Sulawesi Barat Pertimbangkan PSBB untuk Tekan Kasus COVID-19

Imbauan physical distancing disebut tidak berlaku efektif

Mamuju, IDN Times – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat tengah mengaji kemungkinan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Langkah itu jadi satu upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 yang jumlah kasusnya terus meningkat.

Kemungkinan PSBB disampaikan Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris pada rapat koordinasi melalui telekonferensi, Senin (4/5). Rapat digelar bersama para pejabat forkopimda serta para bupati dan wakil bupati se-Sulbar.

"Setelah mendapat masukan dari peserta, saya akan segara menyampaikan ke pak Gubernur. Kemungkinan PSBB, masih akan dianalisis trennya, meski secara syarat telah memenuhi, namun membutuhkan pertimbangan yang lebih matang," kata Muhammad Idris dikutip dari Antara, Selasa (5/5).

Baca Juga: Sulbar Tutup Semua Jalur Transportasi untuk Cegah Virus Corona

1. Perlu dianalisis dampak pemberlakuan PSBB

Sulawesi Barat Pertimbangkan PSBB untuk Tekan Kasus COVID-19Warga bermain sepak bola sambil menanti saat berbuka puasa (ngabuburit) di Anjungan Pantai Manakarra, Mamuju, Sulwesi Barat, Rabu (29/4/2020). ANTARA FOTO/Akbar Tado

Per kemarin, jumlah kasus positif COVID-19 di Sulbar mencapai 44 orang. Dengan rincian 36 orang menjalani perawatan di rumah sakit, tiga orang diisolasi mandiri, empat orang sembuh, dan satu orang meninggal.

Idris mengatakan, pemberlakuan PSBB harus dipertimbangkan dengan matang. Pemerintah setempat mesti memikirkan banyak hal di berbagai sisi.

"Kita harus analisis lagi, khususnya dampak yang akan ditimbulkan," ucapnya.

2. Imbauan physical distancing disebut tidak berlaku efektif

Sulawesi Barat Pertimbangkan PSBB untuk Tekan Kasus COVID-19Warga berjalan di area terminal Bus type A Simbuang yang sepi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (30/4/2020). ANTARA FOTO/ Akbar Tado

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar dr Alif Satria mengatakan, kasus positif COVID-19 di daerah itu semakin meningkat sehingga PSBB perlu dipertimbangkan. Selama ini, imbauan tentang pembatasan fisik atau physical distancing dinilai kurang efektif karena sebagian masyarakat masih tidak disiplin.

"Kemungkinan PSBB bisa saja diterapkan meningat beberapa indikator telah memenuhi syarat, apalagi dengan tren peningkatan jumlah pasien yang kemungkinan bertambah selama ramadan dan jelang lebaran," Alif menerangkan.

3. Berkaca pada Makassar, Sulbar dinilai tak perlu buru-buru PSBB

Sulawesi Barat Pertimbangkan PSBB untuk Tekan Kasus COVID-19Penertiban toko yang masih buka saat PSBB di Makassar Sulawesi Selatan. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Bupati Majene Fahmi Massiara menyampaikan bahwa penerapan PSBB masih perlu kajian mendalam. Sebab kebijakan itu bisa saja memiiki dampak yang riskan.

"Jika tidak siap maka bisa saja menjadi bumerang. Jadi, masih perlu dikaji mendalam, semua harus terintegrasi di tiap stakeholder karna sangat berisiko," kata Fahmi.

Hal senada disampaikan Kepala Kejaksaan Tinggi Sulbar Darmawel. Dia mengambil contoh penerapan PSBB di Makassar yang dianggap tidak efektif, dan disebut sama saja ketika hari-hari biasa.

"Masyarakat tetap banyak yang berkeliaran dan tidak mematuhi anjuran pemerintah. Kalau hanya mengacu ke Gorontalo, saya kira tidak perlu terburu buru," ujar Darmawel.

Baca Juga: Iqbal Suhaeb Optimistis PSBB Makassar Tidak Diperpanjang

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya