Daeng Lempang: Anak Saya Lemas Usai Bertugas di TPS

Petugas KPPS Radiayansa tumbang setelah begadang di TPS

Pangkep, IDN Times - Namanya Radiayansa dan usianya baru 31 tahun. Sayang, dia meninggal di umur begitu muda. Radiayansa menjadi satu dari ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia saat mengawal Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. 

Masih segar dalam ingatan sang ayah, Daeng Lempang (64), bagaimana putranya itu lemas usai bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 09 Kelurahan Bunga Eja Beru, Kecamatan Tallo, 18 April lalu.  

"Radiayansa tidak bisa bangkit dari tempat tidurnya. Sebelum jadi anggota KPPS, kesehatannya baik-baik saja," kata Daeng Lempang kepada IDN Times, Sabtu (11/5). 

Setelah lemas itu, Radiayansa beberapa kali diantar periksa ke Puskesmas. Namun, kondisinya tak membaik. Selama  kesehatannya drop, Radiayansa memilih beristirahat di kediaman orangtuanya, di Jalan Tinumbu Lorong 142 RW 2 RT 4, Kelurahan Bunga Eja Beru.

Bahkan sang istri sempat juga membonceng Radiayansa dengan sepeda motor ke Rumah Sakit Pelamonia. Namun, tubuh pemuda itu tak kuasa untuk bertahan. Radiayansa meninggal pada 27 April lalu dan dimakamkan di kampung halaman orangtuanya di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. 

1. Radiayansa mengawal penghitungan suara hingga Kamis siang (18/5)

Daeng Lempang: Anak Saya Lemas Usai Bertugas di TPSIDN Times/Abdurrahman

Rekan sesama petugas KPPS almarhum Radiayansa, Andi Ain, mengatakan setelah waktu pencoblosan tuntas pada siang hari,  Rabu (17/5), penghitungan suara dilakukan hingga tengah malam dan dilanjutkan pada esok paginya, Kamis (18/5).

Penghitungan suara di TPS 09 baru rampung Kamis siang, sekitar pukul 12.00 Wita. Setelah semua rampung, petugas kemudian menyerahkan hasilnya ke kelurahan. 

Radiayansa merupakan salah satu petugas yang ikut begadang untuk menyelesaikan semua tugas-tugas itu. 

Setelah kotak suara, kertas suara, dan hasil rekapitulasi sudah diserahkan ke pihak Panitia Pemungutan Suara tingkat kelurahan, Radiayansa langsung pergi ke rumah orangtua  beristirahat. 

2. Pemilu kali ini dianggap sangat menguras energi petugas KPPS

Daeng Lempang: Anak Saya Lemas Usai Bertugas di TPS

Komisioner KPU Makassar divisi sosialisasi dan partisipasi pemilih, Endang Sari yang dikonfirmasi mengakui Pemilu tahun ini sangat menguras energi bagi petugas penyelenggara ad hoc, seperti petugas KPPS dan pengamanannya. 


“Mereka harus dikenang, dan sejarah tidak boleh melupakan jasa mereka. Ke depannya desain sistem pemilu kita harus lebih baik lagi memperhatikan penyelenggara Ad Hoc, khususnya terkait honorarium dan asuransi,” ujar Endang.

Baca Juga: Petugas KPPS Terus Berguguran. Apa yang Salah?

3. Tahap penghitungan suara bagian paling melelahkan bagi petugas KPPS

Daeng Lempang: Anak Saya Lemas Usai Bertugas di TPS

Salah satu petugas KPPS di Makassar bernama Arfah menuturkan bahwa dia mulai bertugas sehari sebelum pencoblosan untuk menyiapkan TPS. Lalu di hari pencoblosan, dia bertugas dari pagi hari hingga larut malam, dan dilanjut pada esok harinya sebelum dinyatakan rampung dan diserahkan ke petugas PPS. 

Dia menilai, metode penghitungan surat suara sudah tepat, tapi proses menghitung jumlah suara yang harus dihitung ini sangat meletihkan, mengingat banyaknya jumlah caleg dan jumlah partai yang tercantum di surat suara. " Banyak petugas yang kesehatannya drop karena kurang waktu istirahat dan faktor kondisi di lapangan saat prosesnya berlangsung,” kata Arfah, Ketua KPPS TPS 28 Kelurahan Tidung, Kecamatan Rappocini. 

4. Petugas KPPS di Kota Makassar yang meninggal berjumlah 3 orang

Daeng Lempang: Anak Saya Lemas Usai Bertugas di TPSIDN Times/Abdurrahman

Jumlah petugas KPPS yang meninggal di Kota Makassar setelah Pemilu sebanyak 3 orang, yakni Radiayansa pada 27 April lalu; Alip Ukhda, petugas KPPS TPS Kelurahan Karunrung, Kecamatan Rappocini pada 4 Mei; dan terakhir pada 6 Mei, petugas KPPS Kecamatan Makassar, Muhammad Amar. 

“Saat ini kami dalam proses mendata teman-teman penyelenggara ad hoc yang mendapat musibah untuk dilaporkan secara berjenjang agar mereka bisa mendapat santunan sesuai jumlah yang ditentukan pemerintah,” kata Endang. 

Baca Juga: [LINIMASA] Fakta dan Data Arus Mudik Lebaran 2019

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya