Suhu di Arab Capai 46 C, Jemaah Haji Mesti Kurangi Aktivitas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Jemaah haji asal Tanah Air diimbau mempersiapkan kesehatan diri dengan baik untuk menghadapi kondisi alam selama beribadah di Arab Saudi. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah iklim dan cuaca di Tanah Suci yang relatif lebih panas dibandingkan sebagian besar wilayah Indonesia.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulsel Anwar Abubakar mengatakan, saat ini suhu di Saudi berkisar di atas 40 derajat celcius pada siang hari. Suhu bahkan bisa mencapai 46 derajat, dengan kondisi yang tidak jauh berbeda antara di Mekkah dan Madinah.
"Kita harapkan jemaah bisa menjaga kesehatan karena cuaca musim panas di Tanah Suci sangat panas," kata Anwar kepada IDN Times di Makassar, Selasa (16/7).
Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Jemaah Haji Mamuju Utara Naik Bus ke Makassar
1. Jemaah diimbau kurangi aktivitas di luar ibadah
Agar siap menghadapi cuaca dengan suhu udara tinggi, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh jemaah. Misalnya, memperbanyak istirahat di waktu luang. Selain itu perbanyak minum dan makan buah agar tidak mengalami dehidrasi.
Jemaah haji yang berangkat pada awal-awal kelompok terbang, biasanya punya waktu panjang menanti pelaksananaan rukun haji. Puncaknya wukuf di Arafah, pada 9 Hijriah kalender Islam.
"Kita harapkan jemaah bisa menjaga kesehatan. Kurangi aktivitas di luar kegiatan ibadah," ujar Anwar.
2. Sebaiknya tidak berkeliaran di luar penginapan
Jemaah haji asal Sulsel yang sudah tiba secara berangsur di Madinah dan Mekkah sejak satu pekan lalu, sudah menjalani sejumlah rangkaian kegiatan. Seperti yang dilaporkan Nurdin, petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) asal Kabupaten Sidenreng Rappang di laman Kemenag Sulsel. Jemaah beraktivitas dengan suhu udara berkisar 44 derajat celcius di siang hari, dan 28 derajat celcius saat malam.
Nurdin mengatakan, jemaah sudah diimbau agar tidak berkeliaran di luar hotal tempat penginapan, kecuali untuk melaksanakan salat di Masjid Nabawi maupun Masjid Al Haram. Jemaah diingatkan mengkonsumsi vitamin atau obat-obatan, serta menggunakan masker, penutup kepala, serta pakaian berlengan panjang setiap berada di luar gedung atau ruangan.
3. Dehidrasi bisa memicu disorientasi
Pada cuaca panas, orang bisa mengalami dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh. Hal ini berpotensi menyebabkan disorientasi, kebingungan, atau berilusi. Kasus ini kerap ditemui pada jemaah haji Indonesia saat berada di Saudi.
Dokter spesialis kejiwaan pada Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Makkah Herlina Pohan menjelaskan, pada tahun lalu banyak ditemui jemaah haji yang dirawat karena mengalami disorientasi. Rata-rata kasusnya diawali kurangnya cairan di dalam tubuh.
Selain terpapar cuaca panas, ini dikarenakan kebiasaan minum yang cenderung rendah. Biasanya, sebagian jemaah baru minum kalau merasa haus. "Padahal di Tanah Suci, kita akan alami suhu tinggi dan kelembaban rendah, ini membuat kita jarang haus. Maka sebaiknya kita tetap minum sebelum haus," kata Herlina di laman Kemenag.
Baca Juga: Kesehatan 70 Persen Anggota Jemaah Haji Berisiko Tinggi