TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Petani di Gowa Sulsel Untung Berkali Lipat berkat Listrik PLN

Petani beralih ke pompa listrik yang lebih hemat dan efisien

Salah seorang petani tengah memanen cabai di Desa Kampili, Kabupaten Gowa. (Dok. PLN UID Sulselrabar)

Makassar, IDN Times - Petani di Desa Kampili, Desa Toddotoa, dan Kelurahan Parangbanoa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dapat meningkatkan produksi sampai tiga kali lipat, berkat ditunjang listrik PLN.

PLN melalui program Electrifying Agriculture memberikan pelayanan listrik lebih mudah dan terjangkau bagi para petani. Program itu membuat petani beralih dari peralatan pertanian berbasis diesel maupun gas, sehingga bisa kian produktif dan lebih ramah lingkungan.

Baca Juga: PLN Alirkan Listrik ke 51 Desa 3T di Sulselrabar selama 2023

1. Petani bisa menghemat 85 persen berkat pompa listrik

Mesin pompa air listrik yang sedang beroperasi mengairi 200 hektar sawah di Desa Kampili, Desa Toddotoa dan Kelurahan Parangbanoa, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. (Dok. PLN UID Sulselrabar)

Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Kampili, Syahruddin menjelaskan, listrik dengan daya terpasang 66 kiloVolt Ampere (kVA) menjadi sumber energi untuk mengoperasikan pompa listrik. Pompa mengaliri sawah seluas 200 Hektar di ketiga desa tersebut.

Dia mengaku selain dapat meningkatkan intensitas panen, biaya operasional juga lebih hemat 85 persen sejak menggunakan listrik. "Sebelumnya masyarakat hanya mampu memanen satu kali saja per tahun dan setelah menggunakan pompa listrik masyarakat mampu memaksimalkan kemampuan panen hingga tiga kali dalam satu tahun," ujar Syahruddin dalam keterangan pers yang diterima, Senin (7/8/2023).

2. Penggunaan pompa listrik lebih hemat dan efisien

Ketua Kelompok Tani Makmur Desa Kampili, Syahruddin saat mengoperasikan mesin pompa air berbasis listrik PLN. (Dok. PLN UID Sulselrabar)

Ia mencatat sebelum menggunakan listrik, dalam satu kali siklus panen para petani menghabiskan total Rp360 juta untuk membeli gas LPG. Sedangkan saat menggunakan listrik PLN para petani hanya mengeluarkan biaya Rp51 juta per panen.

"Artinya terdapat penghematan biaya operasional untuk menjalankan mesin pompa air adalah sebesar Rp309 juta atau 85,8 persen dalam satu kali panen," tutur Syahruddin.

Hal senada juga disampaikan Muhammad Ali, salah satu petani di Desa Limpua, Kabupaten Bone yang turut merasakan manfaat positif dari program Electrifying Agriculture PLN. Sebelum menggunakan listrik, dalam satu bulan dia harus mengeluarkan biaya Rp1 juta untuk membeli solar yang nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar mesin pompa air diesel.

"Sekarang setelah menggunakan listrik dengan daya 23 kVA saya hanya mengeluarkan biaya Rp300 ribu per bulannya untuk mengairi sawah saya," ungkapnya. Dirinya turut merasakan manfaat positif setelah menggunakan listrik, penggunaan listrik terbukti dapat menghemat biaya operasional sampai 70 persen.

Baca Juga: SPKLU di Kawasan Wisata Malino Dukung Green Tourism

Berita Terkini Lainnya