Foto Dokumenter 'Jalan Terjal Kedaulatan' Dipamerkan di Makassar  

Cuplikan sejarah bangsa antara tahun 1945-1950

Makassar, IDN Times - Pada 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta. Namun butuh waktu hampir lima tahun hingga Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, tepatnya 27 Desember 1949.

Masa empat tahun lebih setelah proklamasi dilalui dengan berbagai peristiwa bersejarah. Sebut saja agresi militer Belanda, pengasingan dan pengungsian Soekarno-Hatta maupun pemerintahan Indonesia, hingga berbagai perjanjian akhirnya berujung pengakuan kedaulatan terhadap Indonesia.

Soekarno, sang Presiden pertama, baru menginjakkan kakinya di Istana Negara pada 28 Desember 1949. Tempat itu hanya berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi proklamasi kemerdekaan, namun butuh waktu panjang untuk sampai di sana.

Antarafoto Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, bekerjasama dengan kantor biro utama Antara Makassar, Sulawesi Selatan, dan Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) Makassar memamerkan foto dokumenter yang merekam sejarah perjalanan bangsa di masa itu. Pameran bertajuk "Jalan Terjal Kedaulatan" digelar di kawasan benteng Fort Rotterdam Makassar, Sulawesi Selatan, 8-25 Agustus 2019.

"Rangkaian foto berawal dari Pegangsaan Timur ke Istana Merdeka yang jaraknya kurang lebih 5 kilometer. Tapi perlu lima tahun, hingga akhirnya Soekarno kembali ke Istana dan disambut masyarakat yang dicintainya," kata Kepala Redaksi Unit Pemberitaan Foto LKBN Antara Prasetyo Utomo, pada pembukaan pameran, Kamis (8/8) malam.

1. Foto dipilih dari koleksi Kantor Berita Antara

Foto Dokumenter 'Jalan Terjal Kedaulatan' Dipamerkan di Makassar  IDN Times/Aan Pranata

Pameran foto "Jalan Terjal Kedaulatan" digelar di Bastion Bone, pada sayap kiri pintu masuk benteng Fort Rotterdam. Masyarakat umum bisa menyaksikan sajian 53 foto bersejarah secara gratis dari pagi hingga malam.

Prasetyo menjelaskan, foto-foto yang ditampilkan merupakan karya fotografer Indonesian Press Photo Service (IPPHOS) yang dikoleksi LKBN Antara. Foto-foto ini bagian kecil dari koleksi lebih dari 2.700 foto IPPHOS. Antara juga menyimpan berbagai foto bertema sejarah perjalanan bangsa Indonesia dari sumber lain dan arsip, yang berjumlah total sekitar 15 ribu.

"Semoga dengan pameran ini, mata kita bisa terbuka atas perjuangan the founding father," kata dia.

Baca Juga: 77 Foto Terbaik Jusuf Kalla Dipamerkan di Makassar

2. Pameran mengingatkan beratnya perjuangan menuju kemerdekaan

Foto Dokumenter 'Jalan Terjal Kedaulatan' Dipamerkan di Makassar  IDN Times/Aan Pranata

Pameran kali ini terbilang unik, karena tidak menggunakan teknik cetak kertas. Foto ditampilkan lewat media pelat aluminium, sehingga gambar lebih kontras dan cocok untuk dipajang di luar ruangan.

Ketua panitia pameran foto Adwit B Pramono mengatakan, pameran sengaja digelar di Fort Rotterdam, yang juga memiliki nilai historis perlawanan terhadap penjajah. Lokasi ini juga salah satu destinasi wisata andalan di Sulawesi Selatan.

Pameran foto ini adalah salah satu upaya untuk merawat sejarah. “Penyelenggaraan ini dirasa sesuai untuk kembali menguatkan persatuan anak bangsa pascapilpres yg baru berlangsung beberapa waktu lalu dan diharapkan juga dapat menambah pengetahuan serta wawasan kebangsaan, karena untuk mencapai kemerdekaan tidak pernah ada jalan yang mulus," kata Adwit.

3. Pameran foto bertepatan dengan HUT ke-74 Republik Indonesia

Foto Dokumenter 'Jalan Terjal Kedaulatan' Dipamerkan di Makassar  IDN Times/Aan Pranata

Pameran foto dokumenter sejarah merupakan salah satu agenda rutin tahunan GFJA. Ini juga salah satu rangkaian dari pameran serupa yang berlangsung di gedung Perpustakaan Nasional dan GFJA Jakarta, serta di museum Bronbeek Amsterdam, Belanda.

Sebagai pelengkap, pameran juga diisi dengan diskusi yang menghadirkan sejawaran. Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulsel Deni Irawan menyebut kegiatani ini pas dengan momen perayaan hari ulang tahun ke-74 Republik Indonesia. Lewat tangkapan gambar sejarah, masyarakat bisa merenungkan kembali perjuangan pendiri bangsa dalam merengkuh kemerdekaan.

"Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif," kata Deni.

Baca Juga: Usai Lebaran, Saudagar Bugis-Makassar Kumpul di Benteng Rotterdam

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya