadap kasus bunuh diri pelajar SMA di Kabupaten Gowa. Oleh polisi, mendiang SI, 16 tahun, disebut stres karena menjalani pembelajaran jarak jauh.

"Kami dari pihak Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan sangat menyayangkan dan sangat prihatin serta ikut berbelasungkawa atas kejadian ini dan musibah yang menimpa dari keluarga," kata Jufri saat dihubungi IDN Times via telepon, Selasa (20/10/2020). 

Merespons kejadian itu, Jufri mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan jajaran Dinas Pendidikan di Gowa. Pihak Dinas juga telah menemui keluarga almarhumah.

"Saya perintahkan cabang dinas untuk bersama seluruh pengawas, kepala seksi bidang SMA, kepala SMA untuk langsung ke rumah duka. Mereka masih sempat mengikuti kegiatan takziah di malam pertama," kata Jufri.

Baca Juga: Pelajar SMA di Gowa Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri

1. Disdik berharap penyelidikan tak gegabah

Disdik Tak Yakin Siswa di Gowa Bunuh Diri karena StresIlustrasi garis polisi. IDN Times/Muhamad Iqbal

Disdik Sulsel, kata Jufri, sudah mendapatkan keterangan dari sejumlah pihak soal kejadian bunuh diri. Antara lain dari keluarga SI, pihak sekolah, serta pihak kepolisian setempat. Dengan begitu, Dinas bisa mendapatkan informasi maupun kesimpulan yang didukung data dan fakta di lapangan.

"Karena mohon maaf, saya menilai bahwa kesimpulan yang diberitakan di berbagai media itu, bagi saya, kesimpulan yang belum seluruhnya dibuktikan oleh data-data yang ada di lapangan," ucap Jufri.

Jufri menyatakan tetap menghormati apa pun hasil penyelidikan polisi. Sebab pihak kepolisian merupakan pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti kejadian tersebut. Tapi dia berharap penyelidikan tidak dilakukan secara gegabah.

"Dijanjikan (polisi) oleh kepala cabang dinas saya bahwa dilakukan press release dan hasilnya diumumkan di hari Jumat. Jadi tentu kita bersabar untuk mendengarkan bagaimana hasil penyelidikan dari pihak kepolisian," kata Jufri.

2. Disdik selalu menekankan kepada guru agar membuat siswa tetap nyaman

Disdik Tak Yakin Siswa di Gowa Bunuh Diri karena StresIlustrasi siswa saat belajar di rumah. (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Menurut Jufri, Disdik Sulsel selama ini menekankan kepada semua guru agar selalu membuat siswa yang belajar tetap nyaman dan dalam kondisi yang menyenangkan meskipun belajar dari rumah. Hal itu selalu dia tekankan baik melalui rapat koordinasi, maupun rapat monitoring evaluasi kegiatan belajar dari rumah.

"Buatlah pembelajaran kita itu semenarik mungkin karena hampir terjadi di semua wilayah di Sulsel ini. Memang anak-anak kita tidaklah lebih efektif belajar di rumah dibandingkan belajar di sekolah," kata Jufri.

Jufri memahami bahwa para pelajar juga sudah mulai jenuh dengan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Tidak bisa dielakkan bahwa anak-anak sudah rindu dengan lingkungan sekolah dan teman-temannya. 

Tapi, kata dia, tidak ada cara lain yang bisa dilakukan untuk saat ini di mana situasi masih pandemik COVID-19. Maka dari itu, para gurulah yang dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan.

"Tentu cara yang digunakan masing-masing guru itu tentu diberikan keleluasaan sepanjang itu betul-betul tidak memberatkan anak-anak untuk belajar. Tetap anak-anak itu bisa menikmati kegiatan belajar," katanya.

Baca Juga: 5 Hal yang Dapat Kamu Lakukan untuk Mencegah Orang Lain Bunuh Diri

3. Sekolah tempat korban belajar ternyata bukan daring

Disdik Tak Yakin Siswa di Gowa Bunuh Diri karena StresIlustrasi belajar dari rumah (Istimewa)

Jufri mengatakan, dia sudah menanyai langsung kepala sekolah tempat mendiang SI menuntut ilmu. Dia mempertanyakan apakah di tempat korban belajar memang dilakukan dalam bentuk daring atau luring. Dari sana diketahui, sekolah selama ini hanya memberlakukan aktivitas belajar daring untuk sebagian siswa. Dan SI tidak termasuk.

"Hanya ada pada titik-titik tertentu yang sinyalnya bagus, tetapi tidak semua wilayah tempat tinggal di sekitar sekolah itu yang memang terjangkau internet. Karena itu, pola pembelajaran yang mereka tempuh untuk di wilayahnya justru bukan daring," kata Jufri.

Siswa yang belajar luring, kata Jufri, selama ini menerima modul pembelajaran dari guru. Untuk tugas, siswa hanya diminta menyetor sekali dalam dua minggu.

"Jadi kita tidak tahu di mana beratnya. Karena mereka tidak dibebankan untuk harus belajar daring. Tapi meskipun demikian, saya sudah menyampaikan kepada kepala sekolah mohon dicari data apakah siswa-siswa yang satu kelas dengan korban ini apakah memang juga mengalami keluhan yang sama," Jufri melanjutkan.

4. Menanti keputusan hasil penyelidikan

Disdik Tak Yakin Siswa di Gowa Bunuh Diri karena StresIlustrasi Garis Polisi (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Jufri, membuat kesimpulan soal kematian pelajar tidak boleh gegabah. Namun jika benar alasan siswa tersebut bunuh diri karena stres akibat belajar jarak jauh, tentu merupakan keprihatinan yang sangat besar. 

"Kalau begitu memang kondisinya, berarti semua teman-teman di kelasnya akan memberikan pernyataan bahwa dia memang tertekan, kesulitan sehingga stres dengan tugas-tugas," katanya.

Jika ini benar terjadi, maka dia akan memberikan peringatan keras kepada kepala sekolah dan guru-guru karena ternyata mereka tidak bisa memaknai apa yang dianjurkan selama ini yakni melakukan pembelajaran dengan menyenangkan. 

Jufri mengatakan bahwa Disdik selalu menekankan agar pembelajaran selama di rumah diolah sedemikian rupa secara fleksibel dengan kreativitas yang tinggi supaya anak-anak itu bisa menikmati belajar.

"Tapi kita tidak menjustifikasi lebih awal. Biarkan polisi yang mencoba mengungkap ini dengan pendekatan yang mereka miliki untuk memastikan seperti apa sebenarnya kasus ini," katanya.

Baca Juga: Saat Keluargamu Jadi Alasan Ingin Bunuh Diri, Bagaimana Solusinya?

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya