Bahtiar Mulai Budidaya Pisang di Sulsel, Target Panen Maret 2024
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Program budidaya pisang yang diinisiasi Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin sudah dimulai. Ditandai dengan penanaman perdana di Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sabtu (7/10/2023).
Bahtiar mengatakan, budidaya pisang akan dilakukan di atas lahan 500 hektare hingga satu juta hektare di Sulsel. Jika berjalan lancar, pisang-pisang ini akan dipanen pada Bulan Maret 2024 mendatang. Bahtiar berencana mengundang Presiden Joko Widodo saat itu.
"Kita sudah tanam sekarang. Dan kita akan jadwalkan undang Pak Presiden Jokowi Bulan Maret ke Bone untuk melihat langsung," kata Bahtiar dalam keterangan yang dikutip, Senin (9/10/2023).
1. Sulsel bisa menyaingi produksi pisang Filipina
Bahtiar mengungkapkan, Davao, Filipina, merupakan negara pengekspor pisang terbesar kedua di dunia, setelah Ekuador. Luas lahan pisang di negara tersebut, 450 ribu hektare.
Jika di Sulsel bisa ditanami 500 ribu hektare hingga 1 juta hektare, maka akan mengalahkan Filipina. "Saya mau Sulsel nomor satu penghasil pisang di dunia," ucapnya.
2. Indonesia baru mengekspor satu persen dari kebutuhan pisang di dunia
Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri ini menjelaskan, ada 65 negara di dunia yang membutuhkan pasokan pisang. Great Giant Food (GGF) sebagai eksportir pisang di Indonesia, hanya mampu mengekspor satu persen dari permintaan 65 negara di dunia.
"Masih ada 99 persen. Kita juga akan cari investor, apalagi lahan kita sangat luas," ucapnya.
3. Anggaran Rp1 triliun disiapkan di 2024
Bahtiar menambahkan, pada APBD 2024 mendatang, budidaya pisang ini akan dianggarkan Rp1 triliun. Semua OPD akan dilibatkan melalui program-program yang disesuaikan dengan tupoksinya masing-masing.
Diketahui, budidaya pisang ini adalah program prioritas Pj Gubernur Sulsel mengatasi kemiskinan ekstrim dan ketahanan pangan di Sulsel. Untuk mendukung program tersebut, pemerintah juga harus menyiapkan infrastruktur pendukung. Seperti pelabuhan logistik atau pelabuhan barang sebagai sarana transportasi angkutan barang antar pulau.
Menurut dia, dari segi biaya tentunya jalur laut paling murah. Khususnya angkutan barang untuk komoditi pertanian, termasuk hasil produksi budidaya pisang nantinya.
"Nah kalau ada produksi banyak, barang itu bisa dikirim lewat mana? Kalau saya kirimkan lagi lewat darat, lagi-lagi biayanya terlalu besar. Nah alternatif, saya harus kirim lewat laut, makanya pelabuhan kita ini yang strategis," imbuhnya.