Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Kekerasan. (IDN Times/Sukma Shakti)

Makassar, IDN Times - Seorang perawat bernama Arfah di Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel), dikeroyok keluarga pasien. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 26 Agustus 2023. Pengeroyokan perawat tersebut terekam kamera warga lalu viral di media sosial.

Menurut Kasat Reskrim Polres Luwu, AKP Muhammad Saleh, Arfah telah melaporkan peristiwa pengeroyokan yang dialaminya itu. "Korban sudah melapor. Dan laporannya ini sementara ditindaklanjuti," kata Saleh kepada jurnalis.

1. Kronologi pengeroyokan perawat

ilustrasi kekerasan (IDN Times/Nathan Manaloe)

Pengeroyokan yang dialami Arfah berawal saat para pelaku membawa seorang anggota keluarganya untuk berobat di Puskesmas Bua, tempat Arfah bertugas. Saat itu, korban meminta agar keluarga pasien tidak masuk ke ruangan penanganan agar tidak mengganggu. Namun, keluarga pasien disebut tersinggung. Akibatnya, para pelaku menyeret korban hingga ke halaman Puskesmas Bua lalu dikeroyok.

"Melakukan pemukulan terhadap korban pada muka, kepala, leher dan lengan," Saleh menerangkan.

Sejumlah luka dialami Arfah akibat pengeroyokan itu. Pelipis kiri korban bengkak, leher bagina belakang terdapat luka gores, dan daun telinga kiri kesakitan.

"Korban sempat diseret keluar Puskesmas dan dianiaya. Untung, dia (Arfah) cepat menyelamatkan diri dari kepungan para pelaku," kata Saleh.

2. Pasien kecelakaan lalu lintas

Ilustrasi kecelakaan (IDN Times/Cije Khalifatullah)

Saleh menerangkan, pasien yang hendak ditangani oleh petugas Puskesmas merupakan korban kecelakaan lalu lintas. Saat itu, keluarga pelaku ramai-ramai datang ke Puskesmas untuk melihat pasien.

"Pada saat itu keluarganya korban lakalantas ini datang semua, karena kondisi sekarat. Keluarganya datang semua untuk melihat ini korban. Hanya kan prosedurnya Puskesmas itu kan tidak boleh banyak orang di dalam, makanya perawat ini menegur untuk mereka keluar. Tapi salah satu keluarga ini tidak terima akhirnya dia pukul itu perawat," ucap Saleh.

Pihak Kepolisian, kata Saleh, menunda penindakan terhadap para pelaku karena pasien yang dirawat tersebut, meninggal dunia. "Korban lakalantas itu kan meninggal dunia, orangtuanya ini (pelaku) meninggal dunia," tambahnya.

3. Para pelaku ditangkap polisi

Ilustrasi. Seorang pelaku perdagangan orang dengan tangan terborgol saat dihadirkan di Polda Jateng. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Satuan Reserse Kriminal Polres Luwu menangkap dua pelaku yang mengeroyok Arfah. Pada Selasa (29/8/2023), mereka telah ditetapkan sebagai tersangka.

Saleh mengatakan, dua tersangka pengeroyokan perawat Puskesmas Bua, merupakan ayah dan anak berinisial IB (47) dan Y (23).

"Sudah diamankan dua orang. Sekarang keduanya sudah berstatus sebagai tersangka," kata Saleh.

Pelaku IB dan Y saat diinterogasi, mengakui telah mengeroyok Arfah, karena khilaf ingin melihat keluarganya yang sekarat usai kecelakaan lalu lintas.

“Keduanya sudah kami tahan, pelaku mengaku khilaf dan bersalah saat kejadian itu dia terbawa emosi karena melihat keluarganya sudah sekarat,” kata Saleh.

Editorial Team