Matahari Kembali Berada di Atas Kakbah, Ayo Cek Arah Kiblat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Matahari akan tepat berada di atas kakbah di Mekkah, Arab Saudi pada Senin (15/7) dan Selasa (16/7). Saat itu merupakan waktu yang tepat untuk mencocokkan kembali arah kiblat bagi umat Muslim.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Agus Salim menyebutkan, matahari akan berada di tepat di atas Kakbah, pada pukul 17.27 Wita. Saat itulah waktu yang tepat untuk mengatur ulang atau kalibrasi arah kiblat dengan cara sederhana, yakni melihat arah bayangan yang sesuai dengan lokasi Kakbah.
"Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Ka'bah," kata Agus Salim pada laman Kemenag yang dikutip Sabtu (13/7).
1. Fenomena serupa terjadi pada Mei lalu
Fenomena matahari berada di atas Kakbah terulang setiap tahun. Peristiwa ini juga terjadi pada 27-28 Mei lalu.
Agus Salim mengatakan, fenomena ini dikenal dengan Istiwa A'zam atau persinggahan utama. Biasa juga disebut dengan Rashdul Kiblat.
Cara ini jadi salah satu dari beberapa teknik untuk meluruskan arah kiblat yang sudah lama dipakai sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah.
Baca Juga: Hari Ini dan Besok Matahari di Atas Kakbah, Ayo Betulkan Arah Kiblatmu
2. Langkah pencocokan arah kiblat sangat sederhana
Untuk mengatur ulang arah kiblat, yang diperlukan hanya sebilah tongkat atau batang kayu yang ditancapkan secara tegak lurus pada tanah. Pastikan batang tersebut terkena sinar matahari dan akan menghasilkan bayangan.
Tepat pada pukul 17.27 Wita, tandai arah bayangan yang dihasilkan oleh batang kayu. Arah kiblat sejajar dengan arah bayangan yang menuju batang tersebut.
3. Hindari permukaan tidak rata
Menurut Agus Salim, momen ini sangat tepat untuk mengkalibrasi kembali arah kiblat. Meski begitu, ada beberapa yang perlu diperhatikan.
Pertama, pastikan benda yang menjadi patokan bayangan harus berdiri tegak lurus. Bisa juga menggunakan lot atau bandul. Kedua, permukaan dasar atau tanah harus betul-betul datar dan rata.
"Jam pengukuran harus akurat, bisa disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom," kata Agus.
Baca Juga: Yummy! Jemaah Haji Makassar Disediakan Menu Coto dan Pallubasa