SuperSUN PLN Akhiri Ketergantungan Genset di Pulau Terluar Pangkep
Energi bersih untuk pemerataan listrik di wilayah 3T
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pangkajene, IDN Times – Warga tiga pulau terluar di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, kini dapat menikmati listrik selama 24 jam tanpa perlu menggunakan genset diesel. PLN memberikan akses listrik dengan pemasangan pembangkit individual tenaga surya dan baterai yang dikenal dengan nama Sorong Ultimate for Electrifying - Surya untuk Negeri (SuperSUN).
Penyalaan listrik PLN secara simbolis berlangsung di Pulau Polewali, Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Pangkep, Selasa (20/8/2024). Selain Polewali, perangkat SuperSUN turut dipasang secara gratis di dua pulau lain, yaitu Saugi dan Sapuli, dengan total jumlah 118 unit pelanggan .
SuperSUN merupakan inovasi PLN untuk melistriki kampung-kampung yang jauh dari pusat pembangkit atau di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Secara sederhana, perangkat yang dipasang pada rumah pelanggan mirip genset namun dengan bahan bakar energi matahari. Listrik yang dihasilkan tidak menghasilkan emisi gas serta dapat beroperasi non-stop.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulsel Andi Eka Prasetya, mengapresiasi Upaya PLN melistriki kepulauan dengan memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT). Dalam momentum HUT ke-79 Kemerdekaan Indonesia, pemerintah dan PLN bersinergi menghadirkan pemerataan akses listrik di pelosok.
“Inovasi PLN dengan SuperSUN ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah hadir dan terus bekerja serta berinovasi untuk pemerataan akses listrik di pelosok yang menggunakan energi bersih dan ramah lingkungan," kata Andi Eka, Selasa.
Bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogao menyebut SuperSUN dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah kepulauan. Sebab listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan utama. Dia berharap semakin banyak pulau-pulau yang bisa dijangkau dengan inovasi listrik hijau tersebut.
Pangkep merupakan salah satu daerah di Sulsel dengan wilayah kepulauan. Terdapat setidaknya 115 pulau yang tersebar di empat kecamatan, yaitu Liukang Tupabbiring, Likukang Tupabiring Utara, Liukang Tangaya, dan Liukang Kalmas.
"Dengan adanya super sun ini, saya yakin akan terjadi banyak perubahan positif. Baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” ucap Yusran.
Baca Juga: PLN Kembali Hadirkan Listrik 24 Jam bagi 34 Dusun di Sulbar
Selama 20 tahun, warga pulau bergantung pada genset berbahan bakar solar
SuperSUN ini merupakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mikro yang dilengkapi kWh meter prabayar dengan daya 900 VA. Pembangkit ini terdiri dari dua komponen utama, yakni panel surya berkapasitas 440 Wp - 700 Wp dan baterai berkapasitas 2 kWh.
SuperSUN merupakan salah satu solusi ramah lingkungan untuk melistriki masyarakat di daerah terisolir. Inovasi ini awalnya diinisiasi oleh para pegawai PLN Sorong di Kampung Yarweser, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Karena berbahan bakar energi matahari, tidak ada emisi dari gas hasil pembakaran yang dikeluarkan SuperSun. Alat ini dihubungkan dengan instalasi listrik di rumah, serta sudah tersambung dengan gawai pelanggan sehingga dipantau secara online dan realtime mulai dari jaringan 2G (EDGE).
Hadirnya listrik jadi berkah bagi warga pulau terluar pangkep. Basir Daeng Liong, Kepala Dusun Polewali mengatakan, listrik 24 jam memungkinkan masyarakat leluasa beraktivitas.
Nelayan bisa memproduksi es batu di rumah untuk menyimpan ikan tangkapan. Selama ini nelayan harus menempuh perjalanan satu jam ke daratan Pangkep, dengan jarak 12,4 kilometer, untuk membeli es batu sebelum melaut.
Listrik juga bisa dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas rumah tangga. Misalnya menggunakan pompa air, kulkas, serta penerangan agar anak-anak bisa belajar di malam hari.
“Saya ucapkan banyak terima kasih kepada pemerintah Pangkep dan petugas PLN yang telah memasang panel tenaga surya,” kata Basir.
Di Pulau Polewali, perangkat SuperSUN dipasang pada 54 titik pelanggan. Terdiri dari 51 rumah, plus masing-masing satu masjid, sekolah, dan puskesmas pembantu. Listrik dari energi tenaga surya menggantikan genset diesel yang sudah jadi andalan warga sejak tahun 2004.
Sebelumnya, selama 20 tahun, warga Pulau Polewali mengurun biaya Rp3500 per rumah setiap hari untuk menyalakan genset diesel. Itu untuk menutupi biaya bahar bakar solar senilai Rp210 ribu per malam, yang sudah dibantu subsidi 50 persen oleh kepala desa. Itu pun listrik hanya beroperasi empat jam, dari pukul enam hingga pukul 10 malam.
“Saat ini, dengan listrik menyala 24 jam penuh, kami cukup mengeluarkan biaya sekitar Rp 50 ribu per bulan," ujar Basir Daeng Liong.