Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_9734-1024x705.jpeg
Wali Kota Makassar studi banding di Jakpro, Rabu (20/7/2025), dalam rangka perencanaan pembangunan stadion di Untia. (Dok. Humas Pemkot Makassar)

Makassar, IDN Times - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menunjukkan komitmennya dalam percepatan pembangunan Stadion Untia yang berlokasi di Kecamatan Biringkanaya. Salah satu langkahnya, melakukan studi lapangan ke Jakarta International Stadium (JIS), Rabu (30/7/2025), bersama jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menjadi sektor utama dalam pembangunan stadion tersebut.

Rombongan Pemkot Makassar diterima langsung oleh Direktur Proyek JIS dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin, bersama Head of SBU JIS, Shinta Syamsu Arief dan jajaran direksi lainnya.

Turut hadir dalam kunjungan ini antara lain Sekda Kota Makassar A. Zulkifly Nanda, Kepala Dinas PU Zuhaelsi Zubir, Plt Kepala Dinas Penataan Ruang Fuad Azis, Kepala Bapenda Andi Asminullah Azis, Kepala Bappeda Muhammad Dahyal, Kepala DLH Helmy Budiman, Kepala Dinas Perdagangan Evi Aprialty, serta Ketua Tim Ahli Pemkot Makassar Hudli Huduri dan Prof. Dr. Nurlina Zubair.

Dalam keterangannya, Wali Kota Makassar menyatakan bahwa pembangunan Stadion Untia tidak hanya ditujukan untuk olahraga, tetapi juga menjadi bagian dari strategi pengembangan kawasan ekonomi baru.

“Ada dua hal utama mengapa kami datang ke sini. Pertama, kami sedang dalam proses membangun stadion sepak bola yang akan menjadi trigger atau pemicu tumbuhnya kawasan ekonomi baru di Kota Makassar,” kata Munafri.

1. Stadion Untia ditarget rampung groundbreaking awal 2026

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin bersama Direktur Jakarta Propertindo, Iwan Takwin, meninjau lokasi pembangunan stadion di Untia, Sabtu (8/3/2025). (Dok. Humas Pemkot Makassar)

Munafri mengungkapkan bahwa atmosfer sepak bola yang kuat di Kota Makassar menjadi alasan penting dibalik pembangunan stadion. Meski kapasitasnya kelak hanya seperempat dari JIS, stadion ini diharapkan menjadi ikon baru kota yang memenuhi standar internasional.

“Kami targetkan kapasitasnya di angka 15.000 sampai 20.000 kursi. Tapi yang lebih penting dari itu, kami ingin stadion ini memenuhi kaidah dan regulasi internasional agar bisa digunakan di semua level pertandingan, baik nasional maupun internasional,” lanjutnya.

Pembangunan stadion yang berdiri di atas lahan seluas lebih dari 6 hektare ini ditargetkan memulai tahap fisik pada awal tahun 2026. Saat ini, sejumlah dokumen teknis seperti Feasibility Study (FS), Detail Engineering Design (DED), Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), Analisis Dampak Lalu Lintas (Amdalalin), dan sertifikasi lahan tengah dirampungkan.

“Kami ingin pembangunan stadion ini menjadi model pembangunan yang terencana, terukur, dan bisa dipertanggungjawabkan dari semua sisi: teknis, legal, dan manfaatnya bagi masyarakat,” tegas Munafri.

Ia menambahkan, “Kami targetkan seluruh dokumen—mulai dari feasibility study, Amdal, DED hingga sertifikasi tanah bisa diselesaikan di tahun ini. Sehingga akhir 2025 atau awal 2026 kita bisa mulai pekerjaan fisik stadion.”

2. Ikhtiar mewujudkan infrastruktur berkelas di Timur Indonesia

Penampakan Jakarta International Stadium yang dipakai untuk IYC 2021.

Munafri yang berlatar belakang pengusaha menegaskan bahwa pembangunan stadion ini telah masuk dalam prioritas program unggulan Pemkot Makassar, sejalan dengan visi-misi bersama Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham. Ia menegaskan, proyek ini akan menjadi penggerak ekonomi, budaya, dan kebanggaan warga Kota Makassar.

“Kita ingin stadion Untia ini menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi baru. Bukan hanya tempat pertandingan sepak bola, tetapi juga memicu kegiatan UMKM, pariwisata, serta membuka lapangan kerja baru,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam perencanaan dan pengawasan teknis. Pemkot Makassar akan melibatkan akademisi dari perguruan tinggi yang memiliki keahlian di bidang arsitektur, teknik sipil, dan tata kota.

“Kita butuh transfer pengetahuan dan pemantauan independen agar pembangunan stadion ini benar-benar sesuai dengan best practice,” imbuhnya.

Dalam kunjungan tersebut, Munafri bersama Direktur Jakpro Iwan Takwin juga memantau langsung struktur lapangan JIS sebagai bahan rujukan pembangunan Stadion Untia.

3. Belajar dari Jakpro, mengelola proyek strategis kota

Jakarta International Stadium (JIS) (jakarta-tourism.go.id)

Direktur Proyek Jakpro, Iwan Takwin, menjelaskan kepada rombongan bahwa PT Jakarta Propertindo merupakan satu dari 14 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov DKI Jakarta yang fokus pada sektor infrastruktur strategis dan pelayanan publik.

“Jakpro ini adalah satu dari 14 BUMD milik Pemprov DKI Jakarta. Kami fokus pada infrastruktur strategis dan pelayanan publik,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan sejarah panjang perusahaan yang awalnya merupakan Badan Pengelola Kawasan Blok M Fluid di era 70–80an dan kemudian menjadi Jakpro pada tahun 2000. Saat ini, Jakpro mengelola sejumlah kawasan strategis di wilayah utara dan timur Jakarta serta memiliki tujuh anak usaha dan beberapa afiliasi.

“Jakpro memiliki dua peran utama. Pertama, sebagai badan usaha pelayanan publik yang menjalankan penugasan langsung dari Pemprov DKI. Kedua, sebagai entitas bisnis yang harus kompetitif secara korporasi,” tambahnya.

Beberapa proyek strategis yang telah dikerjakan antara lain pembangunan JIS, revitalisasi kawasan Monas, dan pembangunan sistem utilitas kota. Iwan juga membuka sesi pemaparan teknis oleh unit infrastruktur Jakpro untuk memberikan gambaran menyeluruh mengenai proses pembangunan JIS kepada rombongan Pemkot Makassar.

Dengan kunjungan ini, Pemerintah Kota Makassar menegaskan keseriusannya dalam menghadirkan Stadion Untia sebagai infrastruktur monumental yang tidak hanya membanggakan kota, tetapi juga berkontribusi pada penguatan ekosistem olahraga dan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia.

Editorial Team