KEHATI dan Sankyu Tanam 3 Ribu Bibit Mangrove di Makassar

Upaya membantu menekan emisi gas rumah kaca

Makassar, IDN Times - cKegiatan ini merupakan upaya dalam mendukung program penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sekaligus menambah ruang terbuka hijau (RTH) Kota Makassar yang ditargetkan seluas 5.273,1 ha atau 30 persen dari total luas wilayah.

“Penanaman bibit mangrove hari ini merupakan perwujudan dari rasa syukur 50 tahun berdirinya perusahaan kami, sekaligus bentuk dukungan terhadap program RAN GRK Kota Makassar dan NDC Kota Makassar," ujar President Director PT Sankyu Indonesia International Ikuo Morino dalam siaran persnya, Kamis.

Kegiatan ini sekaligus tindak lanjut dari perjanjian kerja sama program restorasi mangrove dan mitigasi bencana serta perubahan iklim yang ditandatangani oleh PT Sankyu Indonesia International dan Yayasan KEHATI pada 6 Agustus 2024 lalu.

Baca Juga: Mangrove Lantebung Makassar, Destinasi Wisata Penunjang Lingkungan

1. Lantebung satu-satunya areal hutan mangrove tersisa di Makassar

KEHATI dan Sankyu Tanam 3 Ribu Bibit Mangrove di MakassarPresident Director PT. Sankyu Indonesia International Ikuo Morino, Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos, dan Dedi Mufdi Direktur PT Sankyu Indonesia International saat melakukan penanaman 3000 mangrove di Kawasan Hutan Mangrove Lantebung Makassar, 12 september 2024. (Dok. Istimewa)

Kegiatan restorasi ini sangat penting mengingat Kawasan Mangrove Lantebung merupakan satu-satunya areal hutan mangrove tersisa di Kota Makassar. Penanaman mangrove berfungsi untuk mengembalikan fungsi-fungsi ekologis dan fisik hutan mangrove sebagai daerah penyangga dari ancaman erosi dan abrasi pantai, sekaligus sebagai daerah asuhan, dan perkembangbiakan berbagai biota laut lainnya.

PT Sankyu berharap rehabilitasi mangrove yang dilakukan dapat berkontribusi pada serapan karbon sebesar 1.025 ton/tahun, dan menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Makassar. Berdasarkan data DLH Kota Makassar per akhir 2023, luasan RTH Makassar masih berada pada kisaran 11,47 persen.

Adapun bibit yang ditanam adalah jenis Rhizopora spp dan Soneratia spp. Penanaman bibit dilaksanakan bersama dengan Yayasan Konservasi Laut (YKL) Indonesia dan kelompok masyarakat lokal pesisir pengelola Kawasan mangrove Lantebung.

2. Konservasi mangrove beri dampak ekologis, ekonomi, dan sosial

KEHATI dan Sankyu Tanam 3 Ribu Bibit Mangrove di MakassarYayasan KEHATI dan PT Sankyu Internasional mendorong penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sekaligus menambah ruang terbuka hijau (RTH) di Makassar lewat penanaman tiga ribu bibit pohon mangrove. (Dok. Istimewa)

Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI, Riki Frindos menjelaskan bahwa Program Mangrove Blue Carbon tidak hanya memberikan dampak ekologis. Melainkan juga pada sektor ekonomi dan sosial.

“Sudah banyak masyarakat yang merasakan dampak dari program konservasi mangrove, mulai dari kegiatan edukasi, penelitian, ekowisata, kuliner, dan lain-lain. Kami berharap kegiatan ini dapat berhasil dan menjadi pembelajaran bagi daerah lain di seluruh Indonesia,” ucap Riki.

Program Mangrove Blue Carbon sendiri sudah dijalankan oleh Yayasan KEHATI di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain di Kabupaten Donggala, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pandeglang, dan daerah lain.

3. Ekosistem kehutanan jadi salah satu fokus program

KEHATI dan Sankyu Tanam 3 Ribu Bibit Mangrove di MakassarPresident Director PT. Sankyu Indonesia International Ikuo Morino, Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos, dan Dedi Mufdi Direktur PT Sankyu Indonesia International saat melakukan penanaman 3000 mangrove di Kawasan Hutan Mangrove Lantebung Makassar, 12 september 2024. (Dok. Istimewa)

Dibentuk pada 12 Januari 1994, Yayasan KEHATI bertujuan untuk menghimpun dan mengelola sumber daya yang selanjutnya disalurkan dalam bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi dan berbagai fasilitas lain guna menunjang berbagai program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan berkelanjutan. Beberapa tokoh di balik terbentuknya Yayasan KEHATI antara lain, Emil Salim, Koesnadi Hardjasoemantri, Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, dan Nono Anwar Makarim.

Selama lebih dari dua dekade, Yayasan KEHATI telah bekerja sama dengan lebih dari 1.500 lembaga lokal yang tersebar dari Aceh hingga Papua, serta mengelola dana hibah lebih dari 200 juta dolar AS. Dana tersebut berasal dari donor multilateral dan bilateral, sektor swasta, filantrofi, crowd funding, dan endowment fund.

Terdapat 3 pendekatan program yang dikelola oleh KEHATI yaitu ekosistem kehutanan, ekosistem pertanian, dan ekosistem kelautan. Selain itu, Yayasan KEHATI juga mengelola program khusus antara lain Tropical Forest Conservation Action (TFCA) Sumatera dan Kalimantan, dan Blue Abadi Fund (BAF), USAID Konservasi Laut Efektif (Kolektif), dan Program Solutions for Integrated Land-and Seascape Management in Indonesia (SOLUSI).

Baca Juga: Ini Potret Pesona Hutan Bakau di Ekowisata Mangrove Lantebung

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya