Ketua Bawaslu Sulsel: Tekanan Politik Pengaruhi Pengambilan Keputusan
Potensi pelanggaran bisa terjadi saat tahapan pemilu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Ketua Bawaslu Sulawesi Selatan (Sulsel), Mardiana Rusli mengatakan, untuk menentukan satu kasus sebagai pelanggaran dalam proses pemilihan umum (pemilu), sering menemui jalan buntu.
Hal itu dikatakan Mardiana usai mengikuti arahan Menko Polhukam, Mahfud MD di Forum Koordinasi Gakkumdu Penanganan Pidana Pemilu se-Sulawesi di Kota Makassar, Kamis (13/7/2023).
"Potensi politik yang di elite, ya, sering kali memang agak kesulitan dalam memutuskan, biasa tekanan politiknya juga cukup tinggi. Nah, itu yang diingatkan soal integritas oleh Pak Mahfud," ungkapnya.
Forum Gakkumdu ini digelar secara hybrid yang diikuti anggota Gakkumdu tingkat Provinsi dan Kabupatejn/Kota dari enam Provinsi. Terdiri dari Polisi, Jaksa, KPU, dan Bawaslu.
1. Keputusan sering tidak bulat di Sentra Gakkumdu
Mardiana, eks Komisioner KPU Sulsel periode 2013-2018 ini, juga menyebutkan soal penyamaan persepsi terkait penanganan kasus perkara yang ditekankan oleh Mahfud MD saat memberian arahan.
"Soalnya dalam politik uang, kategori terstruktur, sistematis dan massif, sering kali memang tidak bisa menjadi bulat keputusannya di tingkat perspektif jaksa, polisi, dan juga Bawaslu, ya," terang Mardiana.
Baca Juga: Ana Rusli Ketua Bawaslu Sulsel: Perempuan Juga Harus Diperhitungkan
Baca Juga: Bawaslu Temukan 11.000 DPS Bermasalah, KPU Sulsel: Belum Diekspsos