TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belum Tentukan Dukungan di Pilgub Sulsel, PKB Penentu Kotak Kosong

PKB masih melihat kondisi politik

Ketua Bappilu PKB Sulsel, Syamsu Rizal. (IDN Times/Istimewa)

Intinya Sih...

  • PKB belum menentukan rekomendasi Pilgub Sulsel 2024, berpotensi menentukan kotak kosong atau tidak.
  • Ketua Bappilu PKB Sulsel, Syamsu Rizal, menyayangkan wacana kotak kosong pada kontestasi politik di Pilgub Sulsel.
  • PKB masih melihat perkembangan politik di Sulsel dan akan mempertimbangkan hasil survei serta aspirasi dari DPC.

Makassar, IDN Times - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) termasuk parpol yang belum menentukan sikapnya akan mengeluarkan rekomendasi untuk siapa di Pilgub Sulsel 2024. Parpol ini tentu tak bisa dipandang sebelah mata sebab bisa jadi menentukan kotak kosong atau tidak.

Ketua Bappilu PKB Sulsel, Syamsu Rizal, mengamini partainya menjadi salah satu penentu Pilgub Sulsel 2024 bakal diikuti pasangan tunggal atau lebih dari satu pasangan. 

"Sebenarnya hampir dipastikan memang menjadi penentu dan partai lain juga menjadi penentu," kata Syamsu Rizal atau yang akrab disapa Daeng Ical, kepada wartawan, Sabtu (27/7/2024).

1. PKB sayangkan wacana kotak kosong

ilustrasi pilkada serentak .(IDN Times/ Foto : Ilustrasi/KPU)

Daeng Ical menyayangkan adanya wacana kotak kosong pada kontestasi politik di Pilgub Sulsel. Menurutnya, kontestasi Pilkada Sulsel menjadi laboratorium politik yang aktual sehingga perlu lebih banyak konsultasi.

"Yang pasti, kami ingin ada ruang demokrasi yang tercipta dengan baik. Apapun itu, tetapi kita ingin supaya ini juga menjadi pembelajaran politik ke depan nanti," kata Daeng Ical.

2. Yakin masih ada peluang lebih dari satu paslon

Meski baru sebatas wacana, namun isu kotak kosong semakin santer lantaran salah satu bacagub terkesan memonopoli parpol. Namun Daeng Ical yakin selama pendaftaran di KPU belum terbuka, maka masih ada potensi Pilgub Sulsel tidak hanya diikuti satu pasangan.

"Kan belum ada didaftarkan. Tapi memang yang bisa menentukan bisa (rekomendasi) atau B1 KWK. Proses ini berjalan," katanya.

Berita Terkini Lainnya