Viral Sejumlah ABG Putri Goyang Erotis, DP3A Makassar Turun Tangan
- Tim Reaksi Cepat (TRC) UPT PPA Makassar usut dugaan pornoaksi ABG putri yang viral di sosial media.
- Video bergoyang erotis mendapat respon negatif dari netizen, sudah 116.230 kali diputar.
- Muslimin Hasbullah: Asesmen mendalam terhadap anak-anak, edukasi agar melakukan hal positif dan mengembangkan potensi.
Makassar, IDN Times - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar melalui Tim Reaksi Cepat (TRC) Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) tengah mengusut dugaan pornoaksi yang dilakukan sejumlah Anak Baru Gede (ABG) putri yang viral di sosial media.
Kepala UPTD PPA Dinas PPPA Kota Makassar Muslimin Hasbullah menyampaikan, keprihatinan pemerintah atas tingkah laku sekelompok pemudi di dalam video yang berdurasi 15 menit itu. “Itu sudah jauh keluar dari konten yang seharusnya,” kata Muslimin ditemui di kantornya, Rabu (19/06/2024).
1. Video disebut tidak layak konsumsi
Video yang diunggah akun Instagram @makassarviral_ pada Selasa 18 Juni 2024 itu mendapat respon negatif dari netizen. Per hari ini Pukul 19.32 WITA, postingan itu telah dikomentari 539 akun. Video itu sendiri sudah 116.230 kali diputar.
Video itu menampilkan tujuh ABG putri bergoyang erotis. Di awal video, seorang dari mereka mengatakan. “Manami itu yang cari anak Maccini. Adama!” Setelah itu mereka bergoyang erotis di aspal.
Muslimin bilang, ulah konten erotis dapat meresahkan masyarakat. Selain itu dapat menstimulus anak remaja lainnya berbuat hal serupa. “Apalagi kalau di video itu kita taksir usianya masih SMP,” ujarnya.
2.DP3A berikan asesmen
Dia menambahkan, Tim Reaksi Cepat UPT PPA Makassar telah mencari tau kejadian itu. Namun, karena alasan keamanan anak-anak itu, Muslimin tidak membeberkan identitas dan alamat mereka.
“Yang jelas kita sudah lakukan asesmen secara mendalam terhadap anak-anak tersebut. Termasuk anak-anak remaja di lingkungan sekitarnya. Juga orang tuanya. Karena bisa saja anak-anak lain melakukan tindakan yang seperti itu,” ungkapnya.
3. Persaingan antar geng
Menurut Muslimin, dari hasil pendalaman ditemukan ada unsur persaingan geng. “Menjurus ke hal tersebut. Makanya kita lakukan asesmen secara merata melibatkan orang tua dan pemerintah di sana,” ujarnya.
Dia menambahkan, penyampaian dalam edukasi yang dilakukan pihaknya yakni agar remaja-remaja melakukan hal positif. “Kita gali potensi apa dari mereka yang bisa dikembangkan. Kalau suka buat konten. Kita berikan pendampingan untuk membuat konten yang lebih edukatif,” tutup Muslimin.
