Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa menyampaikan kuliah umum di Poltekpar Makassar, Kamis (15/5/2025). (Dok. Istimewa)
Ni Luh Puspa menyampaikan bahwa pada tahun 2025, Kemenpar mengusung lima program unggulan. Yaitu Wisata Bersih, Kecerdasan Buatan dan Digitalisasi, Pariwisata Naik Kelas, Event dengan IP Indonesia, dan Desa Wisata.
Memasuki era baru, sektor pariwisata Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kemajuan teknologi. Konsep Tourism 5.0 kini menjadi fondasi utama dalam strategi pengembangan pariwisata nasional. Pemanfaatan teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), serta pengembangan layanan berbasis teknologi menjadi prioritas dalam memperkuat daya saing destinasi wisata di tingkat global.
Di samping digitalisasi, aspek keberlanjutan lingkungan menjadi perhatian utama. Melalui program Gerakan Wisata Bersih, pemerintah berkomitmen menjaga kebersihan dan kenyamanan destinasi wisata di seluruh pelosok negeri. Pembentukan tim khusus dan pembangunan infrastruktur sanitasi menjadi langkah konkret dalam menciptakan lingkungan wisata yang sehat dan ramah bagi pengunjung.
Tren wisata minat khusus pun terus didorong, dengan fokus pada tiga sektor unggulan: kuliner (gastronomi), wisata bahari, dan wellness tourism. Inisiatif ini bertujuan memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi kelas dunia yang tak hanya menawarkan panorama alam, tetapi juga pengalaman budaya, kesehatan, dan gaya hidup yang autentik.
Salah satu langkah strategis yang akan diintensifkan pada 2025 adalah pengembangan event-event internasional berbasis Intellectual Property (IP) lokal. Dengan menonjolkan warisan budaya dan kekayaan tradisi, Indonesia ingin memantapkan diri sebagai tuan rumah event global yang mampu mendongkrak pariwisata sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi ekonomi kreatif dan masyarakat lokal.
Selain itu, pengembangan desa wisata tetap menjadi ujung tombak dalam mendorong pariwisata berbasis komunitas. Tahun ini, Kementerian Pariwisata akan meningkatkan kualitas serta jumlah desa wisata, yang kini telah mencapai lebih dari 6.057 desa di 38 provinsi. Tujuannya adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi pedesaan dan menjadikan desa wisata sebagai bagian penting dari ekosistem pariwisata nasional yang berdaya saing global.