Arnold Mononutu, Rektor Unhas Ketiga, Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Sempat jadi Menteri Penerangan di tiga kabinet berbeda

Makassar, IDN Times - Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pemerintah Republik Indonesia kembali menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional untuk sejumlah tokoh. Pada peringatan Hari Pahlawan tahun 2020, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memberi status tersebut kepada enam tokoh.

Berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/11/2020) siang, penganugerahan diberikan, salah satunya, kepada Arnold Mononutu, politikus asal Sulawesi Utara dan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 1960-1965.

1. Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu sempat menjadi anggota organisasi pergerakan Perhimpunan Indonesia saat kuliah di Belanda

Arnold Mononutu, Rektor Unhas Ketiga, Diberi Gelar Pahlawan NasionalPresiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) melihat foto Pahlawan Nasional Arnold Mononutu yang merupakan tokoh dari Provinsi Sulawesi Utara saat peringatan Hari Pahlawan Tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/11/2020). Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh yang telah melalui proses seleksi oleh Kementerian Sosial dan Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan. (BPMI Setpres/Lukas)

Bernama lengkap Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu, ia lahir di Manado pada 4 Desember 1896 dan wafat di Jakarta pada 5 September 1983. Arnold mulai terlibat dalam gerakan kemerdekaan saat kuliah di Akademi Hukum Internasional Den Haag, Belanda. Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia) jadi organisasi yang ia tekuni selama menjadi mahasiswa.

Pulang ke Indonesia, Arnold menjadi anggota Partai Nasional Indonesia (PNI) yang baru dibentuk oleh Sukarno. Sempat menjadi pegawai perusahaan eksplorasi minyak Jepang, ia kemudian keluar mengabdi kepada rakyat dengan menjadi pengajar di Perguruan Rakyat.

Sepanjang dekade 1930-an, Arnold kembali ke Manado dan menggerakkan koperasi kopra. Namun pendudukan Jepang memaksanya pindah ke Ternate, lantaran menolak bekerja sama dengan administrasi Dai Nippon.

Setelah Indonesia merdeka, Arnold menduduki jabatan Menteri Penerangan di tiga kabinet berbeda. Mulai dari Kabinet Republik Indonesia Serikat (1949-1950), Kabinet Sukiman Suwirjo (1951-1952) dan Kabinet Wilopo (1952-1953). Ia pun sempat menjabat Duta Besar Republik Indonesia yang pertama untuk Tiongkok.

2. Sivitas akademika Universitas Hasanuddin turut gembira atas gelar Pahlawan Nasional untuk Arnold Mononutu

Arnold Mononutu, Rektor Unhas Ketiga, Diberi Gelar Pahlawan NasionalPatung nama serta taman yang terletak di pintu masuk menuju Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. (Dok. Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin)

Kembali dari Tiongkok, Arnold Mononutu diangkat menjadi Rektor Universitas Hasanuddin Makassar. Duduki jabatan dari 1960 hingga 1965, ia menambah jumlah fakultas di Kampus Merah.

Antara lain Fakultas Teknik (1960), Fakultas Sastra (1960), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik  (1961), Fakultas Pertanian (1962), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1963) lalu Fakultas Peternakan (1964).

Rektor Unhas saat ini, Dwia Aries Tina Pulubuhu, mengaku merasa bangga atas penganugerahan Pahlawan Nasional. Baginya, Om No --sapaan Dwia kepada Arnold Mononutu-- turut meletakkan fondasi sehingga Unhas bisa seperti sekarang.

"Om No adalah tokoh nasionalis, yang memiliki spirit kebangsaan yang kuat. Pada saat beliau menjabat sebagai Rektor, beliau mewariskan sistem pendidikan berbasis nasionalisme yang mengakar. Karakter sebagai kampus yang menjaga spirit negara kesatuan telah ada sejak awal berdirinya Unhas, itu salah satu jejak Om No," ungkap Dwia, dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times.

3. Lima tokoh lain yang dianugerahi Pahlawan Nasional pada upacara di Istana Negara

Arnold Mononutu, Rektor Unhas Ketiga, Diberi Gelar Pahlawan NasionalUpacara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional, yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Pahlawan Tahun 2020, yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/11/2020). (BPMI Setpres/Muchlis)

Selain Arnold Mononutu, masih ada lima nama lain yang mendapat gelar Pahlawan Nasional. Mereka adalah Sultan Baabullah (Maluku Utara), Macmud Singgirei Rumagesan (Papua Barat), Jenderal Polisi (Purn.) Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo (DKI Jakarta), Sutan Muhammad Amin Nasution (Sumatera Utara) dan Raden Mattaher Bin Pangeran Kusen Bin Adi (Jambi).

Pengangkatan ini berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 117/TK/Tahun 2020 yang ditetapkan pada 6 November 2020. Upacara penganugerahan sendiri dihadiri oleh para ahli waris penerima gelar dan sejumlah tamu yang mendapat undangan dalam jumlah terbatas.

Mengutip siaran pers Kepala Biro Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Laksma TNI Imam Suprayitno, penetapan keenam tokoh tersebut telah melalui pertimbangan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, yang berpedoman pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Baca Juga: 6 Tokoh Bakal Jadi Pahlawan Nasional, Ini Daftarnya

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya