Kemarau, Warga Makassar Antre Air Bersih  

Suplai air bersih dari PDAM terbatas

Makassar, IDN Times - Sebagian warga wilayah utara Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Seiring musim kemarau, suplai air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mulai berkurang dan tak bisa menjangkau semua daerah pemukiman warga.

Karena kondisi tersebut, PDAM Makassar berinisiatif menurunkan mobil tangki keliling untuk menyuplai kebutuhan air bersih masyarakat. Sejumlah armada bantuan dikerahkan untuk menjangkau sejumlah daerah pemukiman. Warga pun rela antre berjam-jam untuk memenuhi kebutuhan air bersih harian.

Suasana antrean air bersih terlihat di Jalan Tinumbu, Kecamatan Tallo, Senin (29/7) siang. Puluhan orang berbondong-bondong menanti giliran mendapat air dari mobil PDAM. Mereka datang dengan menenteng jeriken dan ember.

"Setiap musim kemarau kita memang rutin mengoperasikan armada air bantuan kepada pelanggan yang membutuhkan. Kita berkeliling dengan jadwal-jadwal tertentu," kata Kepala Urusan Pelayanan Pelanggan Wilayah I PDAM Kota Makassar Bakir, Senin (29/7).

1. Bantuan air bersih disalurkan secara gratis

Kemarau, Warga Makassar Antre Air Bersih  IDN Times/Aan Pranata

Bakir menyatakan air bersih bantuan PDAM Makassar disalurkan secara gratis kepada masyarakat. Armada mobil tangki dikerahkan pada daerah-daerah yang rentan terkena dampak musim kemarau. Khususnya pada wilayah di tiga kecamatan, yakni Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea.

Khusus Wilayah I yang menaungi tiga kecamatan tersebut, PDAM menyediakan setidaknya enam armada mobil tangki setiap hari. Masing-masing mobil memuat lima ribu liter air bersih. "Kita bagi dengan mobil tangki dari (PDAM) pusat," ucapnya.

Baca Juga: Cegah Kebocoran, PDAM Makassar Jajaki Kerja Sama dengan Kawasaki

2. Warga keluarkan Rp15 ribu per hari untuk penuhi kebutuhan air bersih

Kemarau, Warga Makassar Antre Air Bersih  IDN Times/Aan Pranata

Mobil tangki bantuan air bersih PDAM Makassar belum bisa memenuhi sepenuhnya kebutuhan harian masyarakat yang terdampak musim kemarau. Itu diakui Marwah, salah seorang warga Tinumbu, Tallo. Selain menanti bantuan PDAM, dia juga tetap membeli air dari tetangga yang punya sumur bor.

Marwah menyebutkan, setiap hari dia mengeluarkan uang Rp10 ribu hingga Rp15 ribu untuk membeli 10 jeriken air. Pipa PDAM di rumahnya sendiri sudah tidak mengeluarkan air sejak beberapa pekan terakhir.

"Airnya dipakai untuk memasak, mencuci, sama mandi sehari-hari. Ada juga air sumur tapi tidak bisa dipakai karena berbau dan keruh," kata dia.

3. Suplai air PDAM menurun karena debit air baku menurun drastis

Kemarau, Warga Makassar Antre Air Bersih  ANTARA FOTO/Arnas Padda

Humas PDAM Kota Makassar Idris Tahir membenarkan soal berkurangnya suplai air bersih ke sebagian wilayah kota. Kondisi itu disebabkan debit air baku yang berasal dari Bendung Lekopancing, Kabupaten Maros, menurun drastis pada musim kemarau.

Pada musim hujan, suplai air baku di Lekopancing disebutkan mencapai 1.500 liter per detik. Namun pada kemarau menurun hingga rata-rata 418 liter per detik. Debit air ke kota yang biasanya berkisar 580 liter per detik, bahkan turun hingga 58,7 liter per detik. Akibatnya, suplai air tidak bisa menjangkau semua pelanggan.

"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan ini. Kami juga sudah mengantisipasi dengan menurunkan pompa suplesi, yang sementara ini dalam tahap pemasangan," ujar Idris.

Baca Juga: Ada Pengerjaan Jaringan, PDAM Makassar Hentikan Sementara Suplai Air

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya