Hingga Oktober, Ekspor Pertanian Sulsel Capai Rp1,69 Triliun

Ekspor komoditas porang meningkat pesat tiga tahun terakhir

Makassar, IDN Times - Provinsi Sulawesi Selatan mencatatkan ekspor pertanian senilai Rp1,69 triliun sejak Januari hingga Oktober 2022. Nilai itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp1,5 triliun.

Kepala Balai Besar Pertanian Makassar Lutfie Natsir mengatakan, pada periode sepuluh bulan itu ekspor komoditas pertanian Sulsel mencapai 173.402 ton. Frekuensi ekspor sebanyak 1.477 kali dan bisa meningkat karena masih ada dua bulan hingga akhir tahun.

"Ini direct export (ekspor langsung) dari sini, tidak dihitung yang antar-wilayah dulu semisal ke Surabaya baru ke luar negeri. Jadi, sebenarnya nilai komoditas pertanian Sulsel yang diekspor bisa lebih," kata Lutfie dalam keterangannya yang dikutip, Rabu (29/11/2022).

1. Ekspor didominasi produk pangan

Hingga Oktober, Ekspor Pertanian Sulsel Capai Rp1,69 TriliunKepala Balai Besar Karantina Pertanian Makassar Lutfi Natsir. (Dok. Istimewa)

Karantina Pertanian Makassar mencatat, ekspor pertanian Sulsel terbagi tiga kategori, yakni hortikultura, pangan, dan perkebunan. Ekspor holtikultura seperti mengkudu, kelor dan akar tunjuk langit mencapai Rp0,32 miliar. Volume barang 8,8 ton dengan frekuensi sebanyak 21 kali.

Selanjutnya, ekspor pangan semisal porang, gandum, dedak gandum dan talas mencapai Rp331 miliar. Volume barang 84.136 ton dengan frekuensi sebanyak 80 kali. Adapun ekspor perkebunan seperti kakao dan turunannya, kopi dan turunannya serta ampas sawit menembus Rp1,3 triliun. Volume barang 27.212 ton dengan frekuensi sebanyak 575 kali.

"Yang paling besar memang perkebunan, dibandingkan pangan dan hortikultura. Tapi untuk pangan seperti porang terjadi peningkatan signifikan pada tahun ini, bahkan belum pernah ada pencapaian seperti ini," ucap Lutfie.

2. Ekspor porang meningkat pesat

Hingga Oktober, Ekspor Pertanian Sulsel Capai Rp1,69 TriliunUmbi porang yang dipanen petani di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Data yang sama menunjukkan bahwa volume ekspor porang Sulsel pada Januari-November 2022 menembus angka 1.708 ton. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibandingkan tiga tahun terakhir. Pada tahun 2019 ekspor porang tercatat 727 ton, lalu 930 ton pada 2020 dan 609 ton pada 2021.

Guna mengakselerasi ekspor porang dan komoditas pertanian unggulan lain, Lutfie menyatakan pihaknya melakukan pendampingan Gratieks atau Gerakan Tiga Kali Ekspor Pertanian. Dilakukan pula sosialisasi dan edukasi ke kelompok tani di daerah. Selain itu, pihaknya melakukan klasterisasi potensi daerah serta mendekatkan eksportir dengan kelompok tani melalui kerja sama.

"Kami terus melakukan pendampingan untuk menyukseskan Gratieks. Kami sudah klasterisasi daerah soal potensi ekspornya, semisal Sinjai itu porang dan kopi, Gowa ada porang dan cengkeh, lalu Bulukumba itu ada manggis dan Soppeng itu dried cocoon," tuturnya.

3. Bimtek petani mendorong peningkatan ekspor

Hingga Oktober, Ekspor Pertanian Sulsel Capai Rp1,69 TriliunIlustrasi ekspor (ANTARA FOTO/Didik Suhartono)

Anggota Komisi IV DPR RI, Azikin Solthan, sebelumnya mengapresiasi upaya Karantina Pertanian Makassar dalam mendorong ekspor pertanian di Sulsel. Salah satunya melalui bimbingan teknis atau bimtek yang dapat menambah pengetahuan baru bagi para petani, sekaligus menghubungkannya dengan pelaku ekspor melalui kerja sama.

Dia mencontohkan bimtek kepada petani dan peternak di Kabupaten Bantaeng. Dia berharap, pembekalan ilmu bagi para petani bisa mendorong sektor pertanian meningkat pesat.

"Saya sangat mengapresiasi setinggi-tingginya kepada Karantina Pertanian Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada para petani dan peternak di Bantaeng untuk terus menambah ilmu mereka," katanya.

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya