Lily Yulianti Farid, Penulis Makassar Pendiri MIWF Wafat

Lily meninggal di Australia pada usia 53 tahun

Makassar, IDN Times - Penulis asal Kota Makassar, Lily Yulianti Farid, meninggal di Melbourne, Australia, Jumat (10/3/2023). Direktur rumah budaya Rumata' Artspace dan pendiri festival sastra Makassar International Writers Festival itu wafat di usia 53 tahun.

Kabar duka disampaikan suami Lily, penyiar radio ABC, Farid Ma'ruf Ibrahim, melalui Instagram pribadinya. Lily yang selama ini tinggal di Australia bersama keluarga, meninggalkan suami dan seorang anak, Fawwaz.

" Lily sudah tiada. Innalillahi wainnailaihi rajiun. Dia berangkat dengan tenang. Didampingi saya dan Fawwaz. Pukul 1 pagi hari Jumat 10 Maret 2023," tulis Farid di akun @faridhakim70, dikutip Kamis malam (9/3/2023) Wita.

Baca Juga: Rumata' Artspace Rayakan Relasi Makassar-Yolngu di Australia

1. Lily meninggal usai sebulan sakit

Farid menyampaikan kabar meninggalnya sang istri dengan mengunggah foto Lily memegang bunga sembari tersenyum di atas kamar perawatan. Farid menyebut Lily wafat di Rumah Sakit Peter MacCallum Cancer Centre di Melbourne, setelah lebih sebulan berjuang menghadapi penyakitnya.

"Selamat jalan kekasihku. Tunggu saya di sana. Akan kugandeng tanganmu kembali menyusuri taman-taman surgawi," Farid menulis.

Para sahabat menyampaikan duka cita lewat kolom komentar di unggahan Farid. Salah satunya sutradara Riri Riza, yang bersama Lily jadi pendiri Rumata' Artspace.

"Di Rumah Sakit Peter MacCallum Cancer Centre di Melbourne. Setelah lebih sebulan berjuang menghadapi penyakitnya. Selamat jalan kekasihku. Tunggu saya di sana. Akan kugandeng tanganmu kembali menyusuri taman-taman surgawi," tulis Riri.

2. Lily Yulianti Farid pendiri MIWF

Lily Yulianti Farid, Penulis Makassar Pendiri MIWF WafatTwitter.com/makassarwriters

Lily Yulianti Farid merupakan penulis dan produser acara kesenian. Pada 2011, bersama Riri Riza, dia mendirikan Rumata' Artspace. Sebuah rumah budaya yang dijalankan secara independen dengan pendanaan dari sumbangan publik.

Rumata' menyediakan sarana dan fasilitas yang bisa diakses seniman dan komunitas. Dikenal dengan program-program yang telah jadi bagian penting pengembangan kebudayaan dan kesenian. Salah satunya Makassar International Writers Festival (MIWF), festival penulis pertama di Indonesia Timur yang dikerjakan secara independen dan inklusif.

Pada konferensi pers MIWF 2019, Lily mengatakan beberapa program kolaborasi internasional yang digelar di ajang itu dharapkan menjadi pintu bagi Indonesia Timur agar membuka diri dalam kerja sama internasional tanpa perlu melalui Jakarta. Pernyataan tersebut menunjukkan bagaimana upaya yang terus dilakukan dalam membangun kesenian, kebudayaan, dan kesusastraan di Indonesia Timur, dan MIWF diharapkan dapat menjadi jembatan kebudayaan antar negara.

MIWF sendiri telah berkembang sebagai festival of ideas yang menjadi tempat bertemunya seniman lintas disiplin, budayawan, aktivis, serta intelektual untuk saling berbagi pengalaman dan cerita terkait karya satu sama lain dan dengan masyarakat Makassar sendiri secara luas.

3. Dikenal sebagai penulis dan peneliti tentang hubungan budaya Australia dan Indonesia

Lily Yulianti Farid, Penulis Makassar Pendiri MIWF WafatLily Yulianti Farid di antara seniman Makassar dan Australia yang tergabung dalam proyek Global Encounters & First Nations Peoples. (Dok. Rumata' Artspace)

Mengutip The Australia-Indonesia Center, Lily adalah penulis dan peneliti dengan keahlian dalam hubungan budaya antara Australia dan Indonesia. Dia juga menjabat sebagai Direktur MIWF, posisi yang dipegang sejak 2011.

Lily memulai kariernya sebagai jurnalis harian Kompas pada tahun 1995 dan kemudian mengembangkan karirnya di bidang akademik dan kreatif. Dia mengajar sastra Indonesia (secara kasual) serta bekerja untuk proyek penelitian akademik dan publikasi di Universitas Melbourne dari 2014-2019. Lily adalah Postdoctoral Fellow di Monash Indigenous Studies Center.

Sebelum menempuh gelar PhD, Lily bekerja sebagai jurnalis yang memiliki minat utama pada isu gender. Dia bekerja untuk perusahaan media terkemuka termasuk Australian Broadcasting Corporation (Radio Australia dan Online News, Indonesian Service), Radio Japan, Japan Broadcasting Corporation, dan Morning Daily Kompas, Indonesia.

Lily telah memfokuskan penelitiannya pada representasi gender di media Indonesia untuk gelar MA dan PhD-nya, namun, selama berada di Universitas Melbourne dan sebagai penulis kreatif, ia telah memperluas minatnya pada posisi perempuan dalam politik dan masyarakat Indonesia seperti yang digambarkan dalam literatur kontemporer dan hubungan historis antara Makassar dan Pribumi Australia.

Baca Juga: Respons Krisis Iklim, MIWF 2022 Hadir dengan Konsep Hybdrid

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya