Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
20251112_095809.jpg
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) RI, Prof Stella Christie saat membawakan materi di FLC 2025 Regional III di UMI Makassar, Rabu (12/11/2025). (IDN Times / Darsil Yahya)

Intinya sih...

  • Wamen Stella ajak mahasiswa Sulampua berpikir analitis dan kritis. Dalam kegiatan Program Indonesia Future Leaders Camp (FLC) 2025 Regional III di Auditorium Al-Jibra UMI, Makassar, Wamen Stella mengajak peserta untuk berpikir penuh analisis.

  • Tekankan pentingnya melakukan analisis. Wamen Stella menekankan pentingnya melakukan analisis yang komprehensif untuk membantu mahasiswa berpikir lebih objektif dan ilmiah dalam menghadapi permasalahan.

  • Wamen berikan 3 tips membuat kebijakan. Wamen Stella memberikan tips pribadinya dalam memaparkan kerangka berpikir praktis yang selalu ia gunakan dalam membuat analisis dan keputusan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) RI, Prof Stella Christie mengajak sekitar 60 perwakilan mahasiswa dari wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua untuk berpikir penuh analisis.

Ajakan itu disampaikan dalam kegiatan Program Indonesia Future Leaders Camp (FLC) 2025 Regional III di Auditorium Al-Jibra Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/11/2025).

Wamen Stella berharap puluhan mahasiswa yang merupakan ketua atau pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di tingkat universitas mampu menjadi generasi pemimpin muda Indonesia yang berintegritas, adaptif, visioner, serta berdaya saing tinggi.

1. Tekankan pentingnya melakukan analisis.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) RI, Prof Stella Christie foto bersama Rektor, PJU dan peserta FLC 2025 Regional III di UMI Makassar, Rabu (12/11/2025). (IDN Times / Darsil Yahya)

Dalam pemaparannya, Wamen Stella menekankan pentingnya melakukan analisis, untuk itu para peserta diminta untuk tidak hanya pasif mendengarkan, namun ikut berpikir terkait Dampak, Keterlaksanaan, dan Resistansi.

“Sebagai pemimpin, Anda harus bisa berdiskusi dan membuka diri terhadap perbedaan. Itu yang namanya 'trigger warning'. Hal itulah yang akan menjadi bekal sebagai pemimpin,” katanya dihadapan puluhan mahasiswa.

Menurutnya, membiasakan diri melakukan analisis yang komprehensif akan membantu mahasiswa berpikir lebih objektif dan ilmiah dalam menghadapi permasalahan.

“Kita perlu belajar melihat keseluruhan data, termasuk yang tidak tampak. Itulah inti dari analisis yang sehat dan berpikir ilmiah,” ujarnya.

2. Wamen berikan 3 tips membuat kebijakan.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) RI, Prof Stella Christie usai membawakan materi di FLC 2025 Regional III di UMI Makassar, Rabu (12/11/2025). (IDN Times/Darsil Yahya)

Dia juga mengatakan, analisa yang tepat tidaklah mudah. Analisa yang salah menghasilkan kesimpulan dan tindakan yang salah. Olehnya itu, Wamen Stella menekankan kepada mahasiswa menggunakan data yang menyeluruh dalam melakukan analisa.

"Karena apabila salah mengambil analisa akan tercipta kesalahan dalam pengambilan keputusan yang akan berdampak buruk bagi orang banyak,” jelasnya.

Wamen Stella memberikan tips pribadinya dalam memaparkan kerangka berpikir praktis yang selalu ia gunakan dalam membuat analisis dan keputusan. Pertama dalam hal mengukur impact (dampak), Feasibility (Keterlaksanaan) dan Resistance (Resistensi).

Usai memberikan materi, Wamen Stella mengaku kagum dengan antusias mahasiswa, karena mereka fokus dan aktif berdiskusi dalam forum FLC. "Kesannya senang sekali melihat mahasiswa kita sangat bergairah untuk sungguh-sungguh memikirkan,"ujarnya.

3. Kehormatan bagi UMI jadi tuan rumah FLC

Rektor UMI, Prof Hambali Thalib. (IDN Times/Darsil Yahya)

Ia juga merasa terharu dengan semangat mahasiswa yang hadir, menurutnya ini jadi pertanda baik bagi masa depan kepemimpinan Indonesia.

"Saya rasa, kalau mahasiswa kita menjadi mahasiswa yang mampu untuk beranalisa, menggunakan data, dan melakukan perbandingan alternatif, kita akan menjadi bangsa yang kuat," tandasnya.

Sementara itu, Rektor UMI Prof Hambali Thalib mengatakan kegiatan ini menjadi kehormatan tersendiri bagi UMI karena dihadiri langsung oleh Wamen Diktisaintek.

"Ditunjuknya UMI sebagai tuan rumah FLC merupakan kehormatan bagi kami karena langsung dihadiri oleh Bu Wamen," sebutnya.

Hambali menambahkan kegiatan ini diikuti 60 peserta dari berbagai provinsi di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua. Seluruh peserta merupakan pengurus BEM universitas maupun organisasi ekstra kampus yang lolos seleksi ketat.

"Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kampusnya sebagai tuan rumah FLC Regional III," katanya.

Editorial Team