Profil Theofilus Allorerung, Bupati Tana Toraja Sang Penggerak Wisata

Sarjana Ekonomi yang fokus pada sektor pariwisata

Makassar, IDN Times - Pilkada Serentak 2020 lalu memunculkan banyak kejutan. Salah satunya terjadi di Kabupaten Tana Toraja (Tator), Sulawesi Selatan (Sulsel). Pasangan petahana yang maju sebagai kontestan justru kalah. Keluar sebagai pemenang adalah Theofilus Allorerung dan Zadrak Tombeg, dua politikus yang bukan nama asing di kuping penduduk Tator.

Khusus untuk Theofilus, ia sebelumnya dikenal sebagai salah satu pejabat teras Pemprov Sulsel. Sosok 64 tahun itu lalu mengabdikan diri di kampung halaman sebagai bupati selama dua periode tak berturut-turut.

Bagaimana sepak terjangnya politikus Golkar tersebut? Berikut IDN Times merangkumnya dari berbagai sumber.

1. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, dan sempat aktif di berbagai organisasi kepemudaan

Profil Theofilus Allorerung, Bupati Tana Toraja Sang Penggerak WisataBupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, saat memberi kata sambutan dalam acara pelantikan Pengurus Dewan Kerajinan Daerah Nasional Kabupaten Tana Toraja pada 18 Mei 2021. (Dok. Media Center Theo-Zadrak)

Theofilus Allorerung lahir di wilayah perbukitan Kecamatan Saluputti, Tator, pada 17 Oktober 1957. Awal-awalnya masa pendidikan formalnya ia jalani di kampung tetangga. Mulai dari SD Negeri Rembon (1964-1970) dan SMP Negeri Katolik Rembon (1970-1973).

Masuk masa putih abu-abu, Theo remaja merantau ke ibu kota Tana Toraja sebagai siswa SMA Negeri Makale (1973-1976). Usai lulus, ia diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Theo merengkuh gelar S1-nya pada tahun 1987.

Di sela 11 tahun masa kuliah, ia rupanya aktif mengurus sejumlah organisasi keagamaan dan kepemudaan. Mulai dari Persekutuan Pemuda Gereja Toraja (PPGT) di tahun 1984-1986 sebagai Ketua Klasis Makassar, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Sulsel pada 1981-1983, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Sulsel pada 1981-1986, serta Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dari 1981 hingga 1987.

2. Memulai kariernya sebagai pamong di lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

Profil Theofilus Allorerung, Bupati Tana Toraja Sang Penggerak WisataBupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, saat berbincang dengan Pastor Paroki Makale Albert Marina pada 9 Oktober 2020 sebagai bagian dari safari kampanye Pilkada Tana Toraja 2020 di mana ia maju sebagai salah satu kontestan. (Dok. Media Center Theo-Zadrak)

Pada dekade 1990-an, Theofilus memulai karier sebagai abdi negara dalam lingkup Pemprov Sulsel. Tahun 2000, ia dipromosikan sebagai Pemeriksa Retribusi dan Pendapatan Lain. Jabatan itu, diembannya hingga 2002.

Setelah itu, Theo menduduki sejumlah jabatan seperti Kepala Sub Bidang Pemeriksa Pelaksanaan dan Penghitungan Keuangan Daerah di Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Sulsel (2002), Kepala Sub Bagian Program Bawasda Provinsi Sulsel (2002), kemudian Sekretaris Bawasda Sulsel (2004-2006).

Masuk 2006, Theo diangkat sebagai Wakil Ketua Bawasda Sulsel. Lalu naik lagi sebagai kepala lembaga tersebut pada 2009. Masih di tahun yang sama, Bawasda Sulsel berubah nama menjadi Inspektorat Daerah Sulsel.

Lebih dari satu dekade di Makassar dan delapan tahun menempati kantor Bawasda di Jl. Pettarani, Theo akhirnya pulang kampung. Ia ditunjuk oleh Gubernur Sulsel saat itu, Syahrul Yasin Limpo, menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Tana Toraja juga pada tahun 2009.

3. Sempat menjabat sebagai Bupati Tana Toraja periode 2011-2015, dan sudah tiga kali jadi kontestan Pilkada

Profil Theofilus Allorerung, Bupati Tana Toraja Sang Penggerak WisataPasangan nomor urut 1 peserta Pilkada Kabupaten Tana Toraja 2020, Theofilus Allorerung (kedua dari kanan) dan Zadrak Tombeg (paling kiri), saat menemui para pendukungnya dalam sebuah pertemuan terbatas pada medio Oktober 2020. (Dok. Media Center Theo-Zadrak)

Setahun lebih menjabat Sekda Tator, Theo mantap maju sebagai Calon Bupati (Cabup) pada Pilkada 2010. Ia menggandeng Adheleid Sosang, istri dari Bupati Tator dua periode (2000-2005, 2005-2010) Johanis Amping Situru, sebagai Calon Wakil Bupati (Cawabup).

Theo-Adelheid keluar sebagai pemenang, mengalahkan lima kontestan lain. Tapi pencoblosan yang berlangsung pada 23 Juni 2010 itu diakhiri kisruh. Massa merusak kantor KPU, Panitia Pengawas Pemilu, DPRD Tana Toraja, DPD II Golkar dan bahkan rumah jabatan Bupati. Satu orang tewas dalam peristiwa nahas tersebut. Kemenangan Theo sempat berujung gugatan dari lima peserta Pilkada lain, tapi ditolak oleh Mahkamah Konstitusi.

Masuk Pilkada 2015, Theo mengincar periode kedua. Kali ini ia tanpa Adelheid yang memilih kembali jadi PNS. Sebagai ganti, ia mengajak politikus PDI-P Yohanis Lintin Paembongan sebagai Cawabup. Tapi, Theo-Yohanis kalah perolehan suara. Mereka cuma mengumpulkan 32,97 persen. Keluar sebagai pemenang saat itu adalah Nicodemus Biringkanae - Victor Datuan Batara dengan 41,99 persen.

Terakhir yakni pada Pilkada Serentak 2020 lalu, ketika Theo mantap mencalonkan diri sebagai Cabup untuk kali ketiga. Ia didampingi rivalnya di Pilkada 2015, Zadrak Tombeg yang saat itu masih menjadi kader Partai Demokrat. Diikuti tiga pasang calon, termasuk petahana Nicodemus-Victor, kandidat Theo-Zadrak keluar sebagai pemenang usai meraup 41,10 persen suara.

Baca Juga: Profil Bupati Gowa Adnan Purichta, Prototipe Politikus Millennial

4. Beberapa proyek digagas oleh Theo, salah satunya Bandara Buntu Kunik Mengkendek

Profil Theofilus Allorerung, Bupati Tana Toraja Sang Penggerak WisataBandara Buntu Kunik Tana Toraja pertama kali didarati pesawat, Rabu (12/8/2020). Humas Pemprov Sulsel

Saat menjabat di periode 2010-2015, Theo banyak berfokus pada sektor pariwisata Tana Toraja. Ia menggagas pembangunan Patung Yesus Buntu Burake, kawasan agrowisata Pango-Pango di Makale, serta Bandara Buntu Kunik Mengkendek yang diresmikan pada 21 Maret 2021. Termasuk pula gelaran tahunan bertajuk Lovely December, yang kini dikenal sebagai Toraja International Festival (TIF).

Untuk masa jabatan keduanya, Theo kembali menitikberatkan sektor tersebut sebagai nadi daerah. Salah satu yang sedang dibangun adalah obyek wisata wilayah perbukitan Ollon, di Lembang Bau, Kecamatan Bonggakaradeng.

Khusus sektor ekonomi, pandemik COVID-19 menurunkan laju pertumbuhan ekonomi di Tator hingga -0,28 persen di tahun 2020. Padahal sejak 2014, angkanya terus naik dari 6,80 persen hingga akhirnya mencapai 7,22 persen pada 2019. Mendongkrak ekonomi di era "new normal" jelas jadi tangan banyak pemimpin daerah, termasuk Theo.

Kini ia, harus mempertahankan laju persentase kemiskinan yang menurun signifikan selama lima tahun ke belakang. Menurut data Badan Pusan Statistik (BPS), angkanya turun dari 12,36 persen di tahun 2016 ke 10,12 persen pada 2020 lalu. Di masa kepemimpinan Theo (2011-2015), angkanya terbilang stagnan yakni di kisaran 12,72 persen hingga 13,81 persen.

Itu dia profil lengkap Theofilus Allorerung, Bupati Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Semoga selalu sukses membawa visi pariwisata demi Tator yang lebih baik, ya Pak!

Baca Juga: Profil Suardi Saleh, Bupati Barru dengan Latar Belakang Arsitek

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya