Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
H Sultan (60) warga yang rumahnya dibakar massa tawuran antarkelompok warga di Kecamatan Tallo, Makassar. (Foto/Istimewa)
H Sultan (60) warga yang rumahnya dibakar massa tawuran antarkelompok warga di Kecamatan Tallo, Makassar. (Foto/Istimewa)

Intinya sih...

  • H Sultan kesal karena polisi tak merespons tawuran antarkelompok di Tallo, Makassar

  • Warga mengeluh polisi tidak bisa atasi konflik dan kehilangan harta benda akibat tawuran

  • Kapolsek Tallo membantah tuduhan pembiaran, menyebut polisi sibuk dengan bentrok lain di wilayah sekitar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - H Sultan (60), salah satu warga yang rumahnya terbakar saat tawuran antar kelompok di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, mengungkapkan kekesalannya. Dia mengaku sebelum kejadian sudah melapor ke polisi soal aktivitas tawuran, namun tak mendapat respons.

"Jadi saya telpon Polsek Tallo, tidak ada yang angkat. Awalnya masih anak-anak yang terlibat perang. Begitu lama-lama tambah banyak. Dari kemarin satu mobil habis (terbakar), tapi tidak ada respons di sini Polsek. Polisi menonton di jembatan, jelas ada pembiaran," ujar Sultan, Selasa (23/9/2025).

1. Polisi disebut hanya menonton dari jembatan

Rumah warga dibakar saat tawuran anatarkelompok warga di Kecamatan Tallo, Makassar pada Selasa (23/9/2025) Foto / Istimewa

Ia menuturkan, tawuran antar warga sebenarnya sudah lama terjadi dalam skala kecil. Namun, beberapa hari terakhir eskalasinya semakin memanas hingga merugikan warga yang tidak bersalah. Massa dari dua kubu bahkan saling serang menggunakan senjata tajam dan bom molotov.

"Di lempari saya bom molotov (ke rumah), jadi saya berusaha matikan. Tapi kalau saya buka pintu, jelas saya diserang, karena sudah banyak orang di luar," beber Sultan yang kini terpaksa mengungsi bersama istri dan kedua anaknya.

2. Warga klaim polisi tak bisa atasi konflik

Petugas Damkarmat Makassar saat padamkan api yang hanguskan rumah warga di Kecamatan Tallo, Selasa (23/9/2025) Foto /Istimewa

Keluhan serupa juga disampaikan Hj Ani, warga setempat. Ia mengatakan anak-anak di wilayah tersebut kerap terlambat bahkan tidak masuk sekolah karena berjaga menghadapi kemungkinan serangan.

"Dulu kalau perang, datang polisi sudah aman. Sekarang solusinya tidak ada. Kita melapor setiap hari, kadang saya pergi ke kantor polisi, tapi tidak ada solusi," kata Ani.

Kekecewaan turut diungkap Sarifah (38), yang kehilangan dua unit motor miliknya. Motor itu sehari-hari digunakan untuk bekerja sebagai ojek online bersama suaminya. "Banyak menyerang, yang terbakar motorku sama motornya suamiku. Pelaku bawa bensin dan bom molotov, bebas karena kondisi waktu itu sepi," ungkap dia.

Diketahui, tawuran di kawasan Tallo sudah berlangsung selama lima hari berturut-turut. Akibatnya, lima unit rumah semi permanen terbakar, satu mobil dan dua motor warga hangus, serta empat orang terluka terkena busur. Total sebanyak 35 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat aman.

3. Polisi bantah tak respons laporan warga saat terjadi tawuran antar kelompok

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana dan Kapolsek Tallo Kompol Syamsuardi dan beberapa anggota polisi saat meninjau TKP kericuhan di Kecamatan Tallo, Selasa (23/9/2025) Foto / Istimewa

Kapolsek Tallo, Kompol Syamsuardi, membantah tudingan bahwa polisi melakukan pembiaran saat pecahnya tawuran. Menurutnya, saat kejadian polisi justru sedang disibukkan dengan bentrok lain yang terjadi di wilayah Lembo dan Layang.

"Kami tidak bisa langsung bergerak karena tertahan di Lembo. Pada waktu bersamaan, perang kelompok pecah di Lembo dan Layang. Jadi jujur kami serba salah," kata Syamsuardi kepada IDN Times, Kamis (25/9/2025).

Ia menambahkan, petugas yang hendak mengamankan lokasi justru ikut menjadi sasaran. Warga yang berperang menyerang balik menggunakan busur.

"Mau ambil tindakan tegas dengan gas air mata juga tidak memungkinkan karena lokasi padat penduduk. Saat itu kami juga menerima laporan bahwa rumah di Jalan Kandea terbakar akibat bom molotov. Posisi kami benar-benar serba salah," katanya.

Editorial Team