Tahun Kesembilan, MIWF Usung Tema "People"

Festival dikemas ramah lingkungan

Makassar, IDN Times - Festival penulis terbesar di kawasan timur Indonesia, Makassar International Writers Festival (MIWF) kembali digelar. Hajatan yang memasuki tahun kesembilan, akan berlangsung selama empat hari di kawasan benteng Fort Rotterdam Makassar, 26-20 Juni 2019.

Tahun ini MIWF mengangkat tema "People". Direktur MIWF Lily Yulianti Farid mengungkapkan, tema ini sebagai respons terhadap selesainya Pemilihan Umum di Indonesia.

"People dipilih sebagai tema karena Indonesia baru saja selesai mengadakan Pemilu dan wacana serta media arus utama dikuasai oleh urusan politik. Sementara rakyat seolah-olah hanya diperhatikan saat perebutan kekuasaan," kata Lily melalui siaran pers yang diterima Jumat (21/6).

Baca Juga: Ini Hasil Lengkap Pilpres 2019!

1. MIWF mengadirkan 55 penulis dan pembicara dalam 58 mata acara

Tahun Kesembilan, MIWF Usung Tema PeopleInstagram/makassarwriters

Dalam bahasa Inggris, 'people' dapat diartikan sebagai orang. Namun lebih dari itu, dapat juga bermakna rakyat sehingga cakupannya lebih luas Sesuai tema, MIWF tahun 2019 akan membuka banyak ruang percakapan tentang orang-orang biasa yang berdedikasi di berbagai bidang. 

MIWF kian berkembang sebagai 'Festival of Ideas' yang menjadi pertemuan seniman lintas disiplin, budayawan, aktivis, intelektual yang ingin terhubung langsung dengan warga lokal. Festival ini akan menghadirkan 55 penulis dan pembicara nasional dan internasional. Mereka akan berbagi pengalaman dan cerita terkait karya-karyanya.

Penulis yang akan hadir, antara lain: Haidar Bagir, Marchella FP, Suffian Hakim (Singapura), Rosianne Watt (Inggris), Papermoon Puppet Theatre dan masih banyak lagi. Ada 58 total mata acara yang akan berlangsung di MIWF yang berpusat di Fort Rotterdam dan lima kampus di Makassar.

2. Festival yang ramah lingkungan

Tahun Kesembilan, MIWF Usung Tema PeopleFlickr/Rumata Artspace

MIWF kali ini mengusung konsep festival ramah lingkungan dengan slogan 'zero waste festival'. Peserta dan pengunjung bakal bersama-sama mewujudkan kampanye melarang penggunaan plastik sekali pakai. 

Komitmen ramah lingkungan itu ditunjukkan oleh para relawan dan tim kerja yang wajib membawa botol air minum isi ulang, serta dibentuknya unit kerja Zero Waste yang bertugas selama festival. "Seluruh sampah yang dihasilkan di festival akan dipilah, dijadikan kompos, didaur ulang, dan dipastikan tidak berakhir di Tempat Pembuangan Akhir Sampah," kata Lily.

3. Lima penulis muda KTI terpilih sebagai emerging writers

Tahun Kesembilan, MIWF Usung Tema PeopleFlickr/Rumata Artspace

Seperti tradisi sejak awal digelarnya MIWF di tahun 2011, MIWF selalu memilih penulis muda dari kawasan timur Indonesia untuk ambil bagian dalam perayaan tahunan. Mereka yang disebut 'emerging writers' umumnya merupakan penulis muda yang diberi kesempatan membicarakan karya dan gagasannya seputar literasi, sastra, dan seni budaya.

Tahun ini, Lily yang merangkat kurator bersama Shinta Febriany dan M Aan Mansyur memilih lima penulis muda dari 195 peserta seleksi. Mereka adalah Fadli Refualu dan Nurul Fitroh dari Makassar, Safar Banggai (Banggai), Baiq Ilda Karwayu (Mataram), dan Giovanni A. L. Arum (Kupang).

4. MIWF jadi agenda tahunan yang layak dinanti

Tahun Kesembilan, MIWF Usung Tema Peoplemakassarwriters.com

MIWF dikelola oleh Rumata 'Artspace, sebuah kelompok mandiri dan berbasis masyarakat di Makassar. Festival ini bertujuan untuk menyebarkan kegembiraan sastra, untuk meningkatkan kebiasaan membaca di kalangan orang Indonesia, terutama anak muda dan mahasiswa. Selain itu festival ini juga untuk mendorong kegiatan menulis dan publikasi.

Selama sembilan tahun, Rumata 'telah membantu MIWF menjadi acara sastra dan budaya utama di Indonesia. MIWF bertujuan untuk menghubungkan penulis, seniman, aktivis sastra, penerbit, pembaca, kaum muda dan khalayak umum. Diadakan di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, festival ini memainkan peran yang sangat penting untuk memfasilitasi diskusi yang menarik, memprovokasi ide dan pemikiran yang berani dan telah menjadi simbol keterlibatan intelektual dan koneksi budaya antara penduduk setempat dan dunia sastra global.

Baca Juga: Ini Calon Haji Tertua Asal Sulsel, Usianya 102 Tahun

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya