Kemenag Sulsel: Posisi Hilal Sulit Terlihat di Langit Makassar  

Posisi hilal di Makassar masih di bawah nol derajat

Makassar, IDN Times - Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan (Sulsel) bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulsel, memantau posisi hilal atau bulan sabit baru, yang dijadikan petunjuk untuk penentuan masuknya 1 Syawal dan pelaksanaan salat Idul Fitri, di atas gedung Mall GTC, Tanjung Bunga, Makassar, (3/6).

“Berdasarkan pantauan kami, posisi hilal atau bulan baru susah terlihat karena hilal duluan terbenam dibandingkan matahari,” ujar Kepala Kemenag Sulsel Anwar Abubakar dalam keterangan pers usai pemantauan hilal.

1. Kemenag Sulsel serahkan hasil pantauan ke sidang isbat Kementerian Agama pusat

Kemenag Sulsel: Posisi Hilal Sulit Terlihat di Langit Makassar  IDN Times/Abdurrahman

Anwar menegaskan, karena posisi hilal tidak terlihat dari pemantauan menggunakan teropong, pihaknya menyerahkan hasil pantauannya ke Kementerian Agama pusat untuk menjadi bahan pertimbangan Sidang Isbat yang akan digelar malam ini di Jakarta.

“Untuk menetapkan 1 Syawal ada dua metode, yaitu hisab atau menghitung dan kedua adalah rukyatul hilal atau melihat hilal, karena hilal tidak terlihat dan diprediksi di bawah nol derajat, maka kita akan melakukan istikmal, atau mencukupkan puasa selama 30 hari,” tutur Anwar.

2. Kementerian Agama gelar sidang isbat yang dihadiri perwakilan ulama, tokoh ormas Islam, dan pakar astronomi

Kemenag Sulsel: Posisi Hilal Sulit Terlihat di Langit Makassar  IDN TImes/Indiana Malia

Pemerintah akan menggelar sidang isbat atau penentuan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriyah pada Senin (3/6) petang sebelum waktu salat Maghrib, di kantor Kementerian Agama, Jakarta Pusat.

Dikutip dari Antara, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin akan memimpin sidang yang diikuti para ulama, tokoh organisasi kemasyarakatan Islam, pakar astronomi, delegasi negara sahabat dan unsur terkait lainnya. 

Sidang Isbat akan diawali paparan secara terbuka mengenai posisi bulan sabit baru (hilal) berdasarkan data astronomi (falak) oleh pakar astronomi. Kegiatan dilanjutkan dengan ibadah salat Magrib kemudian dilakukan sidang tertutup.

Baca Juga: Berpadu dengan Budaya Lokal, Ini Dia Tiga Tradisi Islam Unik di Sulsel

3. Penetapan jatuhnya Lebaran akan dilakukan dengan dua metode

Kemenag Sulsel: Posisi Hilal Sulit Terlihat di Langit Makassar  IDN Times/Helmi Shemi

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Agus Salim mengatakan Kemenag menyebar para pemantau hilal di 105 titik di seluruh Indonesia. Adapun Kemenag dalam menetapkan jatuhnya Lebaran memadukan dua metode, yaitu melalui perhitungan astronomi (hisab) untuk menentukan posisi pasti hilal. Kemudian akan didapatkan prakiraan letak bulan baru dan dikonfirmasi dengan melihat hilal secara langsung (rukyat).

Apabila bulan baru terlihat perukyat beberapa saat setelah Maghrib tiba (qobla ghurub) maka pada petang ini ditetapkan sudah memasuki 1 Syawal. Artinya, masyarakat Indonesia akan merayakan Lebaran pada Selasa (4/6) atau puasa berlangsung selama 29 hari versi pemerintah.

Sementara itu, jika hilal tidak disaksikan para perukyat maka pada Senin petang ditetapkan sebagai malam 30 Ramadhan. Dengan kata lain, 1 Syawal jatuh pada Rabu (5/6) atau pada Senin petang masyarakat Muslim masih melanjutkan prosesi amalan puasa seperti tarawih dan pada Selasa (4/6) Muslim di Indonesia masih berpuasa. 

Baca Juga: [LINIMASA] Puncak 31 Mei, Ini Data Arus Mudik Lebaran 2019

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya