Bagasi Berbayar Bisa Berpengaruh Negatif Bagi Pariwisata

Wisatawan terpaksa harus menyederhanakan barang bawaan

Makassar, IDN Times - Kebijakan manajemen sejumlah maskapai penerbangan menghapuskan layananan bagasi gratis, belakangan menuai pro kontra. Salah satu dampak yang yang dikhawatirkan adalah menurunnya pergerakan wisatawan.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sulawesi Selatan Didi L Manaba menyatakan penerapan layanan bagasi berbayar akan  mempengaruhi dunia pariwisata. Untuk sebagian wisatawan, menurutnya, kebijakan itu tentu terasa memberatkan karena terpaksa menyederhanakan barang bawaan atau membayar lebih.

“Mestinya di tahun ini menjadi tahun pariwisata. Pastinya dengan diberlakukannya itu (bagasi berbayar), akan mengalami kemunduran,” kata Didi melalui telepon, Sabtu (12/1/).

1. Dianggap bertolak belakang dengan keinginan pemerintah memaksimalkan pergerakan roda wisata

Bagasi Berbayar Bisa Berpengaruh Negatif Bagi Pariwisatareason.org

Sejauh ini setidaknya ada tiga maskapai penerbangan yang akan memberlakukan kebijakan bagasi berbayar. Masing-masing Lion Air, Wings Air, dan Citilink. Didi mengungkapkan, maskapai ini dikenal dengan kemudahan dan banyaknya slot penerbangan domestik, yang memudahkan untuk menjangkau berbagai daerah wisata di Indonesia.

Dengan dihapuskannya layanan bagasi gratis, sebagian wisatawan mungkin akan pikir-pikir menggunakan maskapai di atas. Sedangkan maskapai lain belum tentu punya rute yang bisa menjangkau seluruh daerah. Ini dianggap bertolak belakang dengan keinginan pemerintah untuk memaksimalkan pergerakan roda wisata.

“Kita mau menggerakkan wisatawan domestik. Namun di sisi lain, dengan adanya kebijakan itu berarti kita mundur lagi. Jadi pariwisata sangat terhambat jadinya,” ujar Didi.

Baca Juga: Alasan Citilink Hapus Kebijakan Bagasi Gratis

2. ASITA berkoordinasi dengan pemerintah untuk menyuarakan penolakan

Bagasi Berbayar Bisa Berpengaruh Negatif Bagi Pariwisatamashable.com

Didi menyatakan ASITA secara tegas menolak kebiijakan maskapai memberlakukan layanan bagasi berbayar. Hingga kini, pengurus di level pusat maupun daerah terus berkoordinasi dengan pemerintah. Diharapkan, pemerintah bisa mendorong pihak maskapai untuk membatalkan kebijakan itu. 

“Kita butuh adanya keseriusan dari pemerintah supaya bisa membicarakan ke maskapai. Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata saya pikir harus serius dan turun tangan untuk terus mengupayakan ini,” Didi menambahkan.

3. Pemberlakuan kebijakan ditunda dua pekan

Bagasi Berbayar Bisa Berpengaruh Negatif Bagi PariwisataIDN Times/ Helmi Shemi

Lion Air dan Wings Air sedianya mulai memberlakukan kebijakan bagasi berbayar sejak 8 Januari 2019. Sedangkan Citilink mulai 12 Januari 2019. Sebelumnya masing-masing memberikan layanan bagasi gratis seberat 20 kilogram.

Dilansir Antara, Menteri perhubungan Budyi Karya Sumadi meminta masing-masing maskapai menunda penerapan bagasi berbayar hingga dua pekan ke depan. Maskapai diminta lebih dulu bersosialisasi soal kebijakan baru itu.

Secara hukum, penerapan bagasi berbayar dibolehkan. “Silakan, namun mesti ada proses transisi,” katanya.

Baca Juga: Alasan Citilink Hapus Kebijakan Bagasi Gratis

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya