Pemprov Sulsel Siapkan Rp20 M untuk Penanggulangan Bencana

Gubernur: Kita kawal dengan doa

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mempersiapkan dana kontinjensi senilai Rp20 miliar untuk penanggulangan bencana. Kontinjensi berarti direncanakan untuk keadaan yang kemungkinan terjadi.

Gubernur Nurdin Abdullah mengatakan, dana itu dipersiapkan untuk tahap prabencana, tanggap darurat, serta pascabencana. Namun dia berharap Sulsel tidak dilanda bencana, terutama memasuki musim hujan di awal tahun 2020.

"Kita kawal dengan doa. Karena banjir itu terjadi karena fenomena alam, yang bisa menangkal itu hanya doa," kata Gubernur dalam keterangan pers yang dikutip IDN Times, Minggu (5/1).

1. Masyarakat diminta ikut mencegah bencana

Pemprov Sulsel Siapkan Rp20 M untuk Penanggulangan BencanaGubernur Sulsel Nurdin Abdullah bersama Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani usai membahas potensi Kecamatan Seko. IDN Times/Asrhawi Muin

Pemprov Sulsel mengajak masyarakat agar bersama-sama mencegah datangnya bencana. Selain berdoa, masyarakat perlu menerapkan gaya hidup yang peduli lingkungan.

Gubernur meminta masyarakat berinisiatif menanam pohon di lahan-lahan kritis. Saat ini, kata dia, banyak lahan hutan dan pegunungan yang beralih fungsi sehingga lingkungan tidak seimbang.

"Salah satu penyebab bencana yang terus setiap tahun ini karena apa. Banjir itu diakibatkan oleh perubahan penggunaan lahan," ucap Nurdin.

2. Semua wilayah Sulsel rentan bencana

Pemprov Sulsel Siapkan Rp20 M untuk Penanggulangan BencanaIlustrasi Banjir daerah Jakarta Barat (IDN Times/Lia Hutasoit)

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel memetakan daerah-daerah yang dianggap berisiko terdampak bencana di musim cuaca ekstrem awal 2020. Kepala BPBD Sulsel Syamsibar menyebut, ada 24 kabupaten yang masuk kategori zona merah atau rentan.

Kendati begitu, masyarakat diimbau tidak cemas karena petugas dan tim gabungan disiapkan di seluruh lokasi yang rawan terdampak bencana alam.

"Jadi untuk 24 kabupaten/kota ini memang cukup rentan. Tidak bisa kita pastikan bahwa ini (daerah) tidak jadi perhatian semua harus jadi perhatian. Yang kita fokuskan sekarang adalah, cara mengantisipasinya, meminimalisir agar tidak ada korban," kata Syamsibar saat berbincang dengan IDN Times, Sabtu (4/1).

Baca Juga: Refleksi Walhi: Bencana Alam di Sulsel Disebabkan Kerusakan Lingkungan

3. BPBD terus pantau perkembangan cuaca dari BMKG

Pemprov Sulsel Siapkan Rp20 M untuk Penanggulangan BencanaKepala BPBD Sulsel Syamsibar / Humas Pemprov Sulsel

Menurut Syamsibar, cuaca ekstrem yang muncul pada Januari 2020 tidak dapat diprediksi. Tahun-tahun sebelumnya, kata dia, peralihan musim serangkaian dengan cuaca terjadi pada pertengahan Oktober hingga akhir Desember.

Untuk menghadapi cuaca ekstrem bulan ini, BPBD Sulsel juga intens berkoordinasi dengan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar, untuk terus mengetahui perkembangan kondisi cuaca.

Koordinasi dianggap salah satu hal yang penting, agar seluruh jajaran internalnya yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Sulsel sigap menghadapi potensi ancaman bencana.

"Kita juga merujuk dengan data Indeks Resiko Bencana Indonesia (IRBI) dari tahun kemarin (2019) bahwa pemetaan daerah zona merah di Sulsel masih cukup berpotensi," ucapnya.

Baca Juga: BPBD Sulsel: 24 Kabupaten dan Kota Rawan Terdampak Bencana 

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya