Belum Bisa TMC Atasi Kekeringan, Sulsel Andalkan Sumur Bor dan Waduk

Awan di Sulsel masih tipis sehingga tidak cocok untuk TMC

Makassar, IDN Times - Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, menyampaikan bahwa teknologi modifikasi cuaca (TMC) belum bisa diterapkan untuk mengatasi kekeringan. Penerapannya terkendala masalah awan.

Padahal ini merupakan salah satu upaya pengendalian dampak kekeringan. Namun kondisi awan di Sulsel belum memungkinkan untuk menerapkan metode tersebut.

"Karena ada El Nino, maka kita kan harus mengadakan air. Kita mencoba melakukan rekayasa hujan, ternyata awannya tipis di Sulsel, sehingga tidak bisa kami lakukan sampai hari ini," kata Bahtiar di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (16/10/2023).

1. Andalkan sumur bor untuk atasi krisis air bersih

Belum Bisa TMC Atasi Kekeringan, Sulsel Andalkan Sumur Bor dan WadukIlustrasi pembuatan embung. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

Lantaran belum bisa diterapkan hingga saat ini, maka Pemprov hanya mendorong pembuatan sumur bor. Sumur bor ini masing-masing dibuat juga oleh pemerintah kabupaten dan kota dengan memanfaatkan anggaran BTT. 

"Kami bekerja sama dengan TNI karena lebih murah da lebih cepat. Dia lebih ahli, bahkan ada TNI air sekarang, kita kerjasama dan itu bisa kita lakukan," kata Bahtiar.

2. Waduk dan bandungan untuk lahan pertanian

Belum Bisa TMC Atasi Kekeringan, Sulsel Andalkan Sumur Bor dan WadukBendungan Karalloe di Kabupaten Gowa. (pu.go.id)

Kemudian, ada pemanfaatan waduk atau bendungan yang bisa menjadi sumber air seperti Bendungan Karalloe. Jika air bendungan itu dilepas pekan ini, maka setidaknya bisa mengairi sekitar 800 - 1.000 hektar lahan di Kabupaten Jeneponto.

Demikian juga dengan Bendung Baliase di Kabupaten Luwu Utara. Apabila pintu air dibuka, maka bisa mengairi sekitar 2.000 - 3.000 hektar lahan.

"Ini tingkat hulunya. Jadi air harus kita lakukan di samping upaya pompanisasi terhadap daerah aliran sungai kita yang masih ada airnya," katanya.

3. Sebagian wilayah Sulsel akan diguyur hujan

Belum Bisa TMC Atasi Kekeringan, Sulsel Andalkan Sumur Bor dan WadukIDN Times/Sukma Shakti

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan kemungkinan dimulai pada November 2023. Namun dampak El Nino kemungkinan masih berlangsung hingga Januari 2024.

"Kita lihat masih diprediksi akan terjadi hingga 2024, namun intensitasnya semakin menurun. Jadi misalnya sekarang kan masih moderate, kemungkinan mulai Desember, Januari itu akan menurun dari moderate ke lemah," kata Amhar Sulfiana selaku Prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar.

Meski begitu, sejumlah wilayah bagian utara Sulsel juga diprediksi mulai diguyur hujan pada 18 Oktober mendatang. Daerah tersebut yaitu Pinrang, Enrekang, Luwu, Wajo, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja dan Toraja Utara.

Sementara untuk wilayah Sulawesi Selatan bagian barat, utamanya di wilayah Makassar, Maros, Takalar, Jeneponto, dan wilayah selatan seperti Bulukumba, Bantaeng, BMKG memprediksi belum ada hujan pada 18 Oktober.

Baca Juga: Kekeringan di Sulsel Meluas, 9 Daerah Berstatus Tanggap Darurat

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya