19.174 Hektare Sawah di Sulsel Terdampak Banjir

Ribuan sawah puso

Makassar, IDN Times - Cuaca ekstrem dan tingginya curah hujan selama beberapa hari terakhir mengakibatkan sebanyak 19.174 hektare sawah di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) terdampak banjir. Angka ini berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan,Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulsel per 24-31 Desember 2022.

Kepala Dinas Tanaman Pangan,Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulsel, Imran Jauzi, mengatakan ribuan hektar sawah yang terdampak banjir itu tersebar di 7 kabupaten terdampak yaitu Maros, Pangkep, Gowa, Takalar, Sidrap, Pinrang dan Soppeng. 

"Sudah ada data resmi, kami sudah melapor ke Kementerian Pertanian karena memang begitu prosedur tetapnya," katanya, Minggu (8/1/2023). 

1. Sebanyak 1.872 sawah puso

19.174 Hektare Sawah di Sulsel Terdampak BanjirIlustrasi sawah. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Luas lahan yang terdampak banjir itu secara rinci yaitu 18.096 hektare lahan padi dari 51.630 luas tanam. Berikutnya, sebanyak 1.078 hektare lahan jagung dari 1.505 hektare luas tanam.

Selain itu, ada pula lahan puso yang terdiri dari 809 lahan padi dan 1.063 lahan jagung. Dengan demikian, totalnya mencapai 1.872 lahan puso di Sulsel akibat banjir.

2. Sulsel minta bantuan benih ke Kementan

19.174 Hektare Sawah di Sulsel Terdampak BanjirIlustrasi lahan sawah (IDN Times/ Ervan)

Untuk mengganti bibit yang rusak, Dinas TPHBUN pun meminta bantuan benih ke Kementerian Pertanian melalui program Cadangan Benih Nasional. Nantinya, benih akan diberikan berdasarkan data tersebut.

Imran mengaku apabila usulan itu disetujui dan masih tersedia di pusat maka bantuan benih akan diberikan kepada petani. Namun jika ketersediaan benih kosong maka tidak menjadi masalah.

"Kalau pun tidak ada ya tidak apa-apa, yang penting kan sudah menunjukkan laporan kepada pemerintah pusat," kata Imran.

Baca Juga: BPBD: 21 Daerah di Sulsel Berpotensi Tinggi Banjir dan Tanah Longsor

3. Sulsel akan siapkan cadangan benih

19.174 Hektare Sawah di Sulsel Terdampak Banjir

Ke depannya, Sulsel harus mulai mempersiapkan cadangan benih di daerah sebelum terjadi banjir. Hal ini mengingat bahwa banjir telah menjadi siklus tahunan dan selalu terjadi setiap tahun.

Imran mengatakan bahwa selama ini Sulsel selalu berharap bantuan benih dari pusat. Karena itu, inilah saatnya bagi Sulsel untuk menyiapkan benih sendiri apalagi sudah ada program Mandiri Benih.

"Dengan program Mandiri Benih ini mungkin ada kita selip juga untuk kita sisihkan untuk menyiapkan cadangan benih daerah. Karena setiap tahun memang banjir," katanya. 

Baca Juga: BMKG Ingatkan Potensi Banjir Rob di Pesisir Sulsel

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya