Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Petugas memasang instalasi listrik di Pulau Gangga I, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Petugas memasang instalasi listrik di Pulau Gangga I, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. IDNTimes/Istimewa

Intinya sih...

  • Pulau Gangga dan Talise di Minut, Sulawesi Utara, akhirnya bisa merasakan listrik 24 jam per hari.

  • Sebelumnya, aktivitas masyarakat terbatas pada siang hingga malam hari.

  • Diharapkan perekonomian tumbuh dan masyarakat lebih produktif.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Manado, IDNTimes - Warga Pulau Gangga dan Talise di Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, akhirnya bisa menikmati listrik yang beroperasi 24 jam dalam sehari. Fasilitas yang sudah menjadi kebutuhan pokok ini merupakan hadiah dari Gubernur Sulut, Yulius Selvanus, lantaran warga kedua pulau tersebut membantu menyelamatkan korban kebakaran KM Barcelona VA beberapa waktu lalu.

Bertahun-tahun, masyarakat 2 pulau ini hanya mendapat pasokan listrik 12 jam per hari. Hal ini tentu membatasi aktivitas masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.

Hal ini dibenarkan oleh perangkat desa Pulau Gangga I, Christian Aroh. "Biasanya hanya menyala pukul 13.00-01.00 WITA," ujarnya ketika dihubungi, Jumat (15/8/2025).

1. Tak bisa simpan hasil tangkapan

Petugas dan warga mengangkut instalasi listrik yang baru tiba di Pulau Gangga I, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara. IDNTimes/Istimewa

Sebelumnya, para nelayan tak bisa menyimpan hasil tangkapan karena mesin pendingin tak berfungsi maksimal. Otomatis setelah melaut nelayan harus menjualnya ke Likupang daratan.

Itupun, mereka tak bisa menjual mahal. "Karena tidak bisa disimpan lama, jadi supaya cepat laku dijual murah," tutur Christian.

Selain itu, nelayan juga jadi lebih boros bahan bakar minyak (BBM). Padahal, jika ingin membeli BBM mereka juga harus ke Likupang.

2. Pelayanan publik tak maksimal

Siswa-siswa SD Inpres Talise di Pulau Talise, Minut, Sulawesi Utara, berjoget dengan musik untuk merayakan HUT ke-80 RI. IDNTimes/Istimewa

Lantaran listrik yang terbatas, pelayanan publik juga tak bisa maksimal. Padahal, di sana ada beberapa fasilitas publik yang vital seperti Kantor Desa Gangga I, rumah ibadah, dan beberapa sekolah.

Perangkat desa pun sudah berulang kali mengajukan permohonan ke PLN UID Suluttenggo. "Namun ditolak, alasannya mempertimbangkan untung dan rugi," tambahnya.

Christian pun berharap pasokan listrik ini bisa menyebar ke pulau-pulau lainnya. Pasalnya, pulau sekitar seperti Pulau Mantehage dan Talise mengalami hal serupa.

3. Anak-anak bisa belajar kapan saja

Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus bersama Wakil Gubernur Sulut Victor Mailangkay dan Kapolda Sulut Irjen Pol Roycke Langie saat seremonial operasional listrik 24 jam di Pulau Gangga dan Talise, Minut, beberapa waktu lalu. Dok. Pemprov Sulut

Gubernur Sulut, Yulius Selvanus, membenarkan bahwa kehadiran listrik di Gangga dan Talise merupakan hadiah dari Pemprov Sulut. Hal ini merupakan bentuk apresiasi kesigapan warga 2 pulau tersebut ketika menyelamatkan KM Barcelona VA.

Ia berharap listrik bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat kepulauan. Langkah ini menjadi titik awal bagi Pemprov Sulut untuk menghadirkan fasilitas listrik yang memadai di pulau-pulau sekitar.

"Dua pulau tentunya akan menjadi terang benderang dan itu membuat anak-anak sekolah di sana bisa belajar tanpa dibatasi waktu lagi," ujar Yulius.

Editorial Team