Menjunjung Tinggi Humor ala Laman Shitpost Kampus di Makassar

Mengemas segala isu dalam ranah komedik bukan kerjaan mudah

Makassar, IDN Times - "Malam, kak. Tabe, saya hampir DO (Drop Out, dikeluarkan)," kata seorang mahasiswa muda yang menghampiri meja. Sontak penulis mengernyitkan dahi, teringat nasib beberapa teman di kampus dulu, termasuk diri sendiri.

"Saya admin page (laman) Kesenangan di PNUP (Politeknik Negeri Ujung Pandang),"  lanjutnya.

Ternyata, dia menggunakan nama samaran lebih dulu ketimbang panggilan sehari-hari. (Selanjutnya, kita akan menulis namanya sebagai "HampirD.O". Ini juga berlaku untuk seluruh admin demi privasi mereka.)

Admin hampirD.O datang bersama admin SD665, pembuat akun Instagram shitposting Universitas Fajar (Unifa) yakni @unifa_spost. Sebelumnya sudah duduk bersama saya admin 2k14, salah satu dedengkot laman Facebook Keberagaman Kampus Merah yang "bermarkas" di Universitas Hasanuddin.

Malam itu, 27 September 2021, penulis dan tiga admin laman shitposting kampus se-Makassar sepakat bertemu di sebuah kafe daerah Tamalanrea. Sudah lama saya berniat mewawancarai mereka, ingin membongkar isi kepala tengil yang tak henti-hentinya menyuplai tawa dengan topik utama seluk beluk di kampus masing-masing.

Baca Juga: Selera Humor ada Kaitannya dengan Kecerdasan, Ini Kata Ahli!

1. Shitposting kini lebih identik dengan humor alih-alih seram

Menjunjung Tinggi Humor ala Laman Shitpost Kampus di MakassarTangkapan layar unggahan akun shitpost Kesegaran Kampus UNIFA yang berbasis di Universitas Fajar. (Instagram.com/unifa_spost)

Sebenarnya, apa sih shitposting itu? Miles Klee, reporter web culture situs populer Daily Dot, menyebut shitposting sebagai perbuatan mengirim konten "agresif, ironis, maupun troll (provokasi) berkualitas buruk" ke forum internet atau media sosial.

Mahasiswa Oxford University, Alex Walker, pernah menulis untuk koran kampus Cherwell pada 2016 bahwa shitposting efektif untuk "menggagalkan diskusi (atas sebuah topik) atau memberi dampak yang besar dengan sedikit usaha."

Lebih jauh, Walker menjelaskan bahwa shitposting adalah salah satu bentuk konflik di dunia maya (flame war) terkoordiasi dengan tujuan membuat pengunjung situs menjadi kurang nyaman.

Terdengar menyeramkan. Tapi ini bukan tipikal postingan buzzer yang didorong narasi politis atau berdasarkan pesanan pihak tertentu. Belakangan, shitpost malah lebih menjurus ke humor. Mereka secara sadar dan sukarela melempar foto-foto disertai (atau sekadar) teks pemicu senyum.

Belakangan, banyak postingan jenis ini mengandung dosis absurditas tinggi. Bagi para shitposter, semakin nyeleneh atau minim konteks maka semakin bagus. Contohnya, foto Presiden Joko Widodo sedang rebahan kelelahan usai bermain sepak bola pada tahun 2014 sudah cukup membuat warganet muda tersenyum.

Gak heran sih, orang-orang tua alias generasi boomer mengeluh kalau pemicu ketawa millennial dan Gen Z susah dimengerti. Di Indonesia, beberapa laman shitposting punya  di Facebook. Sebut saja Semiotika Adiluhung 1945, Sepi dan serangga yang menyangga, plus Fluxcup Institute.

2. Kultur "shitpost" kampus di Jawa kemudian ditiru oleh para admin di Makassar

Menjunjung Tinggi Humor ala Laman Shitpost Kampus di MakassarLaman shitpost Kesenangan di PNUP yang berbasis di Politeknik Negeri Ujung Pandang. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

"Saya lupa awalnya kapan mulai, mungkin sekitar 2016 atau 2017," cerita admin 2k14, otak di balik laman Keberagaman Kampus Merah. "Tapi, pas di masa itu, meledak sekali shitpost kampus di Jawa. Dimulai dari Universitas Indonesia dan Universitas Bina Nusantara (Binus), kemudian disusul kampus-kampus lain seperti Telkom University," sambungnya.

"Melihat bagaimana di Jawa, saya cemburu. Kapan ada di Makassar? Kenapa di Jawa semua? Setelah melihat muncul lagi dari kampus di Sumatra, akhirnya saya berinisiatif, saya yang mulai deh," lanjut 2k14 yang saat itu sedang merampungkan studi S1.

Saat artikel ini dibuat, angka likes Keberagaman Kampus Merah mencapai 17 ribu serta 19 ribu followers. Mereka rutin membagikan postingan bertopik pemicu gundah gulana mahasiswa. Mulai dari pengaderan organisasi di mana junior kucing-kucingan dengan senior, dilema mahasiswa tua, skripsi, dosen pembimbing, salah jurusan hingga kebijakan kampus. Topik sama juga diangkat oleh laman lainnya.

Sementara itu, SD665 dari @unifa_spost (nama resmi: Kesegaran kampus UNIFA) berangkat dari stereotipe kalau kampusnya bersikap apatis dalam banyak isu.

"Kalau saya awalnya iseng saja, tapi semakin ke sini saya sadar kalau banyak fenomena bisa diangkat. Kalau mau angkat hal-hal serius mungkin tak efektif. Jadinya saya memilih cara yang agak ringan, ya tentu saja shitpost ini," terang SD665.

"Persentasenya sekitar 30 persen kritis, 70 persen berisi fenomena-fenomena biasa. Tapi yang 30 persen jelas nda main-main karena kita bicara soal data," imbuhnya.

Di sisi lain, Hampir.DO terinspirasi dari laman shitpost Unhas dan UNM. "Sebelumnya ada mi memang PNUP Shitpost. Tapi tidak ada shitpost di situ, malah terlihat seperti akun informasi kampus," ujarnya dan mengundang kerut dahi para admin lain. "Saya juga nda mengerti."

"Karena laman itu sudah tidak aktif, akhirnya saya membuat page baru tapi mengikut ke dua page tadi (Unhas dan UNM, red). Tidak pernah ada isu dari luar, tapi dalam lingkup kampus karena followers kami mayoritas dalam kampus PNUP," sambung Hampir.DO.

3. Dianggap sebagai perubahan sosial berkat kehadiran media baru

Menjunjung Tinggi Humor ala Laman Shitpost Kampus di MakassarLaman shitpost Mencari Kesejukan di UNM yang berbasis di Universitas Negeri Makassar. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Fenomena akun shitpost di Makassar memang baru berkembang empat tahun terakhir. Cukup terlambat seperti apa yang dikatakan 2k14. Tapi, belum telat sebagai ruang baru bagi mahasiswa untuk berekspresi dengan gaya baru dan mengikuti perkembangan media sosial.

"Kalau misalnya ditanya apakah mereka lahir dari keresahan mahasiswa, saya rasa iya," ujar dosen Ilmu Komunikasi Universitas Fajar, Mariesa Giswandhani, saat diwawancara via telepon pada 31 Januari 2022.

Senada dengan SD665 si admin @unifa_shitpost, Mariesa menyebut metode cara akun-akun shitpost kampus menyoroti masalah internal dan isu yang meluas termasuk pola perubahan sosial.

"Jadi sebenarnya metode protes yang dilakukan mahasiswa sudah lama. Dulu, mahasiswa tidak memiliki medianya sendiri. Sehingga agar bisa didengar, mereka harus turun ke jalan. Tujuannya adalah menarik perhatian aparat, pemerintah dan media demi menjangkau khalayak luas," jelas Mariesa.

"Tapi ini (akun shitpost kampus) erat pengaruhnya tentang pola perilaku sosial. Pola berinteraksi dan menyampaikan pesan berubah, didukung oleh kehadiran media baru," imbuhnya.

Di balik humor yang jadi dasar mereka, mereka tetap menyelipkan hal-hal tertentu untuk disuarakan. Menurut Mariesa, muatan lelucon dan sarkasme tetap ada, sebab dengan cara seperti itu membuat postingan mereka lebih dipahami oleh anak-anak muda. Efektivitasnya pun disebut cukup besar.

4. Membangun awareness atas isu-isu di dalam dan luar kampus tetap jadi misi utama

Menjunjung Tinggi Humor ala Laman Shitpost Kampus di MakassarTangkapan layar unggahan akun shitpost Kesenangan di PNUP yang berbasis di Politeknik Negeri Ujung Pandang. (Instagram.com/pnupshitpost)

Dengan muatan penuh humor, ternyata admin-admin laman shitpost kampus ini punya pantangan dan tantangan. "Misalnya aktivitas khas aktivisme itu saya enggan, karena kalau skandal saya juga kasih wadah. Karena siapa yang mau diharap untuk angkat itu?" ujar SD665.

"Tapi bukan berarti saya yang bikin. Kalau ada yang minta posting, selama itu kebenaran, saya iyakan. Palingan itu ji di luar konteks garis besar akun ini yang saya setujui. Tapi format humor juga paling enak karena pesannya mudah sampai," imbuhnya.

HampirD.O sepakat dengan SD665, bahwa laman shitpost mereka yang benar-benar anonim justru membuat mereka bebas bersuara. Tapi, hal yang turut ia pusingkan bersama admin-admin Kesenangan di PNUP lainnya bagaimana humor tak mengaburkan isu yang dibawa.

"Keterbatasannya adalah cara mengolah setiap postingan, agar semua orang tetap menangkap humor dan isu, serta bisa mereka tanggapi. Saya masih pusing cara merancangnya. Dan terutama kita juga bisa tetap aman," papar HampirD.O.

Admin 2k14 dari Keberagaman Kampus Merah paham bahwa menggiring akun-akun shitpost mereka ke ranah netral memang cukup susah. Terlebih melihat betapa terbelahnya haluan politik mahasiswa. Tapi ia menyebut "tugas" mereka dan admin-admin lainnya sama dengan media arus utama.

"Ada isu yang bisa diangkat, dan orang aware bahwa ada masalah seperti ini di kampus, dan masih ada itu masalah sampai sekarang. Entah dibiarkan ditahan-tahan atau memang mau diambil langkah. Yang jelas membangun awareness," katanya.

5. Laman shitpost agaknya belum menarik perhatian para petinggi kampus

Menjunjung Tinggi Humor ala Laman Shitpost Kampus di MakassarTangkapan layar unggahan akun shitpost Keberagaman Kampus Merah yang berbasis di Universitas Hasanuddin. (Instagram.com/unounhas)

Lantas, seperti apa sih sikap kampus atas kehadiran laman yang mereka kelola? Kultur internet sejatinya bebas tanpa kekangan. Tapi upaya "melucukan" hal-hal serius sebenarnya membuat para admin bermain-main di ranah abu-abu nan rawan. Terlebih gaya humor anak muda dan boomer sangat bertolak belakang.

"Yang saya tangkap dari kampus, mereka cuma bereaksi atas postingan-postingan tertentu tapi tak pernah secara keseluruhan. Tapi kalau mau diobjektifkan, kami diterima asalkan postingan kami bukan bualan semata," kata HampirD.O saat bercerita tentang sikap rektorat atas lamannya yang saat ini disukai 1.500-an akun.

"Tapi kami pernah mengunggah video editan pendek petinggi kampus kami bernyanyi lagu 'Baka Mitai.' Kemudian ada DM yang masuk dari staf, meminta kami menghapus postingan tersebut dan meminta menghormati tempat kami menuntut ilmu," sambungnya. Laman Kesenangan di PNUP ternyata cukup sering jadi buruan, bahkan sempat vakum lama lantaran para adminnya dicari.

Sementara itu, @unifa_spost yang masih muda membuatnya belum mendapat banyak masalah. "Akun kami belum banyak dilirik, paling banter ya komentar dihapus," seloroh SD665. Ia memang lebih banyak diam, sebab mendengarkan dengan saksama para "senior" di ranah shitpost membagi pengalaman. "Lumayan, ada kiat ampuh," canda SD665.

Jika awal-awalnya Keberagaman Kampus Merah cuma menyasar isu ringan sehari-hari. Mereka mulai menyentil beberapa kebijakan Unhas sejak 2019, termasuk pembangunan hotel yang rampung Mei 2022 lalu. "Saya dulu belum mau menyinggung staf kampus. Yang melakukannya baru admin baru. Tapi sejauh ini, tak ada sikap dari kampus untuk melarang atau mendukung. Terkesan membiarkan," cerita 2k14.

6. Beda respons dan sikap atas postingan mereka dipengaruhi oleh faktor kecakapan digital

Menjunjung Tinggi Humor ala Laman Shitpost Kampus di MakassarTangkapan layar unggahan akun shitpost Mencari Kesejukan di UNM yang berbasis di Universitas Negeri Makassar. (Instagram.com/mekdiunm)

Rekan 2k14, yakni 2k13 yang baru datang belakangan, menyebut akun shitpost kampus juga sebagai praktik demokrasi. Mirip dengan organisasi mahasiswa dan lembaga pers kala mengkritik kebijakan rektorat atau dekanat.

"Kalau sebuah akun shitpost kampus sudah bisa 'membercandakan' birokasi kampus, itu sudah next level. Kita bisa melihat cara mereka meng-handle konten yang dibuat oleh mahasiswanya alias reaksi kebebasan berpendapat," katanya.

"Dan juga dilihat oleh anak-anak SMA di luar sana, yang akan menjadi mahasiswa, tentang seberapa chill orang-orang di kampus tersebut," sambung 2k13.

Mariesa Giswandhani menyebut reaksi berlebihan dari orang-orang lain atas postingan laman shitpost kampus dipengaruhi oleh kecakapan digital anak-anak muda memang berbeda.

Baby boomer dan Gen X cenderung kaget dan sekadar membeli perangkat untuk memenuhi kebutuhan sosialnya. Tapi ada juga beberapa yang mulai membekali diri dengan ilmu baru. Gen Z betul-betul memahami sebab mereka mencari hiburan, informasi dan menghabiskan waktu di internet. Mariesa berpendapat bahwa millennial masih abu-abu, karena berada di masa transisi antara tradisional ke digitalisasi.

"Tidak semuanya paham bagaimana merespons suatu kritik di media sosial. Jadi ujung-ujungnya yang muncul adalan nyinyir dan hujatan yang tidak terarah atau sesuai dengan konteks pesan yang ingin disebar luaskan," jelas Mariesa.

"Alasan utama memakai media sosial karena mereka paham betul media yang digunakan. Mereka punya kemampuan membuat visual yang menarik perhatian. Timbal balik dari khalayak berupa like dan share juga langsung terasa. Mereka juga bisa membuat opini publik sendiri," sambungnya.

7. Humor tetap sajian utama, sembari memberi gambaran jenaka soal kehidupan di kampus

Menjunjung Tinggi Humor ala Laman Shitpost Kampus di MakassarLaman shitpost Keberagaman Kampus Merah yang berbasis di Universitas Hasanuddin. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Setelah sekitar tiga jam berbicara dengan keempat admin, saya mulai berani bertanya apa yang akan mereka lakukan ke depannya dengan laman shitpost yang mereka kelola. SD665 berharap ada mahasiswa aktif lain bisa mengelola laman Instagram @unifa_spost yang saat ini diikuti oleh 140 orang.

"Soalnya kan saya juga nda selamanya di kampus. Ada hal-hal lain harus dilakukan. Apalagi status sebagai mahasiswa tingkat akhir. Bukan cuma himpunan dan organisasi mahasiswa yang perlu regenerasi, akun ini juga," selorohnya.

Sementara itu, 2k14 dan 2k13 dari Keberagaman Kampus Merah kompak mengaku lega dengan perkembangan laman yang mereka kelola. Belakangan mereka turut merambah Instagram lewat akun @unounhas. Tapi, mereka sering mendapat pesan berupa pertanyaan dari followers tentang kehidupan sebagai mahasiswa di Unhas.

"Kami sering ditanyai tentang bagaimana cara masuk dan diminta menjelaskan apa saja yang dipelajari oleh jurusan. Padahal itu kan tugas help desk. Laman ini kami cuma gunakan untuk nyampah," kata 2k13 sambil tertawa.

Lalu apa sih harapan HampirD.O sebagai pengelola Kesenangan di PNUP? "Semoga orang-orang bisa belajar cara menerima kritik dan humor. Media sosial adalah ruang publik di mana kebebasan berekspresi yang sebenarnya," ungkapnya.

Saya yang mendengarnya agak terkejut, kemudian mengernyitkan dahi. Ada sebuah momok bernama UU ITE yang menyasar segala kalangan. Semua akan tetap gembira jika sisi humor tetap ditonjolkan. Kecuali, jika mimpi buruk Warkop DKI menjadi kenyataan: ketika tertawa akhirnya dilarang.

Baca Juga: 10 Humor ala Bapak-bapak Ini Bikin Ngakak Abiezzz

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya