20.388 Kasus TBC Ditemukan di Sulsel Tahun Lalu

Pencarian kasus TBC berlanjut hingga Februari 2023

Makassar, IDN Times - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan menemukan 20.388 kasus tuberklosis alias TBCpada periode tahun 2022 hingga sekarang. Data itu masih bisa bertambah karena Dinkes terus mencari pasien TBC hingga Februari 2023.

“Kami belum menutup data, sehingga hingga hari ini, Rabu (4/1/2023), kasus TBC di Sulsel mencapai 20.388 kasus di 24 kabupaten/kota atau 65,79 persen dari target nasional,” kata Penanggung Jawab Program TB Dinkes Sulsel, Dr Andi Julia Junus dikutip dari Antara, Kamis (5/1/2023).

Baca Juga: Eleminasi TBC, Kemenkes Targetkan Periksa 60 Ribu Penderita Tiap Bulan

1. Semakin banyak kasus temuan semakin baik

20.388 Kasus TBC Ditemukan di Sulsel Tahun LaluIlustrasi rumah sakit. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Julia mengatakan, TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Dijelaskannya, penanganan kasus penyakit TBC tidak sama dengan penyakit lainnya. karena pada penyakit ini semakin banyak ditemukan kasus TBC maka semakin menunjukkan kinerja suatu daerah dalam penanganan TBC.

Pemerintah pusat telah menghitung beban TBC di setiap provinsi. Berdasarkan hasil survei , Sulsel ditargetkan memiliki beban TB sebanyak 30.985 kasus. Target ini turun dari tahun 2021 yakni 31.022, sedangkan tahun 2022 ini Sulsel ditargetkan sebanyak 30.985 kasus.

“Temuan kasus tahun 2022 juga lebih baik dari tahun 2021 yang hanya 49 persen dari target. Tahun 2022 kita berhasil menemukan 65,79 persen kasus. Semakin tinggi temuan maka semakin baik kinerjanya,” ujar Julia.

2. Penyebab kurangnya kasus temuan di tahun 2021

20.388 Kasus TBC Ditemukan di Sulsel Tahun Laluilustrasi penelitian laboratorium bakteri TBC (unsplash.com/CDC

Temuan kasus TBC yang masih rendah di tahun 2021, dapat dikaitkan dengan efek dari COVID-19. Hal senada disampaikan Kasri Riswadi selaku Koordinator Program Yayasan Peduli Tuberkulosis Sulawesi Selatan atau Yamali TB Sulsel. Dia menyatakan bahwa kedatangan pandemi COVID-19 di awal tahun 2020 sangat berpengaruh dalam penanggulangan TB.

“Dari sisi suspek TBC, masyarakat semakin ragu untuk memeriksakan diri ke layanan tersebut karena takut disebut COVID-19, yang berdampak pada temuan kasus TBC yang menurun drastis di tahun 2020 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, " Kasri menjelaskan.

3. Pengobatan TB kurang optimal selama pandemik COVID-19

20.388 Kasus TBC Ditemukan di Sulsel Tahun LaluIlustrasi COVID-19. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Pada tahun jumlah temuan kasus dinilai kembali meningkat seiring dengan status pandemi yang juga berimbas pada kasus maupun penyebaran informasi. Sedangkan dari sisi penanganan juga sama. Tidak sedikit tenaga kesehatan yang menangani TB dipindahkan untuk menangani kasus COVID-19.

“Pengobatan TB juga menjadi kurang optimal dari sebelumnya. Ada juga keterkaitan antara COVID-19 dan TB, TB komorbid bahkan beberapa kali disebutkan bahwa sebagian kematian akibat COVID-19 bukan karena COVID tetapi karena TBC,” kata Kasri.

Baca Juga: Surati Bill Gates, Indonesia Ikut Uji Klinis Vaksin TBC

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya