Achmad Yurianto: Saatnya Makassar Memiliki RS Darurat COVID-19

Bisa meniru RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Jakarta

Makassar,IDN Times - Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto menyampaikan bahwa Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) sudah saatnya untuk membentuk rumah sakit darurat COVID-19.

Hal ini dikemukakan Yuri, sapaannya, melalui grup percakapan Whatsapp bersama awak media, Minggu (7/6).

"Saatnya Makasar membentuk RS Darurat COVID-19. Tujuannya menjadikan komplek RS tersebut menjadi wilayah karantina. Jadi tidak dibutuhkan ruang isolasi tetapi seluruh kompleks diisolasi. Bisa menggunakan asrama haji," kata Yuri.

1. Pasien yang dirawat dibagi menjadi dua bagian terpisah

Achmad Yurianto: Saatnya Makassar Memiliki RS Darurat COVID-19ilustrasi. Pasien sembuh dari COVID-19 ( ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Yuri menjelaskan, pasien yang dirawat bisa dibagi menjadi dua bagian terpisah. Kasus positif melalui hasil tes PCR swab, jelas Yuri, ditempatkan dalam satu bangunan dan pasien PDP yang belum melakukan tes PCR swab ditempatkan terpisah dari pasien lainnya.

"Jika PDP hasil PCR negatif, segera pindahkan ke RS lain. Jika positif dipindahkan ke bagian positif. Kasus PCR positif di RS lain yang gejalanya sedang ringan pindahkan semua ke RS Darurat," kata Yuri lagi.

2. Makassar bisa meniru RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Jakarta

Achmad Yurianto: Saatnya Makassar Memiliki RS Darurat COVID-19RS Darurat Wisma Atlet (Dok. Gugus Tugas COVID-19)

RS Darurat, kata Yuri, bisa diawaki oleh sumber daya manusia (SDM) gabungan yang terdiri dari TNI, Polri dan relawan. Sedangkan urusan manajemen, Yuri menyebutkan Makassar bisa meniru RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Jakarta. 

"Manajemen bisa meniru RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Jakarta. Operasional dari dana DSP Gugus Tugas Pusat," katanya.

Baca Juga: Sulsel Perpanjang Masa Belajar di Rumah Hingga 19 Juni

3. Pembelajaran dari Jakarta dan Surabaya

Achmad Yurianto: Saatnya Makassar Memiliki RS Darurat COVID-19RS Darurat Wisma Atlet (Dok. Gugus Tugas COVID-19)

Yuri juga mengatakan bahwa rumah sakit darurat COVID-19 sangat penting untuk melakukan pelayanan maksimal kepada pasien. Sebab, apabila tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR) khusus pasien positif melebihi kapasitas, maka dikhawatirkan akan ada pasien yang dirawat di ruangan non-isolasi.

Yuri pun menyontohkan pembangunan rumah sakit darurat di Jakarta pada awal Mei dan Surabaya sekal sepekan lalu. 

"BOR > 100 persen terhadap ruang isolasi di RS Rujukan akan menyebabkan pasien covid (+ atau PDP) terpaksa dirawat di luar ruang isolasi, atau tidak dirawat karena penuh. Ini menjadi sumber penularan yg tidak bisa dikendalikan. Di samping beban rawatan yg sangat tinggi akan meningkatkan risiko penularan ke petugas kesehatan karena kelelahan dan rawan mematuhi SOP," katanya.

Baca Juga: Menteri PMK Sebut 4 Provinsi Berstatus PDP COVID-19, Termasuk Sulsel

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya