3 Klaster Penyebaran Corona di Makassar: Umrah, Bogor dan Ijtima Gowa

Ada 670 orang dalam pengamatan pemerintah

Makassar, IDN Times - Pj Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb mengatakan bahwa pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan tengah menelusuri 670 orang dari berbagai klaster penyebaran virus corona (COVID-19).

"Itu kita ada 670 orang dalam pengamatan dari berbagai klaster," kata Iqbal Suhaeb saat melakukan teleconference yang dilakukan bersama sejumlah awak media, Kamis (26/3).

1. Terbagi jadi tiga klaster utama

3 Klaster Penyebaran Corona di Makassar: Umrah, Bogor dan Ijtima GowaIlustrasi virus corona atau COVID-19 di Sulawesi Selatan. IDN Times/Sukma Sakti

Iqbal menyebutkan sejumlah klaster yang menjadi sumber penyebaran virus corona di Makassar. Klaster itu ada tiga yang utama yakni klaster umrah, klaster pertemuan di Bogor dan klaster ijtima di Gowa sebagai antisipasi. 

Menurut Iqbal, orang-orang dalam klaster tersebut masih sementara di-tracing atau dilacak. Namun ada juga penyebaran virus corona dari luar ketiga klaster itu.

"Di luar klaster ada beberapa yang juga dicari. Itu yang kita tracing," kata dia.

2. Ada 68 warga untuk klaster umrah

3 Klaster Penyebaran Corona di Makassar: Umrah, Bogor dan Ijtima GowaVirus Corona di Sulawesi Selatan. IDN Times/Sukma Sakti

Khusus untuk klaster umrah, kata Iqbal, dari 7 perusahaan travel yang memberangkatkan jemaah dengan pesawat Lion Air, sudah ada 4 perusahaan yang berhasil didata.

Iqbal mengatakan, 3 perusahaan travel sisanya belum sempat terdata secara lengkap karena pihak perusahaan travel masih sulit dihubungi.

"Baru 4 travel di mana ada 68 warga Makassar yang ikut dalam keberangkatan travel tersebut dan sementara ini dalam pengamatan," kata dia.

3. Dibantu mahasiswa kedokteran

3 Klaster Penyebaran Corona di Makassar: Umrah, Bogor dan Ijtima GowaIlustrasi pasien di rumah sakit. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda

Iqbal mengaku, proses tracing ini tidak saja melibatkan petugas dari Dinas Kesehatan, akan tetapi juga bekerja sama dengan mahasiswa fakultas kedokteran dari berbagai universitas lantaran tenaga medis yang terbatas.

Para mahasiswa inilah yang juga membantu Dinas Kesehatan dalam melakukan tracing, misalnya untuk klaster umrah. Mereka akan mencari data tetangga pasien positif atau yang pernah melakukan kontak langsung.

"Itu yang sudah kita kerja samakan dengan fakultas kedokteran. Yang penting datanya lengkap, termasuk yang di travel tadi itu," kata Iqbal.

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya