Dampak Harga BBM Naik, PO Bus di Sulsel Naikkan Tarif

Bus harus menyesuaikan dengan harga BBM

Makassar, IDN Times - Kenaikan harga BBM turut berdampak pada naiknya biaya operasional bus antar provinsi di Sulawesi Selatan (Sulsel). Karena itu, sejumlah perusahaan otobus (PO) bus mulai menaikkan tarif tiket dari harga sebelumnya.

Public Relations PO Bus Liman, Herman Nurmanti, mengatakan pihaknya harus menaikkan tarif tiket bus lantaran biaya pembelian BBM juga bertambah.

"Sudah naik karena BBM juga sudah naik. Pasti, baru jauh selisihnya, ada Rp1 juta lebih selisihnya. Yang tadinya Rp2 juta selama ini biaya BBM busnya, sekarang jadi Rp3 jutaan," kata Herman saat berbicang dengan IDN Times di Makassar, Selasa (13/9/2022).

1. PO bus harus menyesuaikan tarif

Dampak Harga BBM Naik, PO Bus di Sulsel Naikkan TarifIlustrasi Bus Antar Kota Antarprovinsi. (IDN Times/Fitang Budhi Adhitia)

Herman mengatakan kenaikan harga BBM, khususnya jenis solar, sangat dirasakan juga oleh PO bus lainnya. Mereka mau tidak mau harus menaikkan harga tiket.

Dia menyebutkan kenaikan harga tiker bus salah satunya yaitu pada rute Makassar-Palu. Pada rute tersebut, ada kenaikan sebesar Rp50.000.

"Harus memang naik karena BBM-nya dibeli juga mahal. Kasihan nanti sopir. Saya kira semua PO naik, ya. Yang jelasnya harga menyesuaikan dengan keadaan," ujarnya.

2. Penumpang sepi meski tanpa kenaikan tarif

Dampak Harga BBM Naik, PO Bus di Sulsel Naikkan TarifIlustrasi bus. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Roy, Direktur Utama Borlindo, juga mengaku ada kenaikan harga tiket bus pada hampir semua rute, kecuali rute Makassar-Toraja. Kenaikan itu berkisar antara Rp10.000 hingga Rp50.000.

"Kenaikan tiket 15-20 persen. Misalnya, harga tiket sebelumnya Rp350 ribu jadi Rp400 ribu atau ada juga dari harga Rp170 ribu naik jadi Rp200 ribu," kata Roy.

Khusus ke Toraja, Roy menyebutkan tidak ada kenaikan tarif. Pasalnya, tanpa kenaikan tarif saja, penumpang sudah sepi.

"Kita juga tidak tahu apakah masalahnya ini penumpang tidak mau jalan atau efek dari kenaikan BBM," kata Roy.

3. Subsidi silang untuk menutup biaya operasional

Dampak Harga BBM Naik, PO Bus di Sulsel Naikkan TarifIlustrasi di dalam bus (ANTARA FOTO)

Roy mengatakan, jika harga tidak dinaikkan dan ditambah dengan minimnya penumpang, maka itu tidak cukup untuk pembelian solar. Pembelian solar untuk sekali perjalanan, kata dia, bisa mencapai Rp5,5 juta pulang pergi. 

Jika harga tiket sebesar Rp400 ribu dengan jumlah penumpang hanya 3 orang, maka total biaya yang didapat hanya Rp1,2 juta. Jumlah itu tentu tidak cukup untuk menutupi biaya operasional. Jalan keluarnya adalah subsidi dari pihak PO.

"Tapi tidak bisa dihitung juga kalau merugi karena kalau satu kali jalan harus dilihat satu bulannya nanti. Jadi kita subsidi silang," katanya.

Baca Juga: BBM Naik, Driver Ojol di Makassar Demo Tuntut Tarif Dinaikkan

4. Dishub belum bahas kenaikan tarif

Dampak Harga BBM Naik, PO Bus di Sulsel Naikkan TarifIlustrasi bus antar kota. (dok. DAMRI)

Sementara itu, Dinas Perhubungan Sulsel sejauh ini belum membahas tarif baru angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP). Padahal sudah lebih sepekan sejak kenaikan harga BBM.

"Belum, baru besok dibahas," kata Kepala Seksi Angkutan Orang Tidak Dalam Trayek dan Barang Dinas Perhubungan Sulsel, Edisa Ade hari ini.

Sejak pekan lalu, Dishub Sulsel menyatakan akan menyesuaikan tarif angkutan darat antar kota maupun provinsi menyusul kenaikan harga BBM. Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Muhammad Arafah, mengatakan penyesuaian tarif memang harus diterapkan mengingat efek berantai yang akan ditimbulkannya.

"Kalau kenaikan BBM berapa kenaikannya. Kan ada suku cadang juga naik. Itu ada hubungannya, SOP-nya," kata Arafah di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis 6 September 2022 lalu.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Dishub Sulsel Segera Naikkan Tarif Angkutan Darat 

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya