ilustrasi modus penipuan via QR Code (pexels.com/Julio Lopez)
Dewi menjelaskan, para pelaku awalnya datang di Apoteknya di bilangan Jalan Syekh Yusuf, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Rabu (31/7/2024) siang. Mereka mengaku dari utusan Dinas Sosial Makassar yang tengah melakukan pengadaan barang.
“Saya tanya pengadaan dari mana, katanya dari Dinsos. Dia bilang juga pernahmi juga belanja di sini temanku. Tapi dia dimutasi jadi saya ganti bagian pengadaannya,” ungkapnya.
Saat melakukan pembayaran, pelaku mengaku hanya bisa menggunakan mobile banking. Pelaku kemudian memperlihatkan bukti transfer yang sebenarnya palsu. “Dia kasih lihat saya hpnya, bilang boleh dicek apakah sudah benar,” jelas Dewi.
Selain itu, pelaku juga meminta nomor telepon Dewi. “Bahasanya ada kepala dinas berkunjung di kantor. Kemudian dia telepon temannya katanya dari kantor Dinsos untuk jemput barang itu. Dia pakai maxim,” kata Dewi.
Tidak lama setelah itu, lanjut Dewi, mobil Maxim datang menjemput pelaku dan barang yang dibelinya menggunakan bukti transfer palsu, sementara satu pelaku lagi pergi dengan sepeda motor.
Belakangan, Dewi mengaku kaget, transaksi pembayaran orang tak dikenal itu tak masuk dalam mutasi rekening pemilik toko. "Tanggal 2 pagi, owner mengirimkan mutasi rekeningnya, saya lihat tidak ada jumlah segitu (Rp7.085.500) masuk. Saya panik, minta HRD cek CCTV, cek semua, dari situ yang bisa saya ambil plat mobil Maxim saja yang kelihatan plat nomornya DD 1626 QI,” ungkapnya.
Dewi makin panik, ketika ternyata aksi serupa terjadi di cabang toko lain, tepatnya di Jalan Anuang, Kecamatan Mamajang. “Modusnya sama. Saya sudah lapor ke Polsek Rappocini,” ungkapnya.