Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi hujan. (IDN Times/Febriana Sinta)

Intinya sih...

  • BMKG memperingatkan Sulawesi Selatan terutama Maros, Pangkep, Barru, Luwu Raya, dan Toraja untuk waspada banjir dan tanah longsor hingga akhir Maret 2025.
  • Curah hujan tinggi di Sulsel dipengaruhi oleh awan cumulonimbus hingga 21 Maret, dengan wilayah pantai barat tetap diguyur hujan.
  • Prediksi BMKG menyatakan bahwa intensitas hujan di beberapa daerah akan berkurang mulai April, namun musim kemarau diperkirakan baru melanda pantai barat Sulsel pada Mei 2025.

Makassar, IDN Times - Sulawesi Selatan masih berpotensi diguyur hujan lebat hingga akhir Maret 2025. Sejumlah wilayah, terutama Maros, Pangkep, Barru, dan kawasan utara seperti Luwu Raya serta Toraja, diminta waspada terhadap kemungkinan banjir dan tanah longsor.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lebat tersebut. Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Sulsel, Ayi Sudrajat, menyampaikan bahwa wilayah Sulawesi Selatan, khususnya Maros dan sekitarnya, masih berpotensi mengalami curah hujan tinggi pada dasarian ketiga, yakni 21 hingga 31 Maret.

"Untuk prediksi kita kemarin disampaikan untuk dasarian 2, Maret, memang ada potensi peluang curah hujan masih tinggi di Sulawesi Selatan pada umumnya, Maros khususnya. Nah untuk dasarian 3 potensi hujannya masih ada," kata Ayi, Jumat (21/3/2025).

1. Sejumlah wilayah masih akan diguyur hujan

Ilustrasi hujan. (IDN Times/Sukma Shakti)

Ayi menjelaskan kondisi ini dipengaruhi oleh masih aktifnya awan cumulonimbus hingga 21 Maret. Hal inilah yang berkontribusi terhadap meningkatnya curah hujan.

Wilayah pantai barat seperti Maros, Pangkep, Barru, dan Makassar masih akan diguyur hujan. Begitu juga dengan kawasan utara Sulsel, termasuk Toraja Utara, Toraja, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, dan Palopo.

BMKG memprediksi bahwa mulai April, intensitas hujan di beberapa daerah, terutama di pantai barat Sulsel seperti Maros, Pangkep, dan Barru, akan mulai berkurang. Namun, wilayah utara Sulsel seperti Luwu Raya dan Toraja justru akan memasuki fase puncak musim hujan.

"Memang fase April ini, musim hujannya tinggi di sana. Posisi hujan di daerah Sulawesi Selatan masih tinggi. Jadi, perlu diwaspadai yang berada di sana untuk bulan Maret dan April terutama April nanti," jelas Ayi. 

2. Musim kemarau diprediksi bulan Mei

Ilustrasi kemarau (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

BMKG juga berencana merilis informasi khusus terkait prediksi musim kemarau dalam waktu dekat untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai dampaknya terhadap masyarakat, termasuk sektor pertanian dan ketersediaan air. Namun, BMKG memperkirakan musim kemarau mulai melanda pantai barat Sulsel pada Mei 2025 mendatang.

"Nanti kami akan berikan press release khusus tentang prediksi kemarau kita namun pada saat ini kita sampaikan sebagai awal bahwa di bulan Mei, Juni kita sudah memasuki fase musim kemarau," kata Ayi.

3. Imbauan BMKG jelang mudik lebaran

ilustrasi mudik (pexels.com/JS Leng)

Menjelang musim mudik Lebaran, BMKG mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan cuaca. Hal ini guna menghindari potensi gangguan perjalanan akibat cuaca ekstrem.

BMKG merekomendasikan masyarakat untuk menggunakan aplikasi Info BMKG yang tersedia di Android dan iOS. Masyarakat yang menggunakannya bisa memperoleh informasi cuaca secara real-time.

Melalui aplikasi ini, masyarakat dapat mengecek kondisi cuaca di jalur darat, laut, dan udara yang akan dilalui saat mudik. Dengan begitu, perjalanan mudik bisa lebih aman dan nyaman. 

"Di dalam Info BMKG itu dimuat informasi lalu lintas mudik. Misalnya bapak ibu sekalian akan melakukan mudik di jalur darat, laut, udara, itu sudah di Info BMKG. Tinggal diklik saja ingin ke mana, di situ tertera informasi informasi cuaca di saat mudik lebaran," kata Ayi.

Editorial Team