Makassar Belum Bisa Bebas dari Banjir, Ini Penjelasan Walhi

Ruang terbuka hijau idealnya 30 persen dari luas wilayah

Makassar, IDN Times - Memasuki musim hujan, warga Kota Makassar mesti waspada. Sebab banjir atau genangan merupakan ancaman yang bisa datang sewaktu-waktu.

Menurut Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Kota Makassar saat ini minim daerah resapan air. Dari luas wilayah 17 ribu hektare lebih, 65 persen atau 11 ribu lebih merupakan lahan terbangun.

Direktur Eksekutif Walhi Sulsel Muhammad Al Amin menyebutkan, ruang terbuka hijau Makassar tersisa 9,1 persen. Jumlah itu jauh di bawah luas ideal 30 persen dari total wilayah.

“Kurangnya ruang terbuka hijau memperlihatkan bahwa Kota Makassar belum bisa bebas dari banjir, baik genangan, rob, atau kiriman dari dataran tinggi,” kata Amin pada konferensi pers Catatan Akhir Tahun Walhi Sulsel 2019, di Makassar, Selasa (31/12).

1. Kondisi itu diperburuk sistem drainase

Makassar Belum Bisa Bebas dari Banjir, Ini Penjelasan WalhiAir menggenangi salah satu wilayah kota Makassar. IDN Times/Achmad Hidayat Alsair

Walhi tengah menyusun peta drainase Kota Makassar, yang akan diekspos ke publik pada pertengahan tahun 2020. Dari data sementara, Amin mengungkapkan bahwa sistem drainase kota ini cukup buruk.

Temuan di lapangan, kata Amin, menunjukkan bahwa saluran air di berbagai wilayah dalam kota tidak terhubung sebagai satu sistem.  Pada sebagian wilayah, drainase di area perumahan tidak tersambung ke tiga kanal utama yang membawa aliran air menuju laut.

“Yang terjadi, saat hujan, air pada saluran drainase meluap ke jalan, sehingga menimbulkan banjir atau genangan yang cukup tinggi,” kata Amin.

2. Pembangunan kolam raksasa bukan solusi efektif

Makassar Belum Bisa Bebas dari Banjir, Ini Penjelasan WalhiDirektur Eksekutif Walhi Sulsel Muhammad Al Amin. IDN Times/Aan Pranata

Amin mengkritik rencana Pemkot Makassar yang berencana membangun sejumlah kolam retensi di bawah tanah untuk menampung air hujan. Menurut dia, rencana itu cenderung sia-sia karena kolam raksasa sekali pun, tidak akan cukup menampung curah hujan yang tinggi.

Sebagai solusi, Amin merekomendasikan mitigasi berupa rekayasa lingkungan. Salah satunya dengan memperbaiki sistem drainase yang sudah ada.

“Imbauan kami, agar pemerintah kota memperbaiki tata ruangnya. Bisa dengan memperlancar saluran air melalui upaya penghubungan semua sistem drainase,” ucapnya.

Baca Juga: Refleksi Walhi: Bencana Alam di Sulsel Disebabkan Kerusakan Lingkungan

3. Wali Kota keluhkan perilaku buang sampah sembarangan

Makassar Belum Bisa Bebas dari Banjir, Ini Penjelasan WalhiIDN Times/Asrhawi Muin

Pj Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb, pada Senin (30/12) meninjau sistem drainase di sejumlah titik dalam kota. Dia ingin melihat langsung kondisi saluran air yang kerap dikeluhkan warga. 

Iqbal mengatakan, saat ini pembenahan pintu-pintu air jadi upaya dini untuk mencegah banjir. Dia juga sudah menginstruksikan jajarannya membersihkan saluran drainase yang tersumbat.

Di sisi lain, Iqbal juga mengeluhkan perilaku sebagian masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Akibatnya drainase terhambat, dan air pun meluap hingga ke jalan dan pemukiman penduduk.

“Perilaku masyarakat yang masih buang sampah sembarangan harus segera diubah. Saluran air dibuat untuk membantu warga agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” kata Iqbal.

Baca Juga: Masuk Musim Hujan, Pemkot Antisipasi Banjir di Makassar

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya